Industri Penerbangan Babak Belur Dihantam Corona, Tak Jelas Kapan Pulihnya (Bagian 2)

Industri Penerbangan Babak Belur Dihantam Corona, Tak Jelas Kapan Pulihnya, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Industri Penerbangan Babak Belur Dihantam Corona, Tak Jelas Kapan Pulihnya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Ancaman kebangkrutan

Hingga berakhirnya semester pertama, hampir semua maskapai melaporkan rapor merahnya. Beberapa sudah mendaftarkan kebangkrutan, seperti Virgin Australia, Avianca Holdings, dan Thai Airways.

Thai Airways kini sedang berada dalam perlindungan kebangkrutan dan tengah mengajukan rencana restrukturisasi kepada pengadilan kebangkrutan. Namun, di tengah proses, Auditor Deloitte Touche Tohmatsu Jaiyos tidak bisa memberikan kesimpulan atas laporan keuangan Thai Airways karena kurangnya likuiditas dan gagal bayar utang yang menciptakan “ketidakpastian material”.

Akibatnya, saham Thai Airways dihentikan sementara perdagangannya oleh otoritas bursa Thailand.

Thai Airways membukukan kerugian hingga 22,68 miliar baht atau sekitar 730,4 juta dolar AS pada kuartal I dan 5,35 miliar baht pada kuartal II. Pada kuartal I, pendapatan Thai Airways terpangkas hingga 23,7% menjadi 38 miliar baht, akibat pandemi.

Pada kuartal II, kondisi Thai Airways memburuk dengan pendapatan anjlok hingga 94,1% menjadi 2,49 miliar baht (year on year/yoy). Thai Airways menghentikan sementara penerbangannya sejak Februari.

Pada 19 Mei, pemerintah Thailand menyetujui rencana restrukturisasi Thai Airways melalui pengadilan kebangkrutan.

Maskapai pelat merah Indonesia, PT Garuda Indonesia Tbk juga sudah melaporkan kondisi keuangannya yang berdarah-darah akibat pandemi.

Pada semester I, Garuda menderita rugi hingga 712 juta dolar AS atau setara Rp10,34 triliun. Kinerja keuangan Garuda pada semester I 2020 ini lebih buruk dari periode yang sama pada 2019 dengan catatan laba 24,11 juta dolar AS atau setara Rp349 miliar.

Pendapatan Garuda anjlok tajam menjadi hanya 917,28 juta dolar AS setara Rp13,3 triliun. Padahal pada periode yang sama pada 2019, Garuda masih mampu memperoleh pendapatan 2,19 miliar dolar AS atau setara Rp31 triliun.

Untuk menyelamatkan Garuda, Pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan melalui program Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN) yang jumlahnya mencapai Rp8,5 triliun.

Sejauh ini, Garuda juga melakukan efisiensi besar-besaran mulai dari merumahkan karyawan kontrak, memotong gaji direksi, meminta keringanan dari perusahaan leasing, hingga meminta penjadwalan ulang pembayaran utang.

Garuda tidak sendiri. Ada pula Cathay Pacific yang mengumumkan rugi 9,9 miliar dolar Hong Kong atau sekitar 1,27 miliar dolar AS pada semester I. Pendapatan anjlok hingga 48,3% menjadi 27,7 miliar dolar.

“Enam bulan pertama 2020 merupakan masa paling menantang yang pernah dihadapi Cathay Pacific dalam 70 tahun terakhir,” kata chairman Cathay, Patrick Healy, dalam pernyataannya seperti dikutip dari Channel News Asia.

Sama halnya dengan Garuda, Cathay juga akan menerima dana penyelamatan dari pemerintah Hong Kong senilai 5 miliar dolar dan juga pemegang saham, termasuk rights issue. Cathay juga kemungkinan akan mencari pendanaan segar dan pasar utang untuk memperkuat keuangannya.

Sementara Singapore Airlines (SIA) pada kuartal pertama yang berakhir pada 30 Juni 2020 menderita rugi hingga 1,12 miliar dolar Singapura. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, Singapore Airlines mencatat untung hingga 111 juta dolar Singapura.

Pendapatan SIA anjlok hingga 79,3 persen (yoy) menjadi 851 juta dolar Singapura. Maskapai ini melakukan pemangkasan kapasitas besar-besaran pada masa pandemi COVID-19. Saat ini, SIA beroperasi dengan kapasitas hanya sekitar 7%, dibandingkan sebelum pandemi.

SIA baru saja mengumumkan 6.000 dari 27.000 stafnya mengambil cuti di luar tanggungan, dengan masa cuti yang bervariasi. Jalan itu diambil untuk membantu perusahaan yang sedang berupaya keluar dari krisis akibat pandemi COVID-19.

Related

News 627221519730546790

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item