Wow, Wanita Ini Bikin Keripik dari Pelepah Pisang. Bagaimana Rasanya?
https://www.naviri.org/2020/08/wow-wanita-ini-bikin-keripik-dari.html
Naviri Magazine - Sari Noviatsih, warga Dusun Batu Tengah RT 1 RW 10 Desa Baturetno, Kecamatan Baturetno, Wonogiri ini sangat piawai menyulap bahan “sampah” menjadi aneka kuliner maknyus menggugah selera. Ada-ada saja kreasinya yang hampir semuanya sukses bikin publik melongo, yaitu keripik pelepah pisang.
Kok bisa ya? Kalimat ini yang kerap meluncur dari publik ketika disebutkan atau melihat kuliner unik hasil kreativitas pemilik usaha Mamuma Group tersebut. Pasalnya bahan yang digunakan aman dan sehat namun sangat tidak lazim dan tak pernah terlintas sedikit pun di kepala.
Termasuk untuk bahan baku keripik satu ini, pelepah pisang. Keripik pelepah pisang ini benar-benar dibuat dari pelepah pisang yang umumnya hanya teronggok di tumpukan sampah atau cuma dijadikan alat permaianan anak-anak.
Tapi di tangannya, pelepah pisang dibuat keripik yang gurih bertekstur serat mudah patah. Digigitpun, langsung terasa renyah kremes. Kendati untuk menciptakannya perlunya perjuangan cukup lama.
“Untuk ide awal ya sekedar coba-coba tapi sering gagal, tidak berhasil-berhasil. Bahkan sempat menyerah karena belum bisa menaklukkan seratnya yang super ulet,” kata dia.
Selanjutnya, berusaha memproduksi lagi dan sempat berhasil. Tapi karena proses pengolahan dari bahan mentah ke bahan baku sangat ribet, apalagi bergelut dengan getah yang bikin tangan gatal, akhirnya sempat terhenti.
“Kemarin kebetulan ada semangat untuk produksi lagi, Alhamdulillah berhasil,” terang dia.
Menurut dia, proses produksi dari bahan mentah ke bahan baku membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Cukup lama, lantaran perlu waktu agar getahnya benar-benar hilang, baru bisa diolah menjadi keripik.
“Bahan pendukungnya sedikit tepung saja untuk membantu supaya kremes dan tidak mudah lembek,” ujar dia.
Yang harus diperhatikan adalah proses penyimpanannya. Wadah harua selalu tertutup rapat supaya tidak mudah melempem. Sebab produk ini bahan dasarnya 100 persen serat. Tapi jika sampai melempem, bisa digoreng ulang dengan api sedang dan minyak yang panas.
“Varian rasa untuk sementara original gurih soft karena kami tidak menggunakan penyedap rasa msg. Tapi kalau mau request bumbu tabur lainnya juga bisa,” beber dia.
Harga konsumen, adalah Rp 120 ribu per kilogram. Tersedia kemasan 100 gram, 250 gram, 500 gram, dan 1 kilogram. Untuk reseller disediakan harga khusus.
Pemasaran tetap secara online. Tapi konsumen yang datang ke workshop secara offline tetap dilayani.
Sari Noviatsih sebelumnya mahir mengolah makanan dari kulit pisang, kulit singkong, daun beluntas, kulit mentimun, maupun bunga pisang.
Bahan baku yang dipakai murni lokal dan tidak menggunakan bahan pengawet. Dia mengandalkan teknik memasak bahan baku dicampur aneka bumbu hingga menghasilkan rasa yang pas. Ada sejumlah produk hasil karyanya. Seperti aneka abon, dendeng, aneka manisan dan aneka sambal, keripik unik dan aneka stik.