Temuan Obat Herbal untuk Virus Corona Menuai Kehebohan di Dunia

Temuan Obat Herbal untuk Virus Corona Menuai Kehebohan di Dunia

Naviri Magazine - Perjuangan mencari obat untuk virus corona masih terus dilakukan. Namun ilmuwan China mengklaim bahwa virus corona bisa dilawan dengan obat herbal.

Obat herbal anti virus corona ini dibuat dari cairan bunga honeysuckle atau kamperfuli (Lonicera caprifolium). Kabar cairan dari tanaman yang diklaim jadi obat virus corona yang mematikan ini pun segera memicu melonjaknya obat herbal ini.

Obat herbal yang disebut shuanghuanglian ini jadi idola baru di China. Pembeli pun membanjiri apotek untuk mencari obat tersebut. Perburuan untuk mencari obat itu terjadi setelah media pemerintah China, Xinhua, melaporkan bahwa Jumat lalu Academy of Sciences di China menemukan ramuan yang bisa menghambat virus corona.

Mengutip AFP, video yang viral di internet menunjukkan bahwa ada antrean yang mengular panjang dari orang yang menggunakan masker bedah. Mereka mengantre di malam hari di luar toko obat, dengan harapan bisa mendapatkan obat herbal tersebut.

Mereka rela mengantre di luar rumah, meski ada saran resmi untuk menghindari ruang publik demi mencegah infeksi.

Obat ini dengan cepat terjual habis, baik secara online maupun di toko obat dan apotek. Hanya saja, masih banyak pertanyaan yang muncul.

Salah satunya adalah kemanjuran obat tersebut. Ada yang antusias, ada pula yang skeptis. Semua kekhawatiran ini diungkapkan lewat Weibo, 'situs microblogging China.

Selain lewat Weibo, media CCTV juga menghadirkan wawancara dengan Zhang Boli, salah satu peneliti yang mengungkapkan kemungkinan efek samping yang timbul setelah konsumsi obat herbal ini.

Surat kabar People's Daily juga mengungkapkan bahwa sebaiknya obat herbal virus corona diminum dengan saran atau anjuran dokter. Para ahli menyarankan untuk tak minum obat tersebut tanpa pengawasan dokter.

Klaim ini muncul ketika Beijing berusaha memasukkan pengobatan tradisional China atau traditional chinese medicine (TCM) ke dalam langkah pencegahan penanganan melawan virus yang sudah menewaskan ratusan orang tersebut.

Klaim ini memicu kembali perdebatan sengit tentang kemanjuran TCM yang sudah ada sejak 2.400 tahun dan tetap populer di China modern.

Marc Freard, anggota Dewan Akademik Pengobatan Tiongkok Perancis, mengatakan kepada AFP bahwa ia percaya formulasi tradisional dapat digunakan untuk mengobati orang, dengan gejala mulai dari demam hingga dahak yang kental.

Tetapi dia memperingatkan bahwa banyak solusi di pasar yang kualitasnya dipertanyakan, dan mengakui bahwa TCM "tidak memiliki standar ilmiah kemanjuran" karena mengandalkan "perawatan individual."

Obat-obatan tradisional banyak digunakan di China, bersamaan dengan metode Barat selama epidemi SARS 2003, atau Sindrom Pernapasan Akut Parah, yang menewaskan 774 orang di seluruh dunia.

Tetapi sebuah studi tahun 2012 di Cochrane Database of Systematic Reviews menemukan bahwa menggabungkan obat-obatan Cina dan Barat "tidak membuat perbedaan" dalam memerangi penyakit ini.

Related

News 1460361537440114890

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item