Lieus Sungkharisma: Kasihan Generasi Penerus Kalau Nikita Mirzani Dijadikan Pahlawan

Nasir Djamil: Jangan Ladeni Orang Jahil seperti Nikita Mirzani  Naviri Magazine - Para jemaah diimbau tetap tenang dalam merespons pernyataan kontroversial artis Nikita Mirzani yang menyebut seorang habib sebagai tukang obat.  Meski tak menyebutkan secara langsung sosok yang dimaksud, namun publik menilai pernyataan tersebut mengarah ke Habib Rizieq Shihab pasca kepulangannya dari Arab Saudi.  Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Nasir Djamil, para jemaah tak perlu meladeni omongan Nikita Mirzani terlalu berlebihan.  “Jangan diladenin orang jahil begitu, kan kita tahu kadar keagamaan Nikita. Jangan dibesarkan, jadi menggeruduk rumah dia, membalas ocehannya itu sama saja membesarkan dia, mempopulerkan dia, memviralkan dia,” tegas Nasir.  Legislator asal Aceh ini mengatakan, Nikita melontarkan kalimat tersebut tak lain hanya ingin meningkatkan popularitasnya di tengah kehebohan pulangnya Habib Rizieq Shihab.  “Bisa jadi dia mau mencari sensasi di tengah momentum kepulangan Habib Rizieq, dia pikir inilah waktu yang pas bersensasi. Karena itu menurut saya, jangan diladenin,” tandasnya.      Nikita Mirzani Sebut Dirinya Aset Negara, Said Didu: Izinkan Saya Muak  Naviri Magazine - Sesudah rumahnya dijaga puluhan polisi usai menghina Habib Rizieq Shihab (HRS) dengan sebutan tukang obat, artis Nikita Mirzani lalu menyebut dirinya aset negara.  Nikita memang mengaku sama sekali tidak takut untuk menyampaikan pendapat.  Ia menilai bahwa Indonesia adalah negara demokrasi dimana siapapun bisa menyampaikan apa saja.  Nikita menyebut pasti rumahnya dijagain polisi karena dia adalah aset Negara.  Ustad Maaher Tanggapi Gus Miftah: Saya Diframing Cebong, Saya Menghormati Habib Luthfi  Rumah Nikita Mirzani Didatangi Pasukan Bercadar, Ternyata Istri Habib  Menanggapi ini, salah seorang petinggi Koalesi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) memberikan jawaban di akun Twitter-nya.  “Asset Negara? Izinkan saya muak,” tegas M Said Didu.  Selain itu, Said Didu juga menanggapi permintaan Nikita Mirzani yang meminta agar Habib Rizieq Shihab melakukan tes DNA untuk membuktikan bahwa dia benar-benar cucu Nabi Muhammad SAW.  “Sepertinya yang bersangkutan sedang melaksanakan tugas,” jawab Said Didu menanggapi ini.  Seperti diketahui, Nikita Mirzani memberi penjelasan kepada penggemarnya terkait rumahnya yang dijaga ketat polisi usai menghina Habib Rizieq Shihab.  “Bangun tidur lihat banyak kiriman video dari orang-orang tercinta yang isinya bikin ngakak sampai ke ubun-ubun. saya kasih tahu ya, saya ini aset negara, wajar kalau dijagain sama negara,” tulis Nikita Mirzani di Instagram Storie-nya,Minggu (15/11).  Nikita juga sempat menyinggung sejumlah masalah hukum yang pernah menyeret nama Maaher. Bahkan Nikita juga menuding Maaher sampai tak berani menyebut namanya.  “Kok gemes sih sama saya yang dijagain sama aparatur negara, kalau saya pasti dilindungi bukan kabur. Kalau dilihat dari videonya, anda takut kan tidak berani sebut nama saya, sepenting itu kah saya untuk anda komentari?” lajut Nikita.  Nikita memang mengaku sama sekali tidak takut untuk menyampaikan pendapat.  Ia menilai bahwa Indonesia adalah negara demokrasi dimana siapapun bisa menyampaikan apa saja.  “Tenang aja hukum di Indonesia adil kok, makanya saya selalu berani bersuara apapun,” tutup Nikita Mirzani.      Mulai ‘Tinggalkan’ Jokowi, Anies dan Surya Paloh Saling Dukung Menuju Pilpres 2024  Naviri Magazine - Partai Nasdem besutan Surya Paloh dan Anies Baswedan dinilai saling membutuhkan menuju Pilpres 2024. Anies disebut berpeluang besar jadi Presiden RI.  Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif’an mengatakan, Partai Nasdem butuh sosok Anies karena hingga saat ini masih membutuhkan sosok untuk mendongkrak suara partai lebih dari yang diperoleh Nasdem saat ini.  Kata Ali Rif’an, di sisi lain dengan kapasitas tokoh dan potensi pencapresan Anies Baswedan juga sampai saat ini belum memiliki kendaraan politik berupa partai.  “Nasdem butuh Anies untuk mendongkrak partainya, sedangkan Anies sampai saat ini belum memiliki kendraan politik. Apalagi Anies adalah figur yang mendirikan ormas Nasdem dulu,” ungkap Ali Rif’an.  Di mata Ali Rif’an sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Manten Menteri nama Anies selalu berada di urutan tiga besar sebagai sosok yang potensial menjadi capress.  Fakta politik itulah yang kemudian menjadi pertimbangan penting bagi Partai besutan Surya Paloh untuk menjajaki Anies.  “Anies tentu tentu saat ini figur yang banyak diincar partai politik, Nasdem sejak awal juga sidah ngasih kode-kode ke Anies,” demikian kata Ali Rif’an.  Ali Rif’an mengatakan, sebagai partai politik, Nasdem akan berusaha keras mencari figur kuat yang dapat mendongkrak partainya.  Mengacu pada hasil survei, Ali Rif’an menduga Nasdem tahu betul bahwa figur Anies sangat memungkinkan untuk jadi pendongkrak suara dan simbol partai.  “Sebagai Gubernur DKI dan mantan menteri banyak diincar parpol, Anies selalu 3 besar capres potensial. Syarat partai agar bisa mendongkrak suara harus memiliki figur kuat karena harus diakui figur lebih kuat dari partai,” kata Ali Rif’an.  Ali Rif’an juga menyarankan, Anies harus realistis menentukan kendaraan politik mana yang akan digunakan untuk memuluskan langkah politiknya untuk mendapatkan kursi presiden.  Apalagi, sebagai salah satu pendiri ormas Nasdem, Anies memiliki kecocokan dengan Partai Nasdem.  “Nasdem ada kuda politik paling realistis bagi Anies. Secara chemistry Anies dan Nasdem cocok untuk saling membesarkan, dengan sejarah Anies juga pendiri ormas Nasdem cikal bakal Partai Nasdem,” kata Ali Rif’an.  Nama Anies dikaitkan dengan Partai Nasdem bermula dari baliho kegiatan perayaan ulang tahunnya yang menampilkan gambar Anies Baswedan.  Seperti diketahui, Partai Nasdem dengan figur Surya Paloh, merupakan pendukung militan Presiden Jokowi selama dua periode ini. Mulai pemerintahan periode 2014-2019 hingga pemerintahan periode 2019-2024.  Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin di periode kedua ini baru berumur setahun. Dimana Jokowi-Ma’ruf Amin dilantik jadi Presiden-Wapres pada  20 Oktober 2019 lalu.

