Sejarah dan Fakta-fakta Estonia yang Perlu Kita Tahu (Bagian 7)

Sejarah dan Fakta-fakta Estonia yang Perlu Kita Tahu

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah dan Fakta-fakta Estonia yang Perlu Kita Tahu - Bagian 6). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Estonia kini sangat terpengaruh oleh pembangunan di Finlandia, Swedia, dan Jerman – tiga mitra dagang utama. Pemerintah menaikkan belanja untuk inovasi. Perdana menteri yang berasal dari Partai Reformasi Estonia telah menyatakan tujuannya mengantarkan PDB per kapita ke lima besar Uni Eropa pada tahun 2022. Irlandia kadang-kadang dilihat sebagai teladan bagi masa depan ekonomi Estonia.

Karena terjadinya Kelesuan Ekonomi Global, PDB Estonia berkurang sebesar 1,4% pada triwulan kedua tahun 2008, lebih dari 3% pada triwulan ketiga tahun 2008, dan lebih dari 9% pada triwulan keempat tahun 2008.

Pemerintah Estonia membuat anggaran perubahan negatif, yang disetujui oleh Riigikogu. Anggaran pendapatan berkurang pada tahun 2008 sebesar EEK 6,1 miliar dan belanja sebesar EEK 3,2 miliar.

Pada tahun 2010, keadaan ekonomi berhasil distabilkan, dan bermula pada pertumbuhan yang sangat mengandalkan ekspor. Pada triwulan keempat tahun 2010, hasil industri Estonia bertambah sebesar 23% bila dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, Danske Bank meramal pertumbuhan ekonomi Estonia positif sebesar 3,9 persen.

Menurut data Eurostat, PDB KKB per kapita Estonia adalah sebesar 67% rerata Uni Eropa tahun 2008. Pada Maret 2011, rerata gaji kotor bulanan di Estonia sebesar € 843.

Bagaimana pun, terdapat perbedaan besar dalam hal PDB dari satu daerah dengan daerah lain di negara Estonia. Kini, lebih dari setengah PDB Estonia dihasilkan di ibu kota negara, Tallinn.

Pada tahun 2008, PDB per kapita Tallinn sebesar 172% rerata PDB Estonia. Keadaan ini membuat bilangan PDB per kapita Tallinn sebesar 115% rerata PDB Uni Eropa, melampaui taraf rerata county-county lain di Estonia.

Laju pertambahan tuna karya terdaftar pada bulan April 2011 adalah sebesar 10,1%.

Perkembangan sejarah

Pada tahun 1929, sebuah mata uang stabil, kroon, diberlakukan. Kroon diterbitkan oleh Eesti Pank, yakni bank sentral Estonia. Perdagangan berfokus pada pasar dalam negeri dan Barat, khususnya Jerman dan Britania Raya. Volume perdagangan dengan Uni Soviet hanya sebesar 3%.

Sebelum Perang Dunia II, Estonia adalah negara pertanian yang mengandalkan produk-produk semisal mentega, susu, dan keju, yang terkenal ke seantero pasar Eropa Barat.

Pencaplokan Estonia yang dilakukan Uni Soviet pada tahun 1940 dan pendudukan oleh NAZI dan Uni Soviet pada Perang Dunia II, telah melumpuhkan ekonomi Estonia. Sovietisasi kehidupan pasca perang dilanjutkan dengan penyatuan ekonomi dan industri Estonia ke dalam struktur terencana USSR's centrally planned structure.

Sejak pemulihan kemerdekaan, Estonia menetapkan diri sebagai gerbang masuk antara Barat dan Timur, dan secara agresif mengikuti reformasi ekonomi dan integrasi dengan Barat. Reformasi pasar Estonia menempatkannya di antara para pemimpin ekonomi di kawasan bekas COMECON.

