Masalah Pemanasan Global dan Ancaman Bencana dari El Nino

Masalah Pemanasan Global dan Ancaman Bencana dari El Nino

Naviri Magazine - Sering dikatakan bahwa pemanasan global membuat intensitas El Nino lebih ekstrem. Tapi, mana buktinya?

Catatan Badan Administrasi Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA) bisa memberi sedikit petunjuk. Dalam 65 tahun terakhir, telah terjadi 5 El Nino yang berintensitas kuat atau yang anomali, suhunya lebih dari 1,5 derajat celsius.

Terjadinya El Nino kuat memang terkait dengan banyak faktor, termasuk aktivitas matahari. El Nino kuat biasanya akan terjadi ketika aktivitas matahari minimum.

Namun, data NOAA menunjukkan bahwa anomali suhu muka laut pada periode El Nino kuat pun semakin meningkat, menunjukkan adanya sebab baru.

Dalam peristiwa El Nino tahun 1957/1958, anomali suhu tertinggi yang terukur adalah sekitar 1,75 derajat celsius, dan pada 1965/1966 anomali tertingginya sekitar 1,8 derajat celsius.

Memasuki tahun 80-an, anomali suhu pada periode El Nino kuat untuk pertama kalinya lebih dari 2 derajat celsius. Dan pada kejadian El Nino tahun 1997/1998, anomali suhunya mencapai 2,3 derajat celsius.

Edvin Aldrian, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengatakan bahwa aktivitas matahari saja belum mampu memberi jawaban yang memuaskan

"Itu menunjukkan adanya faktor antropogenik," kata Edvin Aldrian, Kepala Penelitian dan Pengembangan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Edvin mengungkapkan, sulit untuk menerangkan secara gamblang pengaruh tingginya emisi gas rumah kaca, pemanasan suhu Bumi, dan semakin ekstremnya El Nino. "Tapi melihat fenomena yang terjadi, sebabnya mengarah ke sana," jelas Edvin ketika.

El Nino pada dasarnya dipicu oleh pemanasan di wilayah Pasifik. Panas cenderung terkumpul di bagian barat karena faktor arah gerak bumi.

Kecenderungan panas terkumpul di satu titik memicu perbedaan panas antara bagian barat dan timur Pasifik, dalam hal ini wilayah Peru di Amerika Selatan dan utara Papua.

Sederhananya, apabila perbedaan panas terlalu besar, maka akan terjadi El Nino. Di lautan, berarti adanya air laut dari wilayah panas yang bergerak jauh ke wilayah yang lebih dingin.

Jika emisi gas rumah kaca tinggi, Pasifik akan semakin terpanaskan. "Semakin panas, maka akan semakin mudah terjadi El Nino," kata Edvin. Anomalinya juga akan semakin besar.

Data dari sejumlah lembaga dunia, seperti Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat, memang menunjukkan semakin meningkatnya emisi gas rumah kaca.

Emisi dari bahan bakar fosil, misalnya, meningkat dari sekitar 2.000 teragram karbon dioksida pada tahun 1900, menjadi lebih dari 3.000 teragram karbon dioksida.

Bila tak ada upaya untuk mengurangi emisi, maka seperti penelitian Wenju Cai dari CSIRO Marine and Atmospheric Research di Australia dan rekan yang dipublikasikan di jurnal Nature, El Nino akan semakin sering dan anomalinya terus meningkat.

Related

World's Fact 8540478587398681121

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item