Militer Amerika Diserang Wabah Corona, Pemerintah AS Minta Data-datanya Dirahasiakan

Militer Amerika Diserang Wabah Corona, Pemerintah AS Minta Data-datanya Dirahasiakan,  naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Amerika memutuskan untuk tidak membuka semua akses terhadap data penyebaran virus Corona (COVID-19). Sebagian data akan dibiarkan terkunci, dijaga rahasianya, karena dirasa berbahaya jika jatuh ke tangan musuh. Tak main-main, militer Amerika yang diserahi tanggung jawab untuk menjaga rahasia itu.

Menteri Pertahanan Amerika, Mark Esper, menjelaskan, data yang akan dikunci adalah yang berkaitan dengan operasi militer. Sebab, jika dibuka, maka akan diketahui di titik mana saja dan kapan militer AS rentan terserang virus Corona. Jika data itu jatuh ke tangan musuh, kata Esper, nasib personil militer bisa dalam bahaya ke depannya.

"Yang akan kami berikan ke Anda adalah data agregat. Namun, kami tidak akan memberikan data detail, informasi rinci soal di mana, ketika apa kami paling rentan terkana virus Corona," ujar Esper sebagaimana dikutip dari laporan eksklusif kantor berita Reuters.

Sejauh ini, berdasarkan data terakhir dari pemerintah Amerika, ada 280 personil militer yang tertular virus Corona. Beberapa di antaranya terjadi di kapal perang, pentagon, hingga operasi militer di Korea Selatan. Ke depan, lokasi-lokasi di mana personil tertular tidak akan lagi diungkapkan.

Esper tidak menjelaskan mulai kapan data-data sensitif itu akan mulai ditutup. Namun, ia memastikan bahwa hal itu akan dilakukan sesegera mungkin, mengingat Amerika masih memiliki beberapa operasi penting.

Beberapa di antaranya di Timur Tengah dan Afrika, yang juga menjadi salah satu lokasi terdampak virus Corona. Beberapa target operasi Amerika adalah organisasi al-Shabaab di Afrika Timur, serta simpatisan ISIS di Suriah.

"Tapi, untuk saat ini, virus Corona tidak terlalu mempengaruhi operasional kami. Kami memiliki cukup kemampuan untuk bertahan, sehingga tidak ada kekhawatiran apa pun," ujarnya.

Pernyataan Esper bertentangan dengan pengakuan satuan-satuan militer Amerika. Berbagai personil dan atasan mereka mulai khawatir akan ancaman virus Corona. Sebab, sudah mulai muncul peningkatan jumlah kasus di tubuh militer, terutama untuk mereka yang bertugas di Amerika.

Angkatan Udara Amerika, kepada Reuters, mengklaim 85 persen kasus virus Corona di satuan mereka terjadi di Amerika. Hal serupa disampaikan Angkatan Laut Amerika yang mengatakan 90 persen kasus terjadi di wilayah lokal. Keduanya menolak menyebutkan jumlah korban.

Sekretaris Angkatan Laut Amerika, Thomas Modly, tidak sepenuhnya sepakat dengan pernyataan Esper. Menurutnya, perlu ada keseimbangan antara transparansi data operasional dan kepentingan keamanan. Menurutnya, bersikap lebih transparan pada saat ini lebih baik walaupun dia tidak akan menolak perintah Esper untuk menjaga rahasia virus Corona di tubuh militer.

"Menurut saya, bersikap transparan adalah jalan terbaik untuk saat ini," ujar Modly.

Berbeda dengan Modly, juru bicara Komandan Angkatan Udara Amerika di Afrika, Kolonel Christoperh Karns, sepakat dengan pernyataan Esper. Menurut dia, beberapa data memang tak sebaiknya dibuka. "Kalau semua data dibuka, angka yang ada bisa dipakai musuh," ujarnya.

Sebagai catatan, Amerika menjadi negara paling terdampak virus Corona (COVID-19) saat ini. Mengutip South China Morning Post, ada 85.505 kasus dan 1.288 korban meninggal. WHO menyatakan Amerika berpotensi menjadi episentrum virus Corona yang baru, menggantikan Cina.

Baca laporan lengkap » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

News 2577284835303919379

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item