Spekulasi Kematian Kom Jong-un dan Nasib Korea Utara Selanjutnya (Bagian 1)

Spekulasi Kematian Kom Jong-un dan Nasib Korea Utara Selanjutnya, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - “Saya pikir berita itu adalah berita bohong yang dibuat CNN,” kata Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, mengomentari pemberitaan soal memburuknya kesehatan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un.

CNN, pada 21 April lalu, menurunkan laporan soal kesehatan Kim Jong-un yang disebut berada “dalam bahaya besar,” pasca operasi-kardiovaskular, sepuluh hari sebelumnya. Laporan itu mengutip “pejabat senior AS yang memiliki informasi terkait Korea Utara”.

Dugaan buruknya kondisi kesehatan Kim diperkuat dengan ketidakmunculan sang pemimpin tertinggi di hadapan publik, selama dua pekan terakhir. Ia juga tidak hadir dalam perayaan ulang tahun kakeknya, Kim Il-sung, pada 14 April lalu.

Bak virus, laporan CNN itu kemudian menyebar dan banyak pemberitaan yang sukar dipercaya keabsahannya kemudian muncul.

Newsweek, misalnya, memperkirakan Kim Jong-un menghilang dari muka publik "karena ia ingin menghindar dari paparan virus corona". Reuters melaporkan “Cina mengirimkan tim medis” ke Korea Utara, untuk membantu menangani penyakit yang diderita Kim.

38 North, lembaga yang rajin mengulas apa pun soal Korea Utara, bahkan menurunkan laporan tentang posisi Kim Jong-un berdasarkan citra satelit, dan menyebut bahwa pemimpin itu kini tengah berada di Wonsan, tempat yang lazim digunakan persiapan peluncuran misil Korea Utara.

“Saya pikir, semua pemberitaan soal kesehatan Kim Jong-un tidak benar,” kata Trump kemudian. “Jelas, saya berharap Kim tidak sedang bermasalah dengan kesehatannya. Dan ingatlah, Anda mungkin tengah berperang dengan Korea Utara saat ini, jika saya tidak terpilih menjadi presiden,” tutupnya.

Sementara itu, Leif-Eric Easley, profesor pada studi internasional Ewha Womans University, Seoul, sebagaimana dikatakannya pada Kepala Biro Seoul New York Times, Choe Sang Hun, menyebut bahwa sumber utama narasi-narasi sensasional tentang kesehatan Kim Jong-un muncul karena “kurangnya informasi yang dapat diandalkan atas tertutupnya Korea Utara pada dunia luar”.

Menurut Easley, sah-sah saja Kim tidak muncul ke hadapan publik untuk waktu tertentu. Sebagai catatan, pada 2014 silam, Kim pernah lebih dari sebulan tidak muncul di hadapan publik. Kala itu, bukan desas-desus kematian yang muncul, melainkan kudeta.

Bagai aktor di film-film Hollywood, Kim kemudian muncul, berjalan kaki dengan ditopang tongkat. Intelijen Korea Selatan menyatakan, ia baru sembuh usai menjalani operasi pergelangan kaki.

Namun, Easley menekankan ketidakhadiran Kim secara terus-menerus akan membuat Korea Utara tidak stabil. "Karena makin banyak orang di dalam dan di luar negeri bertanya-tanya apakah dia cacat atau mati,” ujar Easley.

Hal inilah yang menurut Easley mengikis legitimasi kepala pemerintahan Korea Utara. Terlebih, di saat Kim absen di ruang publik, adik perempuannya, Kim Yo-jong, terlihat memerankan peran yang lebih banyak dari biasanya.

Kabar-kabar yang menyatakan Kim Jong-un tengah berada dalam kondisi kritis—bahkan dinyatakan telah meninggal dunia—sukar diyakini karena ketiadaan sumber kredibel.

Namun, Thae Yong-ho, mantan diplomat Korea Utara yang kini membelot ke Selatan, menyatakan pada 2011, tatkala ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il, meninggal dunia, tidak ada seorang pun di kantor kementerian Luar Negeri Korea Utara dan kantor-kantor pemerintahan lain yang mengetahui kematian pemimpin mereka, hingga para pegawai negeri dan pasukan Korea Utara dikumpulkan di auditorium masing-masing dan diberitahu bahwa sang supreme leader telah meninggal.

Lantas, bagaimana jika Kim Jong-un benar-benar tengah dalam kondisi yang buruk atau bahkan telah meninggal? Siapa yang akan menjadi penerus? Apa yang terjadi dengan program nuklir Korut? Bagaimana pula nasib reunifikasi Korea pasca-kepergian Kim Jong-un?

Bukan gosip baru

Pada 1986, publik Korea Selatan dan Utara heboh setelah sebuah koran di Korea Selatan menyatakan pendiri republik sekaligus pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Il-sung, tewas karena serangan bersenjata.

Dua hari berselang, berita itu dibantah. Sosok yang dikabarkan tewas tiba-tiba muncul, menyapa sekaligus mengabari publik Korea Utara (dan Korea Selatan) bahwa ia baik-baik saja.

Lebih dari dua puluh tahun berselang, pemberitaan serupa menyasar anak sekaligus pewaris tahta Kim Il-sung, Kim Jong-il. Media-media Korea Selatan memberitakan Kim Jong-il memiliki masalah kesehatan yang serius, dan sewaktu-waktu bisa meninggal dunia.

Berbeda dengan kisah Kim Il-sung, tiga tahun berselang, Kim Jong-il meninggal dunia, persis seperti dugaan media-media: stroke.

Kini, di tengah gelombang COVID-19 yang menghancurkan hampir setiap tempat di dunia, pemberitaan seperti yang menimpa Kim Il-sung dan Kim Jong-il muncul lagi, menyasar generasi ke-3 dinasti Kim: Kim Jong-un.

Baca lanjutannya: Spekulasi Kematian Kom Jong-un dan Nasib Korea Utara Selanjutnya (Bagian 1)

Related

News 8663646845775729938

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item