Wow, Air Embun Bisa Digunakan untuk Mengairi Tanah Pertanian

Naviri Magazine - Di daerah dengan iklim yang cukup kering, tanaman seperti lumut atau pinus akan memanfaatkan embun untuk mendukung pertumbuhan bijinya. Hal ini dapat disebut sebagai irigasi alami tanpa curah hujan, seperti yang terjadi di Gurun Atacama dan gurun Namib.

Pemanfaatan embun sebagai pemenuh kebutuhan air oleh tanaman, juga terjadi pada patogen seperti jamur Phytophthora infestans, yang menginfeksi tanaman kentang.

Terinspirasi dari hal di atas, Organisasi Internasional untuk Pemanfaatan Embun berusaha menemukan cara agar dapat menyediakan air bagi daerah di mana hujan tidak dapat mencukupi kebutuhan air sepanjang tahun, yakni dengan memanfaatkan embun yang telah disediakan oleh alam.

Bahkan jauh sebelum mereka, sebenarnya sudah ada beberapa perangkat buatan manusia yang dianggap sebagai perangkat pengumpul embun, seperti tumpukan batu besar di Ukraina, "kolam embun" dari abad pertengahan di Inggris, atau batu vulkanik yang menutupi ladang Lanzarote.

Sistem pertanian memanfaatkan embun dengan skala besar kini telah dibuat oleh India Institute of Management Ahmedabad (IIMA), dengan partisipasi dari Organisasi Internasional untuk Pemanfaatan Embun di wilayah Kutch, yang sangat kering.

Mereka mengembangkan suatu perangkat yang bekerja menggunakan foil berbasis kondensor, untuk mengumpulkan air melalui proses pengembunan. Kondensor ini dapat menghasilkan lebih dari 200 liter air embun per malam, untuk sekitar 90 malam di musim embun pada Oktober sampai Mei.

Dengan cara ini, mereka telah menunjukkan bahwa embun dapat berfungsi sebagai sumber tambahan air di daerah yang kering. Tentunya hal ini dapat menjadi harapan bagi mereka yang hidup di daerah yang sangat kering, seperti saudara kita di Nusa Tenggara Timur, dan seluruh wilayah Indonesia lainnya.

Apalagi teknologi terapan ini tidak membutuhkan biaya yang besar pada proses pemasangan maupun perawatannya.