Apa yang Akan Terjadi jika Bumi Berhenti Berputar? Ini Jawabannya (Bagian 1)


Seperti kita tahu, Bumi tidak diam tetapi berputar pada sumbunya, dan mengelilingi Matahari. Rotasi itu mengontrol aktivitas manusia, mengikuti gelap dan terang, membagi kehangatan Matahari ke seluruh bagian Bumi. 

Selain itu, perputaran Bumi juga menentukan medan magnetik, pola cuaca, dan sirkulasi di lautan. Apa yang akan terjadi jika Bumi berhenti berputar?

“Yang terjadi adalah kekacauan total, dan semuanya berantakan,” kata Louis Bloomfield, fisikawan dari University of Virginia. Lebih jauh ia menyatakan, sebagian besar manusia akan tenggelam, atau mati lemas, atau tewas terpanggang, atau mati membeku.

Bagaimana hal mengerikan itu bisa terjadi? Sekadar perhitungan, keliling Bumi di khatulistiwa adalah 40.000 kilometer, dan satu kali rotasi dibutuhkan waktu 24 jam. Karena itu, laju rotasi di khatulistiwa adalah v = 40.000 km/24 jam = 1.667 km/jam, atau 463 meter per detik. Karena kita berada di atas permukaan Bumi, maka laju gerak melingkar kita sama dengan laju rotasi bumi, yaitu 463 meter per detik.

Jika Bumi berhenti berputar secara mendadak, atmosfer masih akan bergerak dengan kecepatan di atas (1.667 km/jam). Karena tidak diimbangi laju rotasi Bumi, atmosfer akan bergerak sangat cepat, sehingga akan menerbangkan daratan—batu-batu, tanah, pohon, bangunan, manusia, juga binatang—ke dalam lapisan atmosfer.

Seiring dengan itu, gravitasi yang selama ini kita rasakan akan meningkat puluhan kali lipat. Hal itu terjadi karena sebelumnya permukaan Bumi berputar dengan kecepatan tinggi, sehingga yang ada di permukaannya mengalami gaya sentripetal yang melawan gaya gravitasi. 

Ketika Bumi berhenti berputar, gravitasi meningkat puluhan kali lipat, dan hal itu saja sudah cukup untuk membunuh banyak manusia yang menjadi penduduknya. Kemudian, semua area magnetik akan hilang sebagai akibat berhentinya putaran Bumi, dan hal itu akan menjadikan semua peralatan elektronik tidak lagi bekerja. 

Pada waktu Bumi berhenti berputar, setengah bagian akan tersinari Matahari, sementara sebagian yang lain tidak mendapatkan sinar Matahari. 

Bagian yang tersinari akan menjadi sangat panas dan terus mengalami siang, sedang bagian yang tidak mendapatkan sinar Matahari akan menjadi sangat dingin dan terus mengalami malam. Karena itu, “sebagian manusia akan terpanggang, dan sebagian lain mati membeku,” seperti yang dinyatakan fisikawan Louis Bloomfield di atas.

Kabar baiknya, peristiwa itu tidak berarti kiamat. Karena adanya rotasi Bumi, bagian tengah planet ini menonjol, sekitar 26 mil di sekitar khatulistiwa dari jarak antarkutub. Jika Bumi berhenti berputar, yang paling terpengaruh adalah bagian lautan. 

Menggunakan analisa Louis Bloomfield, “Lautan akan bergeser dari khatulistiwa ke arah kutub, meninggalkan tulang kering permukaan Bumi di dekat khatulistiwa. Sementara  wilayah kutub akan tenggelam.”

Atmosfer akan menebal di wilayah kutub, dan menipis di khatulistiwa. Hanya makhluk hidup di pertengahan garis lintang yang akan mendapatkan tekanan atmosfer yang tepat untuk tetap hidup. 

Karena itu, meski Bumi berhenti berputar, sebagian manusia yang kebetulan tinggal di empat bagian kecil Bumi—dua di belahan Bumi utara dan dua di belahan selatan—akan selamat, bahkan berevolusi dengan cepat sebagai respon perubahan lingkungan yang dramatis.

Seperti yang disebutkan di atas, sinar Matahari akan menyinari sebagian Bumi. Akibatnya, tanaman mati, manusia dan hewan terpanggang, sementara tanah merekah kekeringan. Sedangkan belahan Bumi yang lain akan tenggelam di kegelapan malam yang dingin, sementara tanah di bagian itu menyerupai tundra beku. 

Rhett Allain, fisikawan dari University of Southeastern Louisiana, menyatakan, “Pada waktu itu, manusia harus bisa pindah ke wilayah transisi untuk tetap dapat hidup.”

Karena kondisi alam yang dramatis semacam itu, maka gerak manusia—yang beruntung masih hidup—akan terbatas pada “pita tipis” di wilayah transisi panas-dingin, tempat Matahari akan selalu muncul tepat di atas atau di bawah cakrawala. 

Di tempat itu, temperatur relatif moderat, namun pola cuaca dan iklim tak bisa diperkirakan. Pada waktu itu, dari seluruh wilayah Bumi, hanya ada empat bidang tanah kecil yang memiliki tekanan atmosfer tepat, juga suhu yang cocok bagi manusia. Dua di belahan Bumi utara, dan dua di belahan selatan.

Akhirnya, hanya akan ada empat “suku” manusia yang selamanya dipisahkan kondisi ekstrim di antara mereka. Perbedaan lingkungan antara empat tempat itu akan mempengaruhi evolusi makhluk di sana, sesuai dengan kondisi lingkungannya.

Sekarang kabar buruknya. Bumi yang kita tinggali ini memang akan berhenti berputar, meski mungkin tidak dalam waktu dekat. Seperti yang disebutkan di atas, Bumi berotasi dengan kecepatan 1.667 kilometer per jam. 

Baca lanjutannya: Apa yang Akan Terjadi jika Bumi Berhenti Berputar? Ini Jawabannya (Bagian 2)

Related

Science 8381103966520555291

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item