Mengenal Megalomania, Penyakit Kejiwaan yang Haus Kekuasaan


Naviri Magazine - Beberapa waktu ini pastinya kalian mendengar dan melihat istilah megalomania di media sosial. Sebuah istilah yang cukup asing di telinga kita dan ramai dibicarakan. Pertanyaannya sekarang, apakah itu megalomania? Berikut ini penjelasan lmiahnya!

1. Megalomania adalah gangguan kejiwaan yang berhubungan dengan kekuasaan

Di dalam jurnal berjudul “THE MEGALOMANIAC TRAITS OF PERSONALITY: personality disorder, psychotic delusion or what? An ethological interpretation” dijelaskan, megalomania adalah seseorang yang self-centered atau memprioritaskan diri mereka dan tidak sungkan untuk mengeliminasi sekitarnya untuk bisa mendominasi lingkungan yang dia tinggali. 

Tujuannya tidak lain adalah untuk mempromosikan dirinya sebagai pelindung komunitas tersebut yang mana pada akhirnya akan mengarah kepada eksploitasi.

2. Megalomania sangat susah untuk berpikir secara kritis

Mendengar definisi megalomania, ada sedikit bayangan menuju penggambaran penipu, namun megalomania dan penipu jelas berbeda. Para penipu bergerak dengan cara yang sistematis, teratur dan penuh kesadaran.

Berbeda halnya dengan megalomania. Mereka yang penderita sindrom ini, dijalankan oleh perasaan egosentris akan superioritas dan kecenderungan untuk menyerang yang mereka anggap lawan. Alhasil, mereka susah untuk berpikir kritis dalam menerima kenyataan.

3. Ada persamaan yang bisa dilihat dari megalomania dengan pejantan dominan di dunia hewan

Para pakar psikologi melihat kecenderungan megalomania banyak datang dari dunia hewan yang mana pemimpin kelompoknya selalu tampak agresif. 

Namun demikian, bukan berarti penderita megalomania hanya didapat oleh para pria. Megalomania pun bisa diperoleh oleh kaum wanita dan rata-rata itu tampak dari sisi maskulin yang mereka miliki dan menonjol.

4. Megalomania bisa dibilang adalah bagian narsisme

Melihat sisi egosentrisnya yang berpusat pada diri sendiri, banyak pakar melihat megalomania adalah narsisme dalam kondisi ekstrem. Di kondisi ini, mereka melihat diri mereka sendiri sebagai sosok yang lebih berkemampuan, berkuasa, dan tinggi dalam berbagai hal. 

Masalah egosentris macam ini sebenarnya juga turut dirasakan oleh orang normal, namun hal itu dapat terjadi setelah mereka menemukan semacam bukti di dunia nyata yang memperkuat perasaan itu.

5. Penderita megalomania bahkan bisa menuju tahap yang tidak masuk akal

Kasus parah penderita megalomania adalah mereka mampu menganggap dan mengakui dirinya sebagai nabi atau juru selamat dunia ini. Itu dikarenakan superiotas yang mengarah ke dalam diri mereka sendiri tanpa melihat kenyataan yang ada. 

Untuk menguatkan hal itu, mereka juga cenderung untuk menantang para pemimpin di lingkungannya dan secara terang-terangan memusnahkan mereka secara psikologis di depan anggota komunitas.

6. Demi memenuhi egosentrisnya, mereka cenderung membelokkan kenyataan

Megalomania sangat mempertahankan ide-ide yang dia miliki. Kalaupun diserang oleh orang lain, mereka tidak akan melihat kesalahannya sendiri dan malahan akan mencari-cari keterikatan dengan ide milik sang lawan.

Namun dalam mengutarakan ide, mereka dapat membatasinya dengan syarat bukti nyata yang bertentangan dengan ide mereka sangat besar. Selama itu tidak ada, para megalomania akan terus mencoba mengubah kenyataan.

7. Karena itulah, para megalomania lebih senang berkumpul bersama orang-orang yang lebih tidak pintar daripada mereka

Dalam kehidupan privasi mereka, megalomania suka berkumpul dengan mereka yang memiliki tingkat intelektualitas lebih rendah daripadanya, karena itu membuat mereka merasakan superioritas. Orang-orang yang membutuhkan bantuan juga disukai oleh mereka karena lebih mudah untuk memberikan pengaruh akan ide-idenya.

Sebagai gantinya, megalomania menghindari orang-orang yang tanpa keraguan melontarkan ide yang berlawanan dan menimbulkan konflik. Artinya, musuh terbesar seorang megalomania adalah megalomania yang lain.

8. Di balik kejelekannya, banyak penderita Megalomania adalah orang-orang hebat dalam sejarah

Melihat dari beberapa ciri khas, para pakar melihat sisi megalomania ini kebanyakan dimiliki orang-orang yang memiliki nama kuat dalam sejarah. Sebagai contoh Adolf Hitler, Stalin, Rasputin, Kim Jong Il, bahkan presiden Amerika saat ini Donald Trump. 

Itulah penjelasan dan setidaknya ciri-ciri seorang megalomania. Apakah kamu melihat ciri-ciri tersebut di orang sekitarmu? Untuk menghadapi masalah dari orang-orang macam ini, sebaiknya jangan langsung menerjangnya, melainkan coba berkomunikasi dengan yang lain dan mencari jalan keluarnya bersama.

Related

Psychology 3596009063688664740

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item