BIGO Live: Sempat Tenar Sejanak, Kini Mulai Meredup dan Ditinggalkan (Bagian 2)

BIGO Live: Sempat Tenar Sejanak, Kini Mulai Meredup dan Ditinggalkan naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (BIGO Live: Sempat Tenar Sejanak, Kini Mulai Meredup dan Ditinggalkan - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Mirip seperti pendahulunya, Omegle, awalnya BIGO dikenal lewat catatan yang muram: menjadi sarang video-video bermuatan pornografis. Banyak kecaman yang dilontarkan pada aplikasi ini lantaran penyiar BIGO kerap menyuguhkan konten menyerempet pornoaksi.

Di awal kemunculan BIGO, para penyiar BIGO kerap melakukan aktivitas seksual seperti striptease, flashing, sampai masturbasi. Sisa-sisa "masa gelap" BIGO ini masih berceceran di Youtube.

"Aku lihat iklannya dan mencoba sebentar. Eh aku ketagihan penyiar yang buka-bukaan."

Callista cukup sering menerima permintaan semacam itu. Dia berusaha tak menanggapinya serius.

"Untuk menjadi penyiar resmi BIGO, kita harus melamar ke BIGO Live dan ikut audisi. Kalau terpilih, kita akan dapat kontrak yang mengikat. Sekali kita melanggar isinya, mereka akan memutuskan kita secara sepihak. Sekarang orang lebih berhati-hati siaran karena ada konsekuensi tertentu."

Status BIGO sebagai sarang pornoaksi segera diendus pemerintah Indonesia. Awal Desember 2016, Komenterian Komunikasi dan Informatika memblokir sepuluh DNS yang digunakan oleh BIGO Live. Tentu saja, pemblokiran sepuluh DNS tak akan terlalu mempengaruhi operasi BIGO Live.

Menurut Kominfo, tindakan ini sekadar dimaksudkan sebagai peringatan. Kominfo mengancam akan melarang BIGO LIVE selamanya di Indonesia jika aplikasi tersebut tak menaati aturan tentang pornografi pemerintah.

Mulai Maret 2017, baik pengguna maupun penyiar BIGO bisa kembali mengakses BIGO Live karena Kominfo sepenuhnya menghentikan pemblokiran terhadap DNS BIGO.

Keputusan diambil setelah BIGO Live membuka kantor cabang di Jakarta. Dalam beberapa pernyataan ke media, Kominfo menganggap pembukaan kantor cabang Jakarta sebagai itikad baik dari BIGO Live.

Ini akan mempermudah BIGO Live untuk mengawasi konten-konten yang tidak sesuai peraturan dalam aplikasi mereka. Di sisi lain, pihak BIGO juga menjamin bahwa konten pornografi tak akan leluasa beredar karena mereka telah menerapkan beberapa lapis sensor.

Cepatnya BIGO Live meraih popularitas di Asia Tenggara memancing sebuah pertanyaan: apakah popularits BIGO bakal bertahan lama serta apa yang membedakan BIGO dari aplikasi serupa? Tak lama setelah BIGO Live beredar, beberapa orang menuding aplikasi livestreaming ini sebetulnya tak membawa inovasi baru ke pasar aplikasi Asia Tenggara.

"Aplikasi ini hanya 'meng-upgrade' produk yang sudah ada di pasaran, alih-alih misalnya menciptakan sesuatu yang baru dari nol. Ini kan sama saja dengan buang-buang tenaga," ujar Tito Pratikto, salah satu pengusaha rintisan.

"Memang benar, semua bisnis tentu berusaha cari untung. Tapi kita lupa, fungsi dasar perusahaan rintisan ialah untuk mendobrak dan memberikan pemecahan masalah."

Lantas, apa alasan konsumen aplikasi di pasar Asia Tenggara lebih memilih BIGO daripada aplikasi sejenis lainya?

Ketika pertanyaan ini dilontarkan, Bowi Artgita, pengguna BIGO Live fanatik menjawab pada dasarnya mereka memilih BIGO dibanding aplikasi serupa karena kesengsem sebuah iklan di Facebook. "Aku lihat iklannya dan mencoba sebentar. Eh, aku ketagihan penyiar yang buka-bukaan."

Artinya, tanpa hal-hal menyerempet hal itu, BIGO sebetulnya sama sekali tak menarik.

"Aku engga pernah pakai aplikasi streaming lainnya seperti Facebook, Youtube atau Instagram. Aku sudah habis banyak di BIGO juga. Walau aku tak pernah menghabiskan uang untuk mengirim gift. Tapi kalau dijumlah paket data yang aku habiskan menonton siaran-siaran di BIGO, hasilnya lumayan juga," imbuh Bowi.

Bowi masih beruntung. Hobinya main BIGO tak sampai merecoki hidup atau membuatnya bokek.

"Ini kan mirip kaya ngecek timeline di sosial media. Dulu sih, aku sampai begadang tiap weekend. Sekarang, aku paling ngabisin engga sampai sepuluh menit buat scroll feed BIGO, apalagi kalau lagi engga ada penyiar-penyiar yang cantik. Ngapain juga lama-lama ya kan?"

Related

News 6837387072632894723

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item