Fakta di Balik Aksi Korut Meledakkan Kantor Penghubung Korsel di Perbatasan
https://www.naviri.org/2020/06/fakta-di-balik-aksi-korut-meledakkan-kantor.html
Naviri Magazine - Korea Utara telah meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan di kota perbatasan Kaesong pada Selasa (16/6). Hal itu disampaikan sejumlah sumber militer Korsel, dan tak lama dikonfirmasi Kementerian Unifikasi Negeri Ginseng.
Kementerian Unifikasi Korsel melaporkan Korut meledakkan kantor penghubung itu sekitar pukul 14.29 waktu lokal.
Melansir kantor berita Yonhap, beberapa sumber militer Korsel di perbatasan menuturkan, asap terlihat membumbung dari arah kantor tersebut, tak lama setelah sebuah ledakan.
Insiden ini dipastikan semakin merenggangkan relasi Pyongyang-Seoul. Penghancuran kantor penghubung inter-Korea ini terjadi beberapa hari setelah Pyongyang memberikan ultimatum kepada Seoul.
Pada Sabtu pekan lalu, adik perempuan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un, Kim Yo-jong, memperingatkan Seoul bahwa kantor penghubung kedua negara 'yang tidak berguna' akan benar-benar runtuh.
Pemerintahan Kim Jong-un terus mengancam Korsel dalam beberapa waktu terakhir karena dianggap gagal menghentikan aksi sejumlah aktivisnya yang terus mengirim selebaran anti-Korut dari perbatasan kedua negara.
Korut juga belum lama menyatakan telah memutus hubungan komunikasi militer dan politik dengan Korsel, akibat insiden selebaran propaganda tersebut.
Kantor berita Korut, KCNA, melaporkan jalur komunikasi yang terputus itu termasuk jalur komunikasi Laut Timur dan Laut Barat antara kedua angkatan bersenjata, jalur komunikasi percobaan antar-Korea, dan sambungan langsung (hotline) antara Komite Sentral Partai Buruh Korut dan Istana Cheongwadae (Blue House) atau istana kepresidenan Korsel.
Sementara itu, pemerintah Korsel menyatakan tidak bisa melarang kegiatan para aktivisnya yang sebagian besar merupakan pembelot dari Korut. Seoul menilai hal tersebut adalah bentuk kebebasan menyatakan pendapat yang dijamin undang-undang.
Namun, Korsel menuturkan berupaya menyusun aturan yang melarang perbuatan tersebut.
Tak puas dengan respons Korsel, Korut pun menganggap Korsel sebagai musuh dan bersumpah akan membuat negara itu menderita.