Semua yang Perlu Kita Tahu Seputar Herd Immunity, Terkait Wabah Corona (Bagian 1)

Semua yang Perlu Kita Tahu Seputar Herd Immunity, Terkait Wabah Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Nyaris tiga bulan lebih virus corona merajalela. Tak cuma di China, penyakit menular itu telah masuk ke berbagai wilayah di dunia. Italia pun sudah babak belur dihajar wabah virus corona, dengan angka kematian tertinggi melampaui China.

Tak ingin senasib dengan Italia, beberapa negara di Eropa, seperti Inggris dan Belanda, mewacanakan kemungkinan cara ketiga untuk menghentikan penyebaran—selain 'social distancing' atau memberlakukan 'lockdown'.

Langkah alternatif tersebut adalah membiarkan warga terkena virus sehingga menciptakan kekebalan massal, atau yang dikenal dengan herd immunity. Pendekatan ini diperkirakan bisa menghentikan penyebaran virus, guna mencegah korban lebih besar.

Pendekatan 'herd immunity' populer beberapa waktu terakhir, setelah Sir Patrick Vallance, penasehat utama bidang sains pemerintah Inggris, dalam wawancara tanggal 13 Maret lalu. Ia mengatakan, salah satu hal penting yang bisa dilakukan Inggris adalah membangun kekebalan massal untuk menghadapi COVID-19.

"Dengan banyak warga yang kebal terhadap virus tersebut, warga tidak bisa menyebarkan lagi," ujar Sir Patrick Vallance.

Mengutip MIT Technology Review, herd immunity pada virus corona bisa terbentuk ketika sudah cukup banyak orang yang terinfeksi SARS-CoV-2. Artinya, virus terus dibiarkan menyebar, sehingga banyak orang terinfeksi dan jika bertahan hidup akan kebal. Sehingga jika sudah begitu, wabah akan hilang dengan sendirinya.

Sebab, ketika banyak orang yang kebal, virus akan semakin sulit menemukan inang yang rentan, dan penyebaran akan berhenti secara alami.

Di Indonesia, kasus positif COVID-19 terus bertambah pesat, dengan angka korban yang sembuh jauh lebih sedikit ketimbang korban yang meninggal. Imbauan social distancing, melakukan contact tracing terhadap kemungkinan orang-orang yang sempat kontak dengan suspect, peningkatan fasilitas kesehatan hingga isolasi mandiri bagi ODP dan PDP dengan gejala rendah, telah dilakukan untuk memutus rantai persebaran corona. Namun tampaknya upaya tersebut belum benar-benar berhasil menekan persebaran COVID-19.

Justru, menurut dr. Tiffauzia Tyassuma, Direktur Eksekutif Center for Clinical Epidemiology & Evidence-Based Medicine FKUI-RSCM, apa yang dilakukan pemerintah saat ini menunjukkan bahwa kebijakan di level strategis tampak mengarah ke skenario herd immunity.

Hal tersebut terlihat dari strategi penanganan yang sedang dijalankan pemerintah. Misalnya seperti tidak memberlakukan lockdown sejak awal, namun hanya himbauan agar tidak keluar masuk Indonesia, kedua membeli rapid test untuk mempercepat penapisan ODP dan PDP, dan yang terakhir membeli obat Avigen dan Choloroquin dalam jumlah besar.

Alhasil, tak heran beberapa peneliti kesehatan di Indonesia mengkhawatirkan situasi tersebut menuju suatu upaya untuk memberlakukan herd immunity.

Bagi Anda yang masih bertanya-tanya soal konsep herd immunity dalam wacana menghadapi virus corona, kami menyajikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan soal herd immunity dan covid.

Jawaban yang kami sajikan didasarkan pada wawancara dengan ahli epidemiologi Universitas Indonesia dr. Tri Yunis Miko, Direktur Eksekutif Center for Clinical Epidemiology & Evidence-Based Medicine FKUI-RSCM, dr. Tifauzia Tyassuma, dan Satgas Corona PB IDI dr. Dyah Agustina Waluyo, dan beberapa sumber pustaka.

Apa sih herd immunity itu? 

Herd immunity, atau yang bisa diartikan sebagai kekebalan massal, adalah langkah cepat membangun imunitas bersama secara kolektif, dengan membiarkan masyarakat terinfeksi bersama.

Dengan demikian, akan banyak orang yang akan terinfeksi. Sementara sebagian yang terinfeksi akan meninggal, sebagian lagi akan sembuh, sebagian orang lagi sebagai carrier (pembawa), dan sebagian orang yang kontak tetapi tidak terinfeksi akan memiliki kekebalan.

Prinsipnya, semakin banyak orang tertular, maka semakin banyak pula orang yang kebal dan memperoleh imunitas dalam tubuhnya.

Untuk mencapai herd immunity, butuh berapa persen populasi terkena COVID-19? 

Menurut Sir Patrick Vallance, kepala penasehat masalah sains di Inggris, dibutuhkan 60-70 persen orang yang terinfeksi untuk mencapai herd immunity.

Sebelumnya, pada kasus apa herd immunity berhasil? 

Herd immunity terbukti berhasil mengakhiri penyebaran zika pada tahun 2017 di Brazil dan wabah penyakit campak.

Apakah herd immunity bisa berlaku di COVID-19? 

Skenario herd Immunity bisa efektif apabila karakter virus dan prediksi evolusi atau mutagenesisnya sudah bisa diketahui dengan pasti. Sedangkan untuk kasus Virus  SARS-CoV-2, ia baru memulai perjalanan evolusinya. Hingga saat ini tidak ada satu pun ilmuwan di dunia yang mampu memastikan perjalanan mutasi virus ini akan menjadi seperti apa.

Baca lanjutannya: Semua yang Perlu Kita Tahu Seputar Herd Immunity, Terkait Wabah Corona (Bagian 2)

Related

Science 5664190204228124717

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item