Ahli Sarankan Kebiasaan Jabat Tangan Ditinggalkan Selamanya, Ini Alasannya

Ahli Sarankan Kebiasaan Jabat Tangan Ditinggalkan Selamanya, Ini Alasannya, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Kebiasaan jabat tangan atau salaman harus ditinggalkan selamanya demi mencegah penularan virus corona Covid-19. Para ilmuwan menyarankan untuk mengganti kebiasan itu dengan salam non-kontak seperti orang Jepang,

Menurut seorang ahli mikrobiologi terkemuka, pandemi virus corona Covid-19 di masa depan bisa dihindari jika protokol kesehatan dijalani dengan benar.

Profesor Baron Piot dari Komite Sains dan Teknologi mengatakan masker wajah dan jarak sosial semuanya bisa menjadi praktik standar untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19.

"Berjabat tangan mungkin perlu ditinggalkan selamanya. Banyak perilaku budaya di negara lain mungkin bisa ditiru untuk menghindari pandemi virus bekerlanjutan. Hal ini perlu dipertimbangkan jika melihat efeknya jangka panjang," jelas Profesor Baron Piot dikutip dari The Sun.

Sementara, Profesor Dame Anne Johnson, wakil presiden dari Akademi Ilmu Kedokteran juga menyoroti pentingnya semua orang dalam menekan penyabaran virus corona Covid-19 dengan menjalani protokol kesehatan sebaik mungkin.

"Sekarang mencegah penyebaran virus sejauh yang kita bisa sangatlah penting. Jika Anda masuk angin atau flu, tetaplah tinggal di rumah. Hindari jabat tangan, berciuman dan kontak fisik lainnya dengan orang di dalam rumah atau di luar rumah," jelas Dame Anne Johnson.

Semua kebiasaan baru ini mungkin menyebabkan perubahan budaya. Tapi, langkah-langkah itulah yang kita butuhkan untuk melindungi diri sendiri dan orang di sekitar.

Anda bisa mengganti kebiasaan berjabat tangan dengan saling senggol siku tangan atau menjalani budaya Jepang yang cukup menundukan kepala tanpa kontak fisik.

British Medical Association (BMA) pun telah mendesak semua orang di Inggris mengenakan masker dan face shield untuk mencegah gelombang kedua virus corona Covid-19.

BMA mengatakan gelombang kedua virus corona Covid-19 akan jauh lebih berbahaya bila bersamaan dengan flu musiman. Karena itu, semua orang perlu menjalani protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus di musim dingin.

Bahkan semua orang telah diwajibkan memakai masker ketika berada di ruang publik, terutama transportasi, supermarket dan lainnya.

Prof Piot pun mengambil contoh kasus di Austria yang berhasil mengalami penurunan besar infeksi saluran pernapasan karena jarak sosial.

Meskipun banyak ahli menyarankan penggunaan masker dan mengurangi kontak fisik ini lebih baik dijalankan selamanya untuk menghindari pandemi virus berikutnya. Tapi, seorang ahli biologi struktural mengatakan langkah-langkah ini hanya perlu dilakukan sampai vaksin virus corona ditemukan.

"Langkah-langkah ini perlu dipertanyakan sampai kapan kita bisa menjalaninya," kata Profesor Sir Venki Ramakrishnan.

Related

Science 4065806374273265144

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item