Inilah Moncef Slaoui, Ilmuwan Muslim yang Dipercaya Trump untuk Temukan Vaksin Corona

Inilah Moncef Slaoui, Ilmuwan Muslim yang Dipercaya Trump untuk Temukan Vaksin Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Dunia kini tengah berlomba-lomba menemukan vaksin virus corona, tak terkecuali Amerika Serikat. Presiden Donald Trump bahkan telah membentuk program ‘Operation Warp Speed’ (OWS), guna mencari vaksin untuk penyakit COVID-19. 

Pada awal pekan ini, Trump menunjuk Dr. Moncef Mohamed Slaoui sebagai kepala OWS. Ilmuwan Muslim kelahiran Maroko ini punya tugas berat untuk memproduksi 300 juta dosis vaksin corona yang siap digunakan pada akhir tahun ini. 

Bagi Trump, Slaoui merupakan sosok yang sangat dihormati di dunia. Pengalamannya dengan menemukan 14 vaksin baru sudah cukup baginya memberikan amanah kepada pria yang mulai mempelajari dunia medis sejak usia 17 tahun di Prancis ini.

Slaoui optimistis bisa menemukan vaksin COVID-19 paling lambat pada akhir tahun ini. 

“Saya yakin tim ini sangat kredibel. Saya juga sangat yakin mereka begitu tertantang menemukan vaksin,” ujar Slaoui seperti dikutip Arab News. 

Lantas, siapakah Slaoui?

Pria 60 tahun ini mendapatkan gelar Ph.D dalam bidang biologi molekuler dan immunology dari Universitas Brussels, Belgia. Dia kemudian menyelesaikan S3 kedokteran di Harvard Medical School dan Tufts University School of Medicine, Boston.

Slaoui sempat bekerja selama 30 tahun di perusahaan obat besar dunia, GlaxoSmithKline, dengan jabatan tertingginya sebagai kepala departemen vaksin. 

Beberapa vaksin yang dihasilkan Slaoui adalah Rotarix (mencegah gangguan pencernaan pada bayi), Synflorix (penyakit pneumococcal), dan Cervarix (kanker serviks). Sementara, pada 2015, dia mendapat persetujuan Eropa untuk vaksin malaria pertama di dunia, yakni Mosquirix. 

Ada cerita menarik di balik ketertarikan Slaoui menekuni dunia vaksin. Semua berawal dari saudara perempuannya yang meninggal dunia pada usia muda akibat petusis atau batuk 100 hari. Rasa kehilangan mendalam inilah yang akhirnya menjadi motivasi bagi Slaoui. 

Meski demikian, penunjukan Slaoui diwarnai pro dan kontra. 

Direktur kesehatan untuk penelitian onkologi di Baptist Health System, Kentucky, Firas Badin, menilai penunjukan Slaoui untuk mengepalai OWS merupakan keputusan yang tepat karena pengalaman yang dimilikinya dalam dunia vaksin. 

“Dia juga merefleksikan bagaimana keturunan Amerika-Arab memberikan kontribusi bagi negara ini. Dr. Slaoui merupakan contoh dari kerja keras ini,” ujar Badin. 

Sementara, nada sumbang akan penunjukan Slaoui datang dari politikus Partai Demokrat, Elizabeth Warren. Menurutnya, Slaoui dan rekan-rekannya hanya mencari keuntungan dari program tersebut.

 “Penunjukan Dr. Slaoui penuh konflik kepentingan dan harus segera dicopot,” ujar Warren. 

Hingga kini, AS masih menjadi negara paling parah terdampak virus corona dengan lebih dari 1,5 juta kasus positif dengan sekitar 93 ribu korban jiwa.


Related

News 5508179180510993502

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item