Viral, Ada Baliho Larangan Mengunjungi Istri Muda untuk Cegah Corona
https://www.naviri.org/2020/05/baliho-larangan-mengunjungi-istri-muda.html
Naviri Magazine - Di tengah pencegahan dan kewaspadaan penyebaran virus Corona, sebuah baliho salah satu desa di Kabupaten Pasuruan menyita perhatian. Baliho larangan masuk kampung itu berisi kalimat-kalimat lucu dan jenaka.
Sekilas tidak ada yang aneh dengan baliho sosialisasi pencegahan virus Corona berwarna hijau itu. Namun saat diamati, terdapat beberapa kalimat yang bikin pembacanya tersenyum.
Baliho itu memuat larangan 7 kelompok orang masuk ke desa, antara lain pengamen, pengemis, debt collector, hingga bank titil. Kelompok ke-7 yang dilarang masuk ke desa sedikit nyeleneh, yakni mereka yang berniat 'mengunjungi istri muda'.
Foto baliho itu diunggah ke Facebook dan beredar luas juga di aplikasi percakapan. Baliho tersebut terpasang di depan balai desa. Dari tulisan yang ada, baliho itu berada di Desa Sapulante.
Plt Camat Pasrepan, Rokhman, membenarkan baliho itu ada di Desa Sapulante. Baliho dibuat spontan oleh anak-anak muda desa.
"Iya, itu kadesnya nggak tahu kalau ada tulisan aneh-aneh. Kadesnya juga kaget saat dikasih tahu. Yang buat kan anak-anak muda," kata Rokhman.
Rokhman mengatakan, kalimat nyeleneh 'mengunjungi istri muda' itu bukan tanpa maksud. Usut punya usut, terinspirasi kejadian di daerah tetangga, tepatnya Kota Pasuruan.
"Karena melihat situasi kemarin berita ramai bahwasannya di Kota Pasuruan korban pertama kali yang meninggal itu kan orang yang dari Jakarta. Yang diberitakan ke rumah istri muda," terang Rokhman.
Pasien meninggal dunia yang dimaksud merupakan pria 64 tahun, warga DKI Jakarta, yang memiliki istri siri di Pasuruan.
"Anak-anak muda Desa Sapulante berharap peristiwa di kota tetangga itu tidak sampai terjadi di desa mereka," tambahnya.
Kini, baliho tersebut sudah diturunkan. Sebab, kalimat dalam baliho yang menyinggung 'istri muda' memang kurang pantas. Kalimat tersebut, kata Rokhman, bisa disalahpahami.
"Balihonya sudah diturunkan," tegasnya.
Meski baliho diturunkan, sistem pencegahan virus Corona di desa ini tetap berjalan. Satgas COVID-19 tingkat desa rutin melakukan penyemprotan disinfektan dan melaksanakan penjagaan batas desa.
"Beberapa warga dari luar kota yang telanjur mudik disambut di batas desa. Mereka kemudian diarahkan ke puskesmas untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Setelah itu diminta isolasi," ungkap Rokhman.
Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.