Memahami Serangan Panik dan Panduan Mengatasinya (Bagian 2)

Memahami Serangan Panik dan Panduan Mengatasinya

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Memahami Serangan Panik dan Panduan Mengatasinya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Salah satu aktivitas yang dimunculkan oleh berbagai penelitian gangguan kecemasan dalam beberapa tahun terakhir, adalah sebuah teknik yang disebut "anxiety reappraisal."

Idenya adalah ketika pikiran dan tubuh sedang tegang, lebih mudah menyalurkan energi tersebut daripada menghentikannya. Kalau kamu merasa jantung berdetak kencang, coba salurkan energi itu ke sebuah proyek dibanding, misalnya, bermeditasi. Metode ini dimaksudkan untuk menganulir kecemasan.

Kalau kamu penggemar acara TV Orange is the New Black, ada sebuah adegan ketika Daya mengalami serangan panik dan Bennett, bukannya menyuruh dia beristirahat, malah memaksanya melakukan jumping jack. Ini sebetulnya solusi medis yang masuk akal.

Berolahraga memaksamu bernapas lebih dalam dibanding hiperventilasi, dan membantumu terhubung kembali dengan dunia fisik di sekitarmu, bukan dunia di dalam pikiran kita yang sedang kacau balau, jelas Beard.

Lakukan latihan pernapasan yang benar

Latihan pernapasan telah lama menjadi solusi penanganan bagi gangguan kecemasan, kerap dimunculkan oleh artikel panduan meditasi, hingga di acara TV dimana seorang karakter bernapas ke dalam sebuah kantong plastik.

Realitanya, ada banyak debat tentang seberapa efektif solusi ini. Bernapas dalam-dalam bisa menyebabkan seseorang mengeluarkan terlalu banyak karbon dioksida, menyebabkan gejala seperti pusing-pusing, mati rasa, dan justru menimbulkan sesak napas.

"Mencoba mengambil napas dalam-dalam justru bisa memperparah rasa panik, karena dalam situasi seperti itu sulit untuk bernapas dalam-dalam," jelas Johanson. "Berkonsentrasi dalam napas yang dikeluarkan akan membiarkan tubuh berfokus dalam sisi lain pernapasan, tanpa harus bernapas dalam-dalam."

Ini akan membuatmu fokus dengan aliran pernapasan alami, dan bukan memaksa tubuh terburu-buru mengambil napas dalam-dalam dan memperparah rasa panik.

Sadar bahwa bernapas dalam-dalam menjadi solusi salah kaprah ketika terjadi serangan panik, para peneliti di Stanford dan universitas-universitas Southern Methodist mengembangkan metode CART (capnometri atau latihan pernapasan bantuan) yang menggunakan teknik pernapasan dangkal namun konsisten.

Teknik ini diterapkan dengan bantuan sebuah komputer atau app penghitung waktu, mengajari pengguna untuk menormalkan pernapasan ketika serangan panik terjadi, dan membantu menstabilkan tingkat kecemasan.

Selalu sedia pengingat teknik penanganan yang berguna di dekatmu

Apabila ada teknik yang sudah pernah manjur untukmu, akan sangat membantu memiliki catatan teknik-teknik ini di dekatmu. Johanson bahkan menganjurkan untuk membawa catatan setiap saat. Dia menyarankan kita bepergian dengan "daftar catatan teknik yang cukup kecil, dan bisa dibawa-bawa di tas atau dompet."

Sama seperti banyak hal, pencegahan adalah obat yang terbaik. Hunt telah mengatur rutinitasnya untuk menghindari kebiasaan yang kerap menyebabkan gangguan kecemasan timbul, dan membudayakan kebiasaan yang membantunya menghindari rasa panik.

Dia juga menyesuaikan pilihan makannya (membatasi gula dan tidak minum kafein), dan menghindari acara TV dan film yang penuh kekerasan, dan tentunya rajin berolah raga dan bermeditasi.

Banyak orang berpikir cara terbaik untuk melawan serangan panik adalah dengan menghindari pencetus (trigger) rasa panik. Masalahnya, pencetus ini kerap sangat random dan sulit diantisipasi. Dan tentunya kita tidak bisa menghindari segala sesuatu di dunia yang mungkin mengancam kita.

Kalau kamu bisa tahan, penanganan gangguan panik yang efektif dan umum adalah terapi eksposur, melibatkan pasien menghadapi hal-hal yang mereka takuti atau pencetus rasa panik.

"Ini memusingkan buat banyak orang," kata Bienvenu. "Tapi dengan cara mengekspos sesorang dengan gejala gangguan kecemasan mereka di ruang yang aman, dan membiarkan mereka merasakan sensasinya hingga lewat sendiri nanti, sangat membantu. Dan yang luar biasa, sensasinya justru akan lewat dengan sendirinya ketika kita tidak berusaha kabur."

"Penting bagi orang untuk tidak meyakinkan diri sendiri bahwa mereka lemah atau cacat," jelas Bienvenu. "Serangan panik memang alami, dan sesuai dengan sistem biologi manusia. Penerima serangan panik itu tidak cacat sama sekali, mereka semua normal."

Related

Tips 2228090097866944293

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item