Punya Kasus Corona Terbanyak di Yogya, Sleman Terbitkan Aturan untuk Pendatang

Punya Kasus Corona Terbanyak di Yogya, Sleman Terbitkan Aturan untuk Pendatang, naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Pemkab Sleman telah memiliki protokol yang di dalamnya tak menyinggung lockdown mandiri oleh warga di perkampungan. Protokol justru menyasar para pendatang. Warga ber-KTP Sleman yang baru pulang dari luar negeri dan daerah zona merah persebaran Corona diminta untuk mematuhi protokol antisipasi persebaran virus Corona atau Covid-19.

Sejumlah kecamatan ataupun desa telah menerbitkan surat imbauan agar warga yang pulang atau datang diminta mematuhi protokol dan melapor. Salah satunya adalah imbauan yang dibuat oleh Puskesmas Ngaglik I.

Dalam surat imbauan itu, setiap warga yang pulang dari luar negeri atau dari DKI Jakarta, Banten (Tangerang), Jawa Barat (Depok, Bekasi), Jawa Tengah (Solo), Jawa Timur (Malang, Surabaya) diminta mematuhi prosedur. Di antaranya terkait pelaporan ke pihak desa dan kecamatan, mengisolasi mandiri selama 14 hari, dan menuju ke pusat pelayanan kesehatan jika mengalami gangguan kesehatan.

Selain itu, warga juga diimbau untuk menunda kepulangan ke wilayah Ngaglik terlebih dahulu hingga pandemi Corona berakhir. Tak hanya di Ngaglik, Kecamatan Depok Sleman, melalui desa seperti Desa Condongcatur, juga telah memberikan imbauan untuk setiap warga yang baru pulang dari luar negeri atau daerah terjangkit Corona untuk segera melapor.

Imbauan melalui surat edaran yang dibuat oleh pihak kecamatan hingga desa ini dibenarkan oleh Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo. Bupati Sleman telah menerbitkan Surat Edaran nomor 493/00864 tanggal 27 Maret 2020 tentang pemantauan warga yang datang dari Luar DIY dalam rangka pencegahan Covid-19.

Imbauan resmi untuk Kepala Dinas Kesehatan, pemerintah tingkat camat hingga kepala rukun tetangga di kampung. Mereka diminta mendata pendatang dan berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk antisipasi warga yang sakit.

Surat edaran yang dikeluarkan oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo, ini sebagai respons dari pernyataan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, agar setiap daerah melakukan pemantauan terhadap setiap orang yang datang dari luar daerah.

Tak hanya Sleman, banyak pendatang mulai masuk ke Gunungkidul. Bupati Gunungkidul, Badingah, menyebut, telah ada ribuan warganya yang pulang dari tempat perantauan. "Data pendatang di Gunungkidul yang telah dilaporkan ke provinsi, jumlah pendatang 1.188 orang. Terbanyak di Playen, Nglipar, dan Semanu," kata Badingah.

Kasus Corona terbanyak di Sleman 

Berdasarkan data persebaran kasus positif Corona DI Yogyakarta, Kabupaten Sleman menjadi daerah paling banyak terdapat pasien. Data per Kamis lalu  menunjukkan, dari 18 kasus positif Corona, di antaranya ada delapan di Sleman.

Mereka adalah Guru Besar UGM Yogyakarta, Iwan Dwiprahasto, warga Kecamatan Ngaglik, Sleman, yang menjadi salah satu korban meninggal dunia. Iwan merupakan kasus ke-2 di DIY, kemudian Kasus ke-5 seorang wanita berusia 30 tahun asal Berbah, Sleman; kasus ke-8 warga asal Kalasan, Sleman usia 36 tahun; Kasus ke-10 warga asal Depok, Sleman berusia 69 tahun (meninggal).

Kasus ke-12 warga asal Gamping, Sleman, berusia 35 tahun; kasus ke-15 warga asal Ngaglik, Sleman berusia 59 tahun; kasus ke-16 warga asal Ngemplak, Sleman; Kasus ke-18 warga asal Depok, Sleman. Sementara untuk 10 kasus positif lainnya tersebar di Kota Yogya 5 ; Kabupaten Bantul 2; Kabupaten Gunungkidul 1; Kabupaten Kulonprogo 1; dan dari daerah di luar DIY 1 orang.

Baca laporan lengkap » Data, Fakta, dan Perkembangan Wabah Corona.

Related

News 996455735532273548

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item