Tak Peduli Wabah Corona demi Belanja Lebaran, Warga: Kalau Kena Penyakit ya Pasrah Saja

Tak Peduli Virus Corona demi Belanja Lebaran, Warga: Kalau Kena Penyakit ya Pasrah Saja, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Kerumunan massa di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di berbagai daerah dianggap sebagai cerminan sikap masyarakat yang "kembali normal, walaupun PSBB tetap diterapkan". Diprediksi akan terjadi lonjakan kasus setelah Lebaran.

Ramai jadi pembicaraan, kerumunan massa yang berbondong-bondong berbelanja menjelang Lebaran seperti di Pasar Anyar, Bogor, Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat, dan Mal CBD Ciledug, Tangerang.

Situasi ini nyatanya ramai terjadi di daerah-daerah lain, seperti pasar dan pusat perbelanjaan di Indramayu, Jawa Barat, serta di Semarang, Jawa Tengah. Warga yang berbelanja ada yang beralasan 'lebih puas' bila belanja di pasar atau mal.

Namun ada pula warga yang mengaku 'dongkol' melihat masyarakat berbondong-bondong belanja lebaran, "Belanja baru Lebaran, memang mau pergi ke mana?"

Pakar matematika epidemiologi memperkirakan imbas dari kerumunan massa ini akan terlihat pada peningkatan kasus 10-14 hari ke depan, atau sekitar awal Juni.

Saat ini, dua orang pedagang dan dua orang pengunjung Pasar Anyar, Bogor, Jawa Barat, dinyatakan reaktif Covid-19 setelah menjalani rapid test yang dilakukan di pasar tradisional tersebut, menyusul kerumunan massa yang berbelanja persiapan lebaran pada akhir pekan lalu. Keempat orang tersebut kini sedang dijadwalkan untuk segera menjalani tes PCR.

'Kalau sudah terjangkit penyakit, ya pasrah aja'

Fira, salah satu warga yang berbelanja keperluan lebaran, beralasan dia berbelanja ke pusat perbelanjaan agar bisa langsung melihat kualitas dan memastikan ukuran barang yang akan dibeli.

"Kalau (beli) online kadang barang tidak cocok, kalau ini kita bisa langsung kita lihat kualitas barang, terus ukurannya bisa dipastiin di tubuh kita," ujar Fira, ketika ditemui sedang berbelanja di pusat perbelanjaan Citraland, Semarang.

Kendati mengabaikan anjuran pemerintah untuk tinggal di dalam rumah selama pandemi, perempuan berusia 55 tahun ini mengaku tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan membawa cairan pembersih tangan, serta menjaga jarak.

"Kita hindari kerumunan, kalau berdekatan kita akan menjauh," ujarnya.

Sementara itu, Marni memilih untuk belanja ke pasar karena "lebih puas milih" barang yang akan dibeli. Meski berdesak-desakan di tengah wabah, dia mengaku "pasrah".

"Kalau sudah terjangkit penyakit, ya pasrah aja," ujar perempuan berusia 35 tahun ini.

Akan tetapi, salah satu warga Depok, Safitra, mengaku dongkol dengan banyaknya orang yang tumpah ruah berbelanja keperluan lebaran dan mengabaikan protokol kesehatan.

"Saya keluar cuma kalau ada belanja yang memang harus dibeli, baru keluar. Selama ini di rumah aja. Kalau merasa iri sih enggak, cuma merasa dongkol aja, karena mereka bisa pulang dengan membawa virus," ujar Safitra.

Dia menambahkan, orang-orang yang tumpah ruah di pasar dan pusat berbelanjaan itu tidak sensitif akan kerja keras petugas medis yang sedang berjibaku merawat orang-orang yang terinfeksi virus corona.

Alasan berbelanja demi membeli baju baru lebaran untuk keluarga, tak dapat diterima oleh Safitra. Semestinya, mereka mematuhi anjuran pemerintah untuk tinggal di rumah.

"Di-pending (ditunda) dulu deh beli baju lebarannya untuk sementara. Tahun ini lebarannya emang beda, tapi ya udah, lah. Kita mau ngapain, kita bisa berbuat apa. Itu beli baju lebaran emang mau ke mana, toh kita nggak kemana-mana juga," ujarnya.

Meski kawasan niaga Pasar Tanah Abang telah tutup selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), namun sebagian pedagang tetap menggelar lapaknya di sejumlah titik seperti di atas trotoar dan di gang perkampungan setempat.

Setelah apa yang disebut "lautan manusia" di Pasar Anyar saat pandemi dan PSBB di media sosial, Pemerintah Kota Bogor kemudian melakukan penertiban pedagang liar yang menjajakan dagangan nonpangan di pasar tersebut.

"Titik yang paling rawan di masa PSBB adalah pasar, ditambah lagi menjelang lebaran. Kita amati ada arus warga yang datang berbondong-bondong untuk belanja baju lebaran," ujar Walikota Bogor, Bima Arya.

Dia menambahkan, pihaknya akan membuat posko bersama hingga Lebaran nanti untuk memastikan kios-kios liar, terutama nonpangan, tetap tutup.

"Bagi pelanggar akan berlaku sanksi dari PSBB, baik perwali maupun pidananya apabila melawan petugas," tegasnya.

Adapun Bogor memberlakukan PSBB hingga 26 Mei mendatang.

Sementara itu, Mal CBD Ciledug di Tangerang, Banten, disegel oleh Satpol PP pada Selasa (19/05), setelah viral video di media sosial mempertontonkan kerumunan massa yang berbondong-bondong berbelanja ke mal yang baru saja dibuka setelah sebulan lamanya tutup.

Kepala Satpol PP Kota Tangerang, Agus Hendra, mengatakan pihak pengelola mal CBD Ciledug terbukti melanggar ketentuan PSBB yang diperpanjang sampai 31 Mei 2020.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 8637955343452201191

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item