Indonesia Resmi Masuk Jurang Resesi, Ini Dampaknya bagi Kita

Indonesia Resmi Masuk Jurang Resesi, Ini Dampaknya bagi Kita

Naviri Magazine - Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2020 minus 3,49 persen (yoy/year on year). Akibatnya, Indonesia resmi mengalami resesi ekonomi, Kamis (5/11/2020).

Sudah dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami minus. Pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 5,32.

Bukan hal yang mengejutkan karena Presiden Joko "Jokowi" Widodo juga sudah memprediksi ekonomi akan kembali minus kuartal ini. Nah, jika sudah resmi resesi, apa saja sih dampak yang kita rasakan? 

1. Terjadi gelombang PHK hingga berujung pada peningkatan pengangguran dan kemiskinan

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengatakan bila resesi ekonomi melanda Indonesia, bakal terjadi gelombang PHK besar-besaran. Hal itu bakal berimbas pada peningkatan pengangguran, penurunan pendapatan masyarakat. 

"Artinya daya beli tertekan. Padahal kebutuhan di tengah situasi krisis kan terus ada. Bayar listrik, air, biaya anak sekolah, sewa rumah dan cicilan motor jalan terus," paparnya.

2. Masyarakat kencangkan ikat pinggang, harga barang melambung

Dampak lain adalah pelemahan nilai tukar bisa sebabkan harga barang naik tinggi khususnya yang impor. Dia pun menyarankan masyarakat mengencangkan ikat pinggang sementara waktu di tengah pandemik COVID-19 ini.

Di sisi lain, masyarakat juga perlu mempersiapkan dana darurat untuk kebutuhan penting. "Tidak memboroskan belanja untuk gaya hidup. Jadi kebutuhan esensial aja yang prioritas yaitu pangan dan kesehatan," ucapnya.

Dari sisi pemerintah, Bhima menyarankan agar stimulus ekonomi ditingkatkan dan dibarengi oleh penyaluran yang cepat. "Kemudian bentuk stimulus yang extraordinary. Ini kan masa WFH, jadi ada perubahan perilaku masyarakat," imbuhya.

"Kalau UMKM diberi subsidi internet gratis akan menolong sekali. Bisa lebih banyak masyarakat yang beli produk UMKM di e-commerce," jelas dia.

3. Kemiskinan hingga melambungnya tingkat kriminalitas

Dampak dari pendapatan berkurang atau pekerjaan yang hilang ialah bertambahnya angka kemiskinan. Menurut Bhima, butuh waktu untuk menyerap kembali masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Bahkan, tingkat pengangguran yang tinggi berpotensi menciptakan kriminalitas.

Senada dengan Bhima, Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan bahwa umumnya resesi ekonomi di suatu negara akan berdampak pada kemiskinan dan pengangguran. Hal itu terjadi lantaran banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan.

"Sekarang ini Singapura itu resesi, dia karena sudah 6 bulan kontraksi ekonominya. Pertanyaannya apakah akan berkepanjangan? Ya iya karena penyebab resesi itu wabah COVID-19, sementara belum diketahui kapan akan berakhir," ucapnya.

"Kemudian apakah resesi ini akan berdampak pada sosial masyarakat Singapura? Ya iya. karena penurunan income dan sebagainya, jumlah pengangguran meningkat, jumlah kemiskinan meningkat, ya itu," imbuh dia.

Related

News 4505743462670999743

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item