Biografi Lengkap Orhan Pamuk, Karya dan Kontroversinya (Bagian 2)

 Biografi Lengkap Orhan Pamuk, Karya dan Kontroversinya

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Biografi Lengkap Orhan Pamuk, Karya dan Kontroversinya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pamuk mengatakan bahwa setelah wawancara itu diterbitkan, ia dikenai kampanye kebencian yang memaksanya melarikan diri dari negerinya. Namun ia belakangan kembali pada 2005 untuk menghadapi tuduhan-tuduhan terhadapnya.

Dalam wawancara dengan BBC News, ia berkata bahwa ia ingin membela kebebasan berbicara, satu-satunya harapan Turki untuk menghadapi sejarahnya sendiri: 'Apa yang terjadi kepada orang-orang Armenia Ottoman pada 1915 adalah suatu kejadian besar yang tersembunyi dari bangsa Turki. Ia dianggap tabu. Tetapi kami harus mampu berbicara tentang masa lalu.'

Dakwaan

Pada Juni 2005, Turki memperkenalkan aturan pidana baru, termasuk Ayat 301, yang menyatakan: "Seseorang yang secara eksplisit menghina keberadaan seorang Turki, Republik atau Dewan Nasioal Agung Turki, akan dikenai hukuman penjara selama enam bulan hingga tiga tahun."

Pamuk dikenai hukuman pelanggaran hukum ini dalam wawancara yang diberikannya, empat bulan sebelum hukum itu diberlakukan.

Pada Oktober, setelah dakwaan dimulai, Pamuk mengulangi pandangan-pandangannya dalam sebuah pidato yang disampaikannya pada upacara pemberian hadiah di Jerman: "Saya ulangi, saya katakan dengan keras dan jelas, bahwa satu juta orang Armenia dan 30.000 orang Kurdi telah dibunuh di Turki."

Karena Pamuk dikenai tuduhan atas hukum yang diberlakukan surut, hukum Turki mengharuskan pengadilannya disetujui oleh Kementerian Kehakiman. Beberapa menit setelah pengadilan Pamuk dimulai pada 16 Desember 2005, hakim menemukan bahwa persetujuan ini belum diterima, dan karenanya menunda kelanjutan peradilan.

Dalam wawancara yang diterbitkan dalam surat kabar Aksam pada hari yang sama, Menteri Kehakiman Cemil Cicek mengatakan bahwa ia belum menerima berkas Pamuk, namun ia akan mempelajarinya dengan cermat begitu berkasnya sampai ke tangannya.

Kantor berita Turki, BIA, melaporkan bahwa para pengunjuk rasa nasionalis di luar ruang pengadilan mengejek ketika mereka mendengar peradilan itu ditunda, dan menyerang mobil Pamuk ketika ia dibawa pergi.

Sekelompok pengunjuk rasa lainnya yang berdemonstrasi damai menentang Orhan Pamuk tanpa kekerasan, dipimpin oleh seorang seniman dan penulis Turki yang terkenal secara internasional, Bedri Baykam.

Dukungan internasional

Tuduhan-tuduhan terhadap Pamuk mengundang reaksi internasional, dan berbagai pertanyaan di sejumlah kalanagan mengenai rencana masuknya Turki ke dalam Uni Eropa.

Pada 30 November, Parlemen Eropa mengumumkan akan mengirimkan delegasi yang terdiri dari lima anggota, dipimpin oleh Camiel Eurlings, sebagai pengamat di peradilan itu. Komisioner Perluasan UE Olli Rehn lalu mengatakan bahwa kasus Pamuk akan menjadi ujian atas komitmen Turki terhadap kriteria keanggotaan UE.

Pada 1 Desember, Amnesti Internasional mengeluarkan pernyataan yang menyerukan agar Ayat 301 dihapus, dan agar Pamuk dan enam orang lainnya yang akan diadili dengan Undang-undang itu dibebaskan.

PEN American Center juga mengecam tuduhan-tuduhan terhadap Pamuk, dan mengatakan: 'PEN menganggap sesuatu yang luar biasa bahwa suatu negara yang telah mengesahkan Perjanjian Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik PBB, dan Konvensi Hak-hak Asasi Eropa, yang keduanya menganggap kebebasan mengungkapkan pendapat sebagai sesuatu yang sentral, harus terancam Undang-undang Pidana yang mencakup klausa yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang sama.'

