Istana: Buzzer Bekerja Sendiri, Pemerintah Tak Bisa Menertibkan

Istana: Buzzer Bekerja Sendiri, Pemerintah Tak Bisa Menertibkan, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Pihak Istana Kepresidenan menyatakan tidak bisa menertibkan keberadaan buzzer atau pendengung di media sosial. Menurutnya, buzzer hanya bisa diproses hukum jika ada yang merasa dirugikan.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian mengatakan sejak awal pemerintah tidak pernah mengorganisasi para buzzer untuk menyampaikan informasi, kebijakan maupun capaian kinerja pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah tidak bisa menertibkan keberadaan para buzzer.

"Menertibkan itu kan berarti pemerintah mengorganisir, kalau saya organisir buzzer saya tertibkan, tapi kalau mereka bekerja sendiri kan kami tidak bisa apa-apa. Kecuali ada aduan, mereka merugikan, silakan mereka diproses," jelas Donny.

Lebih lanjut, Donny mengatakan jika ada masyarakat yang merasa dirugikan oleh informasi yang disebarkan buzzer atau dianggap melanggar hukum, maka urusannya dengan pihak kepolisian. Istana dalam hal ini pemerintah, kata dia, tidak bisa mengintervensi hal tersebut.

"Pasti pemerintah akan meminta jika ada pengaduan buzzer-buzzer tertentu diproses secara adil dan transparan," ungkapnya.

Lebih lanjut, saat ini masyarakat juga sudah pintar dalam menggunakan media sosial dan dapat membedakan mana buzzer dan bukan. Lagipula, kata dia, sejumlah kebijakan pemerintah tak hanya didukung oleh para buzzer, tapi juga dari kalangan akademisi.

"Masyarakat saya kira cukup cerdas mana yang buzzer, mana yang bukan. Banyak akademisi yang dukung kebijakan pemerintah, tapi tidak buzzer, karena mereka kompeten bicara soal ekonomi, soal politik, dan sebagainya. Jadi, pemerintah tidak pernah mengorganisir buzzer," ucap Donny.

Sebelumnya, dalam sebuah diskusi virtual, Donny menyampaikan bahwa kemunculan buzzer tak dapat dihindari dalam sistem demokrasi. Namun, belakangan pernyataan Donny mendapat kritik.

Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto mengkritik pernyataan Donny yang menyebut buzzer sebagai bagian yang tak terelakkan dari demokrasi. Menurut Arif, pernyataan Donny sama sekali keliru.

Arif mengatakan buzzer justru merupakan parasit yang menumpang kebebasan dan merusak demokrasi. Menurutnya, demokrasi seharusnya diisi oleh diskursus kritis. Sedangkan buzzer hanya mempengaruhi opini publik secara manipulatif sehingga mengikis pemikiran kritis.

Related

News 9157791370691633504

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item