Naviri Magazine - Nyinyiran selebriti Nikita Mirzani atas kepulangan Habib Muhammad Rizieq Shihab ke Indonesia ternyata mengundang banyak reaksi. Tidak sedikit orang yang menyesalkan dan marah atas ucapan mantan suami Dipo Latief itu.

Salah satunya tokoh Tionghoa, Lieus Sungkharisma. Koordinator Forum Rakyat ini bahkan menganjurkan Nikita meminta maaf dan segera bertobat.

“Apalagi dia mengaku beragama Islam,” katanya kepada redaksi.

Dia menilai siaran langsung yang dilakukan Nikita di akun Instagram pribadi, @nikitamirzanimawardi_17, sudah kebablasan. Dalam siaran itu, Nikita Mirzani mengatakan jika penjemputan Habib Rizieq Shihab dilakukan secara gila-gilaan. Selain itu, Nikita juga menyebut nama habib adalah tukang obat.

Lieus menyayangkan lantaran nikita tidak sedikit pun merasa menyesal atas pernyataannya itu.

“Sungguh dia itu tak punya adab. Seakan-akan dia memang sengaja membuat pernyataan seperti itu agar suasana negeri ini terus gaduh,” ujar Lieus.

Lieus juga menyesalkan sejumlah orang yang mengaku intelektual, malah terjebak dalam perang cuitan antara Nikita dan pendukung Habib Rizieq.

“Bahkan ada intelektual yang menghadap-hadapkan perang cuitan itu sebagai perang gender dan menempatkan Nikita sebagai pahlawan. Ini sangat memalukan,” ujar Lieus lagi.

Padahal, tambah Lieus, FPI sendiri melalui kuasa hukumnya, Aziz Yanuar menyebut pernyataan Nikita itu sampah, tidak penting dan tak perlu ditanggapi.

Namun demikian, kata Lieus, orang seperti Nikita itu memang harus diberi nasehat. Diingatkan agar tidak terus tersesat.

“Kasihan generasi penerus negeri ini jika orang-orang seperti itu malah dijadikan roll model dan dianggap pahlawan karena berani melawan Habib Rizieq yang notabene adalah ulama,” katanya.

Sebab, tambah Lieus, apapun yang mendasari kebencian Nikita Mirzani pada Habib Rizieq, sangatlah tidak pantas dia mengatakan hal seperti itu.

“Sangat tidak beradab orang yang jatidirinya sendiri tidak jelas, malah mempertanyakan asal usul dan nasab orang lain,” kata Lieus.

Mumpung masih ada waktu, Lieus meminta Nikita segera bertobat. Sehingga virus kerusakan adab tidak menyebar ke mana-mana.

Ini adalah tugas pemerintah untuk menasehati dan mengingatkan orang-orang dengan sikap permusuhan dan penebar kebencian seperti Nikita ini.

“Jadi pemerintah harus bersikap adillah. Janganlah karena yang diserang bukan pejabat pemerintah, maka orang-orang seperti Nikita ini dibiarkan bebas mengatakan apa saja dengan alasan demokrasi dan kebebasan berpendapat,” demikian Lieus.

Related

News 8266894261571695791

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item