Inilah Barang yang Paling Laku Keras Selama Pandemi Corona: Mi Instan!

Inilah Barang yang Paling Laku Keras Selama Pandemi Corona: Mi Instan! naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Permintaan mi instan termasuk yang dapat 'berkah' masa pandemi covid-19. Saat sektor makanan yang lain turun, mi instan justru melesat naik tinggi kala pandemi.

Ketua Umum Asosiasi Biskuit, Roti dan Mi Instan (Asrim) Sribugo Suratmo mengakui adanya peningkatan tersebut, utamanya di bulan pertama Covid-19 masuk ke Indonesia, atau Maret lalu.

"Saat rush itu yang terjadi pembelian ramai, tapi itu toko seperti grosir yang beli bukan konsumen," kata Sribugo.

Saat momen awal Covid-19 masuk ke Indonesia, banyak masyarakat dari golongan mampu memborong makanan dan minuman dari toko-toko ritel. Salah satu yang paling banyak diincar adalah mi instan. "Kemarin rush naik, saya sebutkan persentase ya sekitar 10-15%," sebutnya.

Namun, Sribugo menilai kondisi setelah melewati bulan pertama itu sudah kembali normal. Dari yang semula masyarakat panic buying akibat khawatir tidak kebagian makanan, di bulan berikutnya hingga kini konsumsi masyarakat sudah masuk ke dalam kategori normal.

Untuk beberapa waktu ke depan, konsumsi mi instan diperkirakan masih akan stabil.

"Semester kedua nanti kita berani jamin nggak ada penurunan, tapi kenaikannya wait and see. Indonesia sangat tergantung dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kalau itu dicabut, orang ke sana kemari itu akan tingkatkan konsumsi produk, sehingga 6 bulan terakhir akan recovery," sebutnya.

Ia memastikan harga mi instan masih akan stabil. Selain karena banyak digemari, persediaan barangnya pun selalu ada karena terus diproduksi oleh industri.

"Tapi saya sih jamin, kita jamin karena ketersediaan bahan baku untuk terigu banyak, pabrik-pabrik terigu dapat suplai gandum banyak, maka tidak ada kenaikan harga," jelasnya.

Bukti penjualan mi instan ciamik di kala pandemi, dapat terlihat dari penjualan produsen Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). ICBP mencatatkan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 7% menjadi Rp 12,01 triliun dari Rp 11,26 triliun pada periode yang sama 2019.

Related

News 6795386051852886434

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item