Pada 1994, menurut teori-teori ekonomi Milton Friedman, Estonia menjadi salah satu negara pertama yang mengadopsi pajak tetap, dengan laju seragam sebesar 26%, tanpa memandang besar kecilnya pendapatan perseorangan. Pada Januari 2005, besaran pajak pendapatan perseorangan diturunkan menjadi 24%. Penurunan lainnya, menjadi sebesar 23%, dilakukan pada Januari 2006. Besaran pajak pendapatan diturunkan menjadi 21% pada Januari 2008.

Pemerintah Republik Estonia merampungkan desain uang logam euro Estonia pada akhir 2004, dan mengadopsi euro sebagai mata uang negara ini sejak 1 Januari 2011, lebih lambat daripada yang direncanakan karena inflasi tinggi yang berkelanjutan.

Pada 1999, Estonia mengalami periode ekonomi terburuk sejak kemerdekaan pada 1991, terutama dipicu oleh Krisis finansial Rusia tahun 1998.

Estonia bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada November 1999. Dengan bantuan dari Uni Eropa, Bank Dunia, dan Nordic Investment Bank, Estonia melengkapi sebagian besar persiapannya untuk menjadi anggota Uni Eropa pada akhir 2002, dan kini menjadi salah satu ekonomi terkuat di dalam Uni Eropa.

Estonia menggabungi Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) pada tahun 2010.

Sumber daya

Estonia tergolong negara yang miskin sumber daya alam. Bagaimana pun, negara ini memiliki cadangan serpih minyak dan batu kapur yang lumayan banyak, menyatu dengan hutan yang meliputi 50,6% keseluruhan wilayah darat. Selain serpih minyak dan batu kapur, Estonia juga memiliki cadangan fosforit, pitchblende, dan granit yang tidak atau belum ditambang secara luas.

Sejumlah signifikan oksida-oksida bumi langka ditemukan di dalam tailing yang tertimbun selama 50 tahun di tambang bijih uranium, batu serpih, dan loparit di Sillamäe. Seiring melambungnya harga oksida-oksida langka, ekstraksi oksida-oksida ini semakin layak secara ekonomi. Negara ini mengekspor kira-kira 3.000 ton per tahun, mewakili kira-kira 2 persen produksi dunia.

Beberapa tahun belakangan, sebuah debat publik mengemuka, yakni kemungkinan Estonia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mengamankan produksi energi, setelah penutupan unit-unit lama di Pembangkit Listrik Narva, jika unit-unit itu tidak diperbaiki pada tahun 2016.

Industri dan lingkungan

Makanan, konstruksi, dan industri-industri elektronik kini di antara cabang-cabang industri terpenting di Estonia. Pada 2007, industri konstruksi mempekerjakan lebih dari 80.000 orang, atau sekira 12% keseluruhan tenaga kerja nasional. Sektor industri penting lainnya adalah permesinan dan kimia, yang banyak berada di County Ida-Viru dan sekitar Tallinn.

Industri pertambangan berbasis serpih minyak, yang juga berpusat di Estonia-Timur, menghasilkan kira-kira 90% keseluruhan listrik nasional. Bagaimana pun, semakin bertambahnya penggunaan serpih minyak juga menyebabkan beberapa kerusakan lingkungan.

Meskipun sejumlah kadar pencemar yang terlepas ke udara semakin berkurang pada dasawarsa 1980-an, udara masih dicemari oleh sulfur dioksida dari industri pertambangan yang secara cepat dibangun oleh Uni Soviet pada permulaan dasawarsa 1950-an. Beberapa daerah pesisir tercemari, terutama di dekat kompleks industri Sillamäe.

Estonia adalah negara yang bergantung pada energi dan juga produksi energi. Pada beberapa tahun belakangan, ada banyak perusahaan dalam dan luar negeri yang menanamkan modalnya dalam bidang sumber daya energi terbarukan.

Energi angin semakin menempati posisi penting di Estonia, dan kini keseluruhan produksi energi berbasis angin mencapai 60 MW, sementara pada saat yang sama, proyek pengadaan energi sebesar 399 MW sedang menjalani pengerjaan, dan proyek pengadaan energi sebesar 2800 MW di Danau Peipus dan pesisir Hiiumaa sedang diajukan.

Related

History 8165114677791739001

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item