Biografi Martin Luther King, Jr., Pejuang Kemanusiaan di Amerika
https://www.naviri.org/2020/06/biografi-martin-luther-king-jr.html
Naviri Magazine - Martin Luther King, Jr., Ph.D. lahir di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, pada 15 Januari 1929. Dia adalah penerima Nobel, pendeta baptis dan aktivis HAM warga Afrika-Amerika. Dia salah seorang pemimpin terpenting dalam sejarah AS dan dalam sejarah non-kekerasan pada zaman modern, serta dianggap sebagai pahlawan, pencipta perdamaian, dan martir oleh banyak orang di dunia.
Satu setengah dekade setelah pembunuhan terhadapnya pada tahun 1968, Amerika Serikat menetapkan sebuah hari libur untuk memperingatinya, Hari Martin Luther King.
Riwayat hidup
King lahir di Atlanta, Georgia, anak pendeta Martin Luther King, Sr. dan Alberta Williams King. Dia menikah dengan Coretta Scott pada 18 Juni 1953.
Dia lulus dari Morehouse College dengan gelar Bachelor of Arts (dalam bidang Sosiologi) pada 1948, dan dari Seminari Teologi Crozer di Chester, Pennsylvania, dengan gelar Bachelor of Divinity (Sarjana Teologi) pada 1951. Dia meraih gelar Ph.D. dalam teologi sistematika dari Universitas Boston pada 1955.
King adalah seorang pendeta di Gereja Baptis Montgomery, Alabama, yang berjuang melawan diskriminasi rasial. Pada 1963, King memimpin demonstrasi pemboikotan bus di Birmingham. Pemboikotan itu dilakukannya tanpa menggunakan kekerasan. Ia mengikuti prinsip-prinsip Mahatma Gandhi, yang melakukan perlawanan dengan menghindari kekerasan.
Untuk beberapa tahun, ia membuat kesuksesan besar, tetapi secara berangsur-angsur orang-orang kulit hitam muda menjauhinya karena tidak dapat menerima sikap antikekerasan yang dilakukannya. Sebaliknya, King tidak pernah berhenti, dan meluaskan programnya.
Karya-karya
Akibat aksinya dalam menentang diskriminasi terhadap orang-orang kulit hitam, King dipenjarakan di penjara Birmingham. Di penjara, ia menulis surat yang diberi judul The Letter from Birmingham Jail. Dalam suratnya, King menyatakan bahwa ia merasa terpanggil untuk bersuara terhadap ketidakadilan yang terjadi pada zamannya.
Ia juga mengritik orang-orang yang tidak setuju terhadap pemboikotan bus di Birmingham. Baginya, mereka adalah orang-orang yang tidak peka dan tidak dapat melakukan analisis terhadap penyebab utama pemboikotan itu. Menurut King, mereka terbuai dalam keadaan yang terjadi, dan tidak mampu mendobrak dominasi kekuasaan orang-orang kulit putih.
Ia tidak hanya berjuang melawan diskriminasi orang-orang kulit hitam, tetapi juga menentang tanah milik dan Perang Vietnam. Kebesaran King terutama terletak pada impian tinggi dan gaya spektakulernya sebagai seorang pendeta.
Pidatonya dengan judul "Saya memiliki sebuah impian" pada parade berbarisnya ke Washington, DC (28 Agustus 1963) membuatnya semakin terkenal. Ia dipuja dengan banyak gelar terhormat. Pada 1963, ia menerima Penghargaan Perdamaian Nobel.
Ia ditembak hingga meninggal dunia, ketika melakukan aksi di Memphis pada 4 April 1968. Guncangan dari kematiannya menyebabkan banyak kerusuhan dan bentrokan di berbagai kota di seluruh Amerika Serikat.