Ini Penyebab Bahasa Inggris Punya Banyak Aksen dan Logat Berbeda (Bagian 2)

Ini Penyebab Bahasa Inggris Punya Banyak Aksen dan Logat Berbeda

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Ini Penyebab Bahasa Inggris Punya Banyak Aksen dan Logat Berbeda - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Ragam Aksen di Inggris

Inggris setidaknya punya 17 aksen regional, di antaranya aksen London, East Anglia, West Country, Southern Welsh, Northern Welsh, West Midlands, Scouse, dan Yorkshire. Berbagai aksen ini kerap terdengar di film atau serial televisi semacam Harry Potter, Lord of The Ring, hingga Game of Thrones.

Selain aksen-aksen regional itu, ada pula aksen lokal seperti Cockney. Sebagaimana RP, aksen Cockney juga muncul pada abad ke-19. Ia identik dengan orang-orang London Timur dan disebut sebagai aksennya kelas pekerja. Salah satu ciri khas aksen ini adalah penggunaan bahasa slang yang berima.

Menurut leksikografer bahasa slang Inggris Jonathon Green, bahasa slang Cockney mulai muncul pada dekade 1830-an. Istilah “Cockney” mengacu pada orang-orang yang tinggal di bilangan Cheapside.

Salah satu versi menyebut slang Cockney mulanya adalah kode yang dipakai oleh para bromocorah. Jadi, ia dikembangkan secara sengaja untuk mengelabui para polisi. Teori kedua menyebut ia sebagai kode di antara para pedagang.

“Beberapa ahli percaya bahwa pedagang di pasar Cheapside mengarang kode-kode tertentu untuk saling berkomunikasi tanpa dipahami oleh pelanggannya,” kata Green sebagaimana dikutip Vox.

Contoh ungkapan slang Cockney adalah “Turns the Liza over” untuk menyuruh seseorang mengganti saluran televisi. Liza adalah ungkapan untuk merujuk televisi. Ia adalah singkatan dari “Liza Minnelli” yang nama belakangnya serima dengan telly—bahasa slang untuk televisi.

Lock, Stock, and Two Smoking Barrel (1998) adalah salah satu film yang dominan menggunakan aksen dan ungkapan slang Cockney dalam dialognya. Sementara salah satu selebritas yang mengaku dirinya dibesarkan dalam aksen Cockney adalah Michael Caine.

Tak hanya subur di negeri sendiri, aksen-aksen British juga menyebar dan memengaruhi aksen di Amerika. Itu terjadi seiring dengan migrasi orang-orang Inggris ke benua itu pada abad ke-17. Aksen mereka lalu berkembang jadi aksen berbagai daerah di Amerika. Aksen East Anglia, misalnya, mempengaruhi aksen Boston. Sementara aksen Skotlandia ikut mempengaruhi aksen Appalaichans.

Peneliti variasi bahasa dari Universitas Victoria, Marisa Brook, menyebut aksen sebagian orang AS sekarang mirip dengan aksen British abad ke-17. Salah satu contohnya adalah pelafal huruf “R” secara jelas, seperti dalam kata card dan water. Ahli bahasa menyebut ini sebagai rhoticity. Sementara itu, orang Inggris kini sudah meninggalkan cara itu.

“Sebagian imigran yang datang ke AS dulu berasal dari bagian Kepulauan Inggris yang belum terpengaruh aksen non-rhoticity (menyamarkan pelafalan R). Perubahan ke aksen non-rhoticity standar di Inggris baru dimulai pada saat Amerika Serikat merdeka," kata Brook kepada BBC.

Amerikanisasi

Meski satu bahasa, orang Inggris hari ini sering kali memprotes cara orang Amerika berbahasa. Salah satu cara paling mudah untuk melihat protes-protes ini adalah menyimak akun-akun Youtuber yang membahas soal bahasa.

Joelandlia, pasangan Youtuber asal Inggris, pernah membahas modifikasi bahasa ala orang AS yang menurut mereka tidak masuk akal. Beberapa kata tersebut misalnya pacifier untuk menyebut tummy (dot), burgularised untuk menyebut burgled (dirampok), atau jelly untuk menyebut jealous (iri).

Selain itu, ada pula istilah-istilah khas AS yang kurang mereka pahami karena bukan budaya yang lazim di Inggris. Salah satunya adalah prom. “Di Inggris, kami tidak terbiasa dengan budaya prom night,” ujar Joelandlia. Contoh lain adalah spring break. “Kami hanya mengenal summer holiday, saat kami biasa menghabiskan liburan di rumah teman.”

Terkait hal ini, penulis Inggris Matthew Engel menyatakan telah terjadi fenomena Americanism dalam penggunaan bahasa Inggris. Itu adalah modifikasi bahasa ala penutur American English yang digunakan di Inggris. Amerikanisme menghasilkan ungkapan-ungkapan yang berbeda dari bahasa yang dipakai oleh orang Inggris asli.

Menurut penulis That’s The Way it Crumbles (2017) ini, cara orang Inggris bicara hari-hari ini sangat dipengaruhi oleh tuturan dan budaya Amerika.

“Segala sesuatu seperti direkayasa agar setiap orang bicara dengan bahasa yang digunakan oleh negara adidaya itu. Itu akan membuat dunia jadi homogen dan membosankan,” kata Engel dalam wawancara dengan The Economist.

Namun, orang Inggris kebanyakan tidak menyadari bahwa beberapa kata yang mereka cap sebagai hasil Amerikanisme sebetulnya justru berasal dari Inggris. Ahli bahasa The Economist Lane Greene menyebut kata-kata seperti faucet (keran) dan diaper (popok) yang dikira adalah kata Amerika sebenarnya berasal dari langgam bahasa Middle English. Langgam ini dituturkan antara abad ke-12 hingga ke-16.

Contoh kata Amerikanisme lain adalah kata sidewalk (trotoar). Padahal, sidewalk sejatinya muncul di Inggris sekira awal abad ke-19. Greene menyebut kata itu merujuk pada trotoar di sepanjang Jembatan Westminster. Jadi, pada titik tertentu Amerikanisme justru mengawetkan bahasa lama sekaligus membantah mereka yang menyangkanya merusak bahasa Inggris.

“Bahasa Inggris ada dalam kondisi yang sangat baik. Bahasa terus berubah setiap waktu di berbagai situasi dan lini masyarakat. Bahasa Inggris pun tidak sedang diarahkan untuk jadi homogen (seperti yang disangka Engles),” kata Greene.

Related

Science 986699280998240535

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item