Kronologi Keributan Usai Shalat Id di Sulteng, Hingga Pelakunya Ditangkap Polisi

Kronologi Keributan Usai Shalat Id di Sulteng, Hingga Pelakunya Ditangkap Polisi, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Polisi mengamankan 19 orang warga Kecamatan Gadung, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang diduga melakukan kekerasan terhadap perangkat dan aparat desa. Di antara warga yang diamankan, ada seorang pria bernama Manap yang terekam jelas memukul seorang hansip.

"Ada 19 orang kita bawa ke polsek, termasuk yang di video, yang pakai baju putih, itu kan yang beri pukul linmas sampai jatuh. Atas nama Manap," kata Kapolsek Bunobogu, AKP Muhammad Hasby.

Hasby menyebut Manap sebagai salah satu provokator yang membuat suasana memanas. Dia juga menerangkan, Manap tak termasuk dalam 30 orang jemaah yang melaksanakan salat Id.

"Dia diduga ikut memprovokasi. Padahal dia tidak salat Id," ucap Hasby.

Setelah diamankan di polsek, proses hukum terhadap pelaku kekerasan dilimpahkan ke polres. Para warga yang melakukan kekerasan disebut telah mengaku salah.

"Di polsek sudah aman, di desa juga sudah tidak ada lagi yang ribut. Mereka sudah mengaku salah. Kemudian mereka kami limpahkan ke polres," tutur dia.

Sebelumnya, viral video yang menayangkan kericuhan di sebuah desa di wilayah Buol, Sulawesi Tengah. Di situ disebut penyebabnya karena kepala desa setempat melarang warga salat Id berjemaah di masjid.

Polisi pun menjelaskan duduk perkara timbulnya persoalan ini.

Peristiwa itu terjadi pagi hari tadi, usai salat Id. Polisi menyebut keributan dipicu ulah provokator yang tak mengindahkan imbauan salat Id di rumah di masa PSBB.

Hasby mengatakan, dari tingkat Pemerintah Kabupaten, camat hingga kepala desa telah melakukan sosialisasi kepada warga agar salat Id di rumah. Namun ada warga yang bersikeras menunaikan salat Id di masjid.

"Nah Pemkab, camat turun, sampai ke kepala desa sudah sosialisasi ke desa-desa, kecamatan semuanya, bahwa untuk pelaksanaan salat Id belum bisa di masjid. Kita harus laksanakan di rumah dengan keluarga. Tapi ada memang beberapa warga desa yang keras kepala, tapi tidak semuanya. (Jemaah) satu masjid itu, Masjid Al-Nikmat di Desa Lripubogu, Kecamatan Gadung," jelas Hasby.

Dia menjelaskan, ada 30 orang jemaah yang salat Id di masjid tersebut. Karena prosesi salat Id sudah telanjur belangsung, perangkat dan aparat desa menunggu hingga selesai, kemudian menegur pihak masjid yang tak mengindahkan imbauan salat Id di rumah.

Saat Kades menegur jemaah, diduga ada provokator yang membuat panas suasana. Akhirnya terjadilah kekerasan fisik oleh warga ke perangkat dan aparat desa.

"Di situ terprovokasi oleh beberapa orang, termasuk imamnya salat Id itu. Ada yang provokasi sehingga situasi panas. Pak Camatnya itu kena tendang, kemudian Kapospol juga didorong, sambil teriak-teriak mau ditembak katanya," cerita Hasby.


Related

News 2946863180673882152

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item