Mewaspadai Praktik-praktik Curang yang Terjadi di Bengkel Sepeda Motor
https://www.naviri.org/2020/05/mewaspadai-praktik-praktik-curang-bengkel-motor.html
Naviri Magazine - Tingginya jumlah pengguna sepeda motor berbanding lurus dengan menjamurnya sejumlah bengkel di berbagai wilayah. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua bengkel tersebut merupakan bengkel resmi atau rekanan dari pabrikan
Banyak bengkel justru tidak resmi. Bahkan, dari sekian banyak bengkel umum, ternyata masih saja ada bengkel yang kerap berbuat curang. Hal tersebut tentunya membuat pemilik motor harus lebih waspada, agar tidak tertipu oleh para montir nakal.
Seperti dilansir dari Honda Wahana, ada ciri-ciri bengkel motor yang nakal:
Tidak memberi penjelasan detail mengenai kondisi motor
Montir yang baik akan menjelaskan kondisi motormu, dan merekomendasikan perawatan maupun penggantian suku cadang yang memang diperlukan. Pemilik motor juga diharapkan aktif bertanya tentang kondisi motor kesayangannya.
Meminta banyak penggantian suku cadang
Montir “nakal” biasanya akan meminta banyak penggantian suku cadang ketika pemilik motor membawa motor ke bengkelnya untuk servis berkala. Terkadang oknum montir ini “menjual ketakutan”, agar pelanggan setuju untuk mengganti suku cadang, yang sebenarnya masih dalam kondisi baik.
Menawarkan suku cadang dari merek yang tidak pernah didengar
Modus lain yang dijalankan montir “nakal” adalah menawarkan suku cadang motor dari merek yang entah dari mana asalnya. Sebisa mungkin, pemilik motor menolak tawaran ini. Sebaiknya, pemilik motor memakai suku cadang dengan merek yang sudah terkenal kualitasnya.
Menawarkan suku cadang dengan harga tidak wajar
Harga sparepart yang kelewat murah memang jadi godaan tersendiri. Namun kalau nasib motor kesayangan yang malah jadi taruhannya, sebaiknya pemilik motor pikir seribu kali. Jangan sampai ada masalah pada motor di kemudian hari, akibat suku cadang yang direkomendasikan montir “nakal” di bengkel motor.
Selain itu, biasanya montir membeli sparepart ke bengkel lain jika di bengkelnya tidak menyediakan atau stoknya habis, sebisa mungkin pemilik motor meminta struk pembelian dari montir setelah melakukan pembelian sparepart dari bengkel lain.
Tidak menunjukkan kerusakan pada sparepart yang lama
Dalam standard operating procedure (SOP) yang benar, montir harus meminta persetujuan pemilik motor, sebelum mengganti suku cadang apa pun. Kalau pemilik motor terlambat menyadari adanya penggantian suku cadang, segera minta penjelasan tentang kerusakan sparepart yang lama dari montir.
Meminta untuk meninggalkan motor di bengkel
Apabila tidak ada kerusakan besar yang memaksa motor harus menginap di bengkel, sebaiknya pemilik motor tidak meninggalkannya di sana, meski oknum montir di bengkel motor meminta untuk meninggalkan motor.
Dengan tetap menjaga motor selama servis berlangsung, pemilik motor pun bisa mengawasi montir yang sedang menangani motor. Jadi, risiko “kenakalan” oknum montir pun bisa diminimalisir.