Mengapa Orang Indonesia Suka Menyuruh Anak-anak Muda Segera Menikah?

Mengapa Orang Indonesia Suka Menyuruh Anak-anak Muda Segera Menikah? naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Sosiolog Universitas Indonesia, Nia Elvira menjelaskan, berkeluarga dianggap sebagai epitomi kehidupan bermasyarakat untuk negara kita. "Jadi jika seseorang yang sudah dewasa belum menikah; dinilai oleh masyarakat tadi, belum mencapai kehidupan yang ideal," kata Nia.

Nia menyampaikan bahwa pencapaian dalam bidang profesi atau pekerjaan dianggap masih belum memenuhi nilai kehidupan yang ideal. Ditambah lagi, nilai kehidupan ideal juga didukung oleh norma-norma agama dalam masyarakat.

Bagi perempuan, beban pernikahan dinilai lebih berat, sehingga setinggi apapun pencapaian hidup, baik pendidikan dan karir, tidak akan dipandang masyarakat jika belum memenuhi standar ideal perempuan: menikah dan punya anak.

"Masyarakat kita memang masih menganut konsep pembagian pekerjaan (devision of labour) dalam istilah sosiologinya. Nilai ideal perempuan dalam ranah domestik dan laki-laki pada ranah publik," ujar Nia.

"Sehingga perempuan yang punya pencapaian di bidang profesinya dianggap belum lengkap. Pencapaian atau prestasi perempuan dianggap pada ranah domestik, menjadi Ibu dan Istri yang baik yang bisa mendukung karier Suami, dan mendidik anak-anaknya dengan baik."

Menikah tanpa persiapan memadai, setelah kita bedah statistiknya lebih lanjut, ternyata cuma mendatangkan masalah baru. Data Kementerian Agama (Kemenag) untuk kurun 2010-2014 menunjukkan angka perceraian meningkat 52 persen. Dari angka itu, 70 persen diantaranya diajukan oleh pihak istri.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kemenag, Muharam Marzuki, membeberkan ada kecenderungan usia awal menikah semakin muda di negara ini.

Dalam penelitian Tren Cerai Gugat Kalangan Masyarakat Muslim Indonesia yang dilakukan Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung, menunjukkan selama kurun 2010-2014, dari sekitar 2 juta pasangan mencatatkan perkawinannya di periode tersebut, 15 persen di antaranya bercerai.

Penelitian itu mengambil sampel pasangan suami-istri yang maksimal berusia 25 tahun dan telah menikah setidaknya lima tahun. "Penelitian menunjukkan pasangan muda tak mengerti bahwa menikah berarti tanggung jawab terhadap sesama dan juga keluarga suami atau istri," kata Muharam.

Related

Relationship 6958085165301900562

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item