Terdepak dari MUI, Tengku Zul Singgug NU dan Muhammadiyah

Terdepak dari MUI, Tengku Zul Singgug NU dan Muhammadiyah

Naviri Magazine - Ustad Tengku Zulkarnain mengaku tak keberatan dirinya tak lagi menjadi salah satu pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Penceramah yang akrab disapa Tengku Zul itu menyatakan, dirinya sudah merasa cukup lama berada di MUI. Karena itu, memang dibutuhkan regenerasi dalam organisasi tersebut.

“Ya kan harus ada regenerasi, kalau saya merasa cukuplah, 10 tahun jadi wakil sekjen sudah cukup lama,” ujarnya kepada wartawan.

Ia juga memaklumi bahwa dirinya memang bukan berasal dari dua ormas Islam terbesar di Indonesia.

“Saya pikir cukuplah. Apalagi saya juga tidak dari organiasasi besar seperti NU dan Muhammadiyah,” sambungnya.

Sebaliknya, Tengku Zul mengaku kini bisa makin fokus pada kesibukannya yang lain. Seperti melakukan dakwah dan mengurus pondok pesantren miliknya.

“Saya bisa konsentrasi untuk kerja yang lain lah. Mengurus pesantren saya dan lain-lain dan dakwah lagi dengan jamaah dan bisa keliling dunia,” katanya.

Meski tak lagi ada dirinya di MUI, ia berharap kepengurusan baru MUI bisa tetap kritis kepada pemerintah.

Selain itu, MUI juga tidak boleh sungkan-sungkan untuk melontarkan kritik kepada pemerintah terkait kebijakan yang tidak pro rakyat.

“Kita berharap ke depan MUI tetap kritis terhadap kepada kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat,” tandasnya.

Selain itu, dia juga berharap proses pembuatan fatwa di MUI tetap dipertahankan seperti periode sebelumnya.

Selama ini, MUI selalu membuat fatwa dengan melibatkan banyak ulama dan mendengarkan ahli.

“Kalau fatwa memang terjaga MUI dari dahulu. Itu kolegial, artinya ada 50 orang yang ikut dan duduk dalam memutuskan fatwa itu,” beber dia.

“Kalau fatwa MUI terjaga dari dulu, ya, apalagi tiga tahun sekali ada ijtimak fatwa. Kalau fatwa insyaallah tidak masalah,” tutur dia.

Untuk diketahui, dalam kepengurusan MUI yang baru, sejumlah nama didepak. Selain Tengku Zulkarnain, juga Din Syamsuddin, Bachtiar Nasir dan Yusuf Martak. Nama-nama itu adalah orang yang selama ini berkaitan erat dengan gerakan aksi 212.

Sebelumnya, Din Syamsuddin menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI dan Bachtiar Nashir menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI.

Sedangkan Yusuf Martak yang sebelumnya menjabat sebagai Bendahara MUI periode 2015-2020. Sementara Tengku Zulkarnain, menjabat sebagai Wakil Sekjen MUI diperiode sebelumnya.

Dalam kepengurusan MUI periode 2020-2025, kini dipimpin KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum. Sedangkan dalam jajaran pengurus lainnya, didominasi para ulama dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Related

News 9062936124582242951

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item