Bagaimana Tubuh Manusia Mengalahkan Virus dan Penyakit? Ini Penjelasannya

Bagaimana Tubuh Manusia Mengalahkan Virus dan Penyakit? Ini Penjelasannya, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Peperangan antara virus dengan manusia adalah soal adu cepat siapa yang lebih dulu bisa beradaptasi: virus dengan mutasi genetiknya, atau manusia dengan kekebalan tubuhnya. Vaksin diciptakan agar manusia memenangkan pertempuran tersebut.

Sebelum abad ke-18, gambaran dunia terlalu kelam akibat serangan berbagai wabah penyakit. Kala itu, penawar belum ditemukan, dan manusia sepenuhnya bergantung pada keajaiban sistem imun untuk melindungi diri dari penyakit. Infeksi virus ringan sangat mungkin membikin kematian bagi manusia.

Ketika Inggris dilanda epidemi cacar pada 1790-an, sebanyak 30 persen orang meninggal akibat penyakit menular ini, terutama anak-anak. Mereka yang sembuh harus rela kehilangan penglihatan, atau memiliki bekas luka di seluruh badan. Kondisi Inggris saat itu mungkin lebih buruk dari hari ini, ketika dunia menghadapi COVID-19.

Ilmu kesehatan masih sangat terbatas, dan belum banyak obat ditemukan untuk kasus penyakit akibat virus. Penemuan vaksin oleh seorang dokter Inggris, bernama Edward Jenner, pun tak mampu meredakan wabah karena uji cobanya dianggap tidak etis.

Ketika wabah cacar tengah merebak, Jenner melakukan percobaan kontroversial yang justru membuka gerbang ilmu pengobatan modern. Ia mengamati anomali pada pemerah susu sapi, dampak cacar pada mereka paling banter hanya serupa efek kemerahan di badan.

Suatu hari Jenner mengambil sampel kemerahan di tangan seorang pemerah susu, dan menempelkannya di luka James Phipps (8 tahun). Phipps terserang cacar, tapi tidak berlangsung lama. Setelah ia sembuh, Jenner kembali melakukan percobaan serupa tapi Phipps menjadi kebal.

Setelah diamati, ternyata para pemerah susu terbebas dari cacar, karena terpapar virus tersebut dari sapi perahan. Dalam intensitas rendah (lewat aktivitas memerah susu), infeksi virus cacar jadi tidak menimbulkan risiko kesehatan tinggi. Asal usul istilah vaksin kemudian diambil dari bahasa Latin “vacca”, yang berarti sapi.

Tubuh manusia sejatinya memiliki mekanisme unik untuk menangkal berbagai patogen berbahaya seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Respons imun punya fase bawaan dan adaptif untuk menangkal patogen. Seperti dilansir dari laman Nature, patogen menginvasi tubuh lewat luka terbuka atau mukosa.

Ketika sudah masuk ke dalam tubuh, patogen akan memperbanyak diri dan memiliki misi untuk merusak sel dalam tubuh, alias membikin penyakit. Namun, mereka akan dihadang oleh makrofag (sel pada jaringan di darah putih) sebagai garda depan penjaga tubuh. Makrofag kemudian mengundang bala bantuan bernama neutrofil.

"Tentara" imun lapis kedua ini bertugas mencegah patogen membuat kerusakan lebih lanjut, seperti infeksi dan penyakit. Jika peperangan masih sengit, maka sel dendritik yang sedari awal mengawasi jalannya perang, akan memanggil pasukan tambahan berupa antigen.

Kemudian, Sel T dan Sel B maju ke medan perang melawan pantogen, mereka memproduksi senjata berupa antibodi untuk melumpuhkan musuh.

Ketika para "tentara" menang melawan musuh, sel tubuh yang mati akibat perang tumbuh kembali. Sementara sel imun yang sudah selesai bertugas akan bunuh diri. Tapi mereka meninggalkan sel memori yang merekam ciri-ciri musuh, dan sel memori ini akan mengenali dan membunuh musuh yang sama di masa mendatang dan membentuk kekebalan.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia

Related

Science 1658064665124013162

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item