Cara Menjawab Pertanyaan Anak Soal Kapan Corona Berakhir (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2020/06/cara-menjawab-pertanyaan-anak-page-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Cara Menjawab Pertanyaan Anak Soal Kapan Corona Berakhir - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Dorong anak untuk membagikan emosi dengan bertanya, apa yang mereka pikirkan tentang situasi saat ini. Atau, bagaimana perasaan mereka menghapi kondisi belakangan.
Beri tahu mereka, bahwa Anda tahu perasaan mereka, dan kadang-kadang Anda juga merasakan hal serupa—takut, marah, sedih—lalu berbagilah bagaimana Anda menghadapi itu semua.
Tahan dulu untuk bertanya kapan mereka memulai sekolah atau kapan waktu yang tepat mengunjungi kakek-nenek. Karena bisa jadi pertanyaan ini justru memicu kecemasan.
Tekankan keselamatan dan keamanan
Berikan jaminan kenyamanan pada anak. Di jagat anak-anak yang egosentris, apa yang benar-benar mereka butuh dan inginkan adalah rasa aman serta bersama orang yang selalu merawat mereka.
Seorang pakar pengembangan anak, Denise Daniels, menyarankan untuk memberikan banyak pelukan ke anak. Juga kalimat-kalimat yang meyakinkan seperti, "kami peduli padamu", atau juga, "kami akan selalu ada dan membuat kamu tetap sehat dan aman".
Serupa, diungkapkan psikolog klinis John Mayer, yang menekankan soal jaminan keamanan anak. Jawaban paling pas dari pertanyaan kapan wabah corona ini akan berakhir adalah dengan meyakinkan anak terlindungi dan selamat.
"Dengan anak-anak yang masih kecil, jawabannya harus sangat tegas dan percaya diri—bahkan ketika Anda mungkin sedang tidak percaya diri," jelas dia.
Sementara ketika bicara dengan anak-anak yang sedikit lebih besar, Anda bisa menyisipkan pesan yang kuat. Selain itu Anda juga sudah bisa menyampaikan soal alternatif solusi, langkah pencegahan, dan apa yang bisa mereka bantu.
Janji memberi perkembangan
Biarkan anak tahu bahwa Anda akan segera mengabarinya setiap kali ada pembaruan informasi. Entah itu soal sekolahnya atau kegiatan lain.
Meski Anda belum bisa memberi kepastian kapan pandemi berakhir, beri tahu anak sumber informasi tepercaya seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau otoritas setempat. Pastikan anak-anak tidak melihat liputan media mengenai krisis ini, karena gambar atau laporan itu mungkin saja menyedihkan dan tak baik untuk perkembangan anak.
"Saya termasuk yang mendukung pertemuan keluarga setiap pekan, sehingga orang tua bisa memberikan informasi terkini dan menjawab pertanyaan. Langkah ini penting untuk pencegahan di tingkatan keluarga," tutur Daniels.
Tetap positif
Kekuatan dari sifat positif tak bisa dilebih-lebihkan dalam kondisi wabah ini. Utamanya untuk membantu anak-anak mengembangkan pola pikir yang sehat.
"Sederhana saja. Gunakan suara yang tenang saat berbicara. Nada suara Anda harus menunjukkan keyakinan bahwa semuanya akan bisa diatasi," kata Daniels.
Satu hal positif yang bisa Anda bagi adalah, meski tak tahu kapan krisis ini akan berakhir tapi bisa dipastikan kelak semuanya akan bisa dilewati. Sekalipun sulit untuk berpikir positif dalam situasi begini, tapi tetap cari sesuatu yang menginspirasi.
"Yakinkan mereka bahwa situasi ini hanya sementara, ini takkan berlangsung selamanya dan kita akan kembali ke kehidupan normal," kata von Lob.
Kendati begitu, sikap positif ini bukan berarti menganggap seolah semua baik-baik saja. Mengetahui informasi yang benar dan tetap waspada juga tetap harus dilakukan. Memunculkan hal positif lebih untuk merawat harapan dan menjaga kewarasan di tengah pandemi.
Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.