Begini Cara Orang-orang Terkaya di Dunia Menggunakan Uangnya


Naviri Magazine - Seorang miliarder asal Jepang, bernama Yusaku Maezawa, membuat warganet Twitter heboh. Pasalnya, ia baru saja mengumumkan kalau dirinya ingin membagi-bagikan uang senilai 125 miliar rupiah ke para pengikutnya di Twitter! 

Pengumuman “durian runtuh” itu disambut antusias publik. Yusaku akan memilih secara acak 1.000 followers-nya untuk berkesempatan menerima hadiah darinya, yang berarti setiap orang akan mendapat sekitar Rp123 jutaan! Syaratnya pun terbilang cukup mudah, pengikutnya cuma disuruh retweet unggahannya.

Saat ditanya alasannya membagi uangnya secara cuma-cuma, Yusaku mengaku ingin membuat pengikutnya bahagia. Benar-benar sesederhana itu. 

Tapi omong-omong soal cara miliarder dunia menggunakan hartanya memang terbilang sederhana, malah jarang ada yang memakainya untuk pamer barang-barang mahal, seperti yang dilakukan Bill Gates dan sederet bos besar dunia lainnya. Lihat saja penampilan Mark Zuckerberg dan istrinya yang sering jadi sorotan, karena dinilai terlalu biasa buat miliarder semacam dia. 

Atau Jeff Bezos yang lebih pilih pakai mobil biasa buat keseharian, dibanding mobil sport mahal. Bezos bahkan dikenal dengan gaya hidup yang hemat. Padahal kalau melihat jumlah kekayaan mereka, sampai triliunan rupiah! Terus duitnya buat apa, sih?

Sekarang ini, tren kalangan elit dalam menunjukkan kekayaannya sudah bergeser. Dulu mungkin dilihat dari kepemilikan barang-barang mewah.

Dulu, kepemilikan barang mewah memang jadi penanda status sosial seseorang. Seperti tahun 1899, sendok perak dan korset dilihat sebagai simbol kekayaan bagi kalangan elit waktu itu. 

Seorang ekonom, Thorstein Veblen, menjelaskan dalam bukunya bagaimana benda atau barang sering dipamerkan buat menunjukkan status sosial. Lebih dari seratus tahun kemudian, ternyata tren itu sedikit bergeser. Orang-orang kaya malah makin malas pamer barang-barang mewah. Mereka banyak yang lebih memilih hidup sederhana layaknya orang biasa.

Kalau sekarang barang mewah bukan lagi menandakan status, soalnya kalangan menengah ke atas pun sudah banyak yang punya

Tren di atas bergeser karena sekarang banyak barang mewah yang mulai bisa diakses siapa pun. Tak cuma kalangan elit, tapi juga menengah ke atas, bahkan menengah ke bawah. Selain biaya produksinya makin murah, sekarang juga mulai banyak sistem kredit cepat dan mudah. Belum lagi sederet barang tiruan yang membanjiri pasar dagang. 

Orang yang ekonominya pas-pasan banyak yang memilih barang KW, demi memenuhi tuntutan hidup layaknya orang berduit. Nah, orang yang betul-betul berduit jadi malas, karena banyak barang mewah yang jadi tak lagi eksklusif.

Ibaratnya, saat ini sudah tidak zaman lagi orang kaya pamer harta lewat barang-barang mewah. Mungkin orang kaya baru saja yang masih begitu.

Intinya, sekarang sudah bukan zamannya orang kaya pamer harta lewat barang-barang mewah. Mungkin sebenarnya mereka punya barang-barang itu di rumah. Jeff Bezos pun punya koleksi mobil sport di rumahnya. Tapi ia memilih tak menunjukkannya. 

Fakta ini disebut Elizabeth Currid-Halkett, seorang profesor sekaligus penulis buku “The Sum of Small Things: A Theory of a Aspirational Class“, sebagai “konsumsi yang tidak mencolok”. Malah di AS, 1% penduduknya –yakni orang-orang dengan pendapatan minimal US$300.000/tahun– menghabiskan lebih sedikit uang untuk membeli barang-barang mewah sejak 2007.

Terus, miliarder dunia zaman sekarang pakai duitnya buat apa? Ternyata, sebagian dari mereka malah lebih memilih menginvestasikan uangnya buat pendidikan, kesehatan, dan pensiun.

Dibanding sibuk mengoleksi barang-barang mewah, ternyata miliarder dunia lebih memilih menginvestasikan hartanya untuk pendidikan, kesehatan, dan pensiun. Sejak 1996, belanja pendidikan di kalangan elit ini mengalami peningkatan. Di AS, angkanya meningkat 3,5 kali lipat. 

Selain bisa buat investasi masa depan, pendidikan di AS (atau mungkin di seluruh dunia) yang makin mahal ternyata dipandang sebagai ‘barang mewah baru‘ bagi kalangan elit. Mungkin inilah yang jadi alasan kenapa sekolah di luar negeri jadi begitu populer, beda sama zaman dulu.

Sebagian lain memilih mendonasikan uangnya untuk membantu yayasan atau organisasi sosial dunia. Cara membelanjakan uang yang begini ini malah terlihat berkelas!

Bill Gates dan istrinya, Melinda Gates, dikenal sebagai miliarder dermawan di dunia. Tahun 2013, pemilik perusahaan raksasa Microsoft itu dilaporkan sudah mengeluarkan 28 miliar dolar AS, atau setara 400 triliun rupiah lebih, cuma buat donasi! 

Mereka juga punya yayasan yang fokus pada pendidikan dan kesehatan. Entah sudah berapa banyak harta yang mereka gelontorkan buat orang-orang kurang mampu di dunia. Cara membelanjakan uang seperti ini sekilas memang tk tampak secara kasatmata, tapi justru jadi cara paling elegan. 

Sekarang, orang kaya tak cuma bisa dilihat dari nominal hartanya saja, tapi juga dari kemampuannya menginvestasikan kekayaannya. Kalau punya banyak duit tapi boros, ya buat apa? 

Related

World's Fact 5845668240732622613

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item