Pada 13 Desember, delapan pengarang terkenal dunia—Jose Saramago, Gabriel Garcia Marquez, Günter Grass, Umberto Eco, Carlos Fuentes, Juan Goytisolo, John Updike, dan Mario Vargas Llosa—menerbitkan pernyataan bersama dan mengecam tuduhan-tuduhan atas dirinya sebagai pelanggaran hak-hak asasi manusia.

Kritik terhadap Pamuk

Sebagian rekan Turkinya menyerang dia, karena terlalu memusatkan kritiknya terhadap "Turki dan orang Turki", dan karena tidak sama kritisnya terhadap pemerintah-pemerintah lain.

Selain itu, sebagian pengamat curiga terhadap maksud Pamuk sesungguhnya di balik pernyataan ini, dan mengklaim bahwa ia hanya sok pamer agar memenangkan penghargaan Nobel untuk sastra, yang kemudian dianugerahkan kepada pengarang Inggris, Harold Pinter.

Mereka mengatakan bahwa Pamuk tak pernah sebelumnya memperlihatkan perhatiannya kepada masalah Kurdi atau Armenia.

Sebagian komentator Turki mencatat bahwa memuji Pamuk bukan karena tulisannya melainkan karena pernyataannya tentang orang Kurdi dan Armenia tidak saja keliru, tetapi juga tidak adil kepada orang-orang seperti Yasar Kemal, sastrawan Turki lain yang telah menghadapi berbagai tuduhan sepanjang kariernya sebagai penulis karena membela hak-hak suku Kurdi maupun bangsa-bangsa lain, yang telah membaktikan seluruh hidupnya untuk meneliti kelompok-kelompok minoritas, atau yang pernah dipenjarakan karena membela hak-hak minoritas.

Waktu yang bersamaan ketika media mulai menerbitkan pernyataan-pernyataan Pamuk dengan waktu perundingan-perundingan penting dengan UE juga telah menimbulkan sejumlah kontroversi di Turki. Lainnya mengatakan bahwa kasus Pamuk lebih mirip dengan pencemaran seperti di negara-negara demokrasi Barat, daripada kebebasan berpendapat.

Daftar buku

Cevdet Bey ve Ogullari (1982, Tn. Cevdet dan Anak-anaknya)
Sessiz Ev (1983, Rumah yang Sunyi)
Beyaz Kale (1985, Kastil Putih)
Kara Kitap (1990, Buku Hitam)
Yeni Hayat (1995, Kehidupan Baru)
Öteki Renkler (1999, Warna-warna Lain)
Benim Adim Kirmizi (2000, Namaku Merah)
Kar (2002, Salju)
Istanbul: Hatiralar ve Sehir (2003, Istanbul: Kenangan dan Kota)

Penghargaan

    * 1979 Penghargaan Pertandingan Novel Milliyet Press (Turki) untuk novelnya Karanlik ve Isik (pemenang bersama)
    * 1984 Hadiah Novel Madarali (Turki) untuk novelnya Sessiz Ev
    * 1990 Penghargaan Fiksi Asing Independen (Britania Raya) untuk novelnya Beyaz Kale
    * 1991 Prix de la Découverte Européenne (Hadiah Penemuan Eropa) (Prancis) untuk terjemahan bahasa Prancis novelnya Sessiz Ev
    * 2002 Prix du Meilleur Livre Etranger (Hadiah untuk Buku Asing Terbaik) (Prancis) untuk novelnya Namaku Merah
    * 2002 Premio Grinzane Cavour (Italia) untuk novelnya Namaku Merah
    * 2003 Penghargaan Sastra Internasional IMPAC Dublin (Irlandia) untuk novelnya Namaku Merah
    * 2005 Hadiah Perdamaian Pameran Dagang Buku Jerman (Jerman)
    * 2005 Prix Medicis Etranger (Prancis) untuk novelnya Salju
    * 2006 Penghargaan Nobel dalam Sastra

Related

Figures 939698311458517220

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item