Mengenal Penyakit GERD, Penyebab, Serta Cara Mengatasinya


Naviri Magazine - Gastroesophageal reflux disease (GERD), atau bila diterjemahkan secara harfiah disebut penyakit lambung atau refluks asam lambung, adalah masalah kesehatan umum yang menyebabkan perasaan terbakar di dada (dikenal istilah heartburn) dan regurgitasi asam lambung dari perut. 

Jika kita makan, maka untuk mencerna makanan yang kita makan, perut kita akan diisi dengan asam lambung. Selama asam lambung itu tetap di perut dan melakukan tugasnya, tidak ada masalah. Tapi, ketika asam ini naik ke kerongkongan, kita akan mengalami gejala-gejala sakit maag. 

Apalagi jika asam itu termuntahkan ke kerongkongan, kita mungkin mengalami rasa terbakar di tenggorokan, dan rasa yang sangat tidak menyenangkan di mulut. 

Apa penyebab GERD? 

Kerongkongan laksana saluran tabung otot yang menghubungkan mulut ke perut. Lower esophageal sphincter (LES) adalah sebuah cincin otot yang menutup "pintu" lambung dari kerongkongan, ketika kita tidak makan. Ketika kita makan, otot ini akan mengendur, untuk memungkinkan makanan masuk dari kerongkongan ke perut. 

LES kemudian menutup lagi, sehingga makanan di perut tidak akan kembali ke kerongkongan. Pada kondisi GERD, LES tidak berfungsi dengan baik untuk mencegah naiknya asam lambung. 

Kecemasan dan depresi tingkatkan risiko GERD 

Menurut penelitian yang telah dilakukan, kecemasan dan depresi berhubungan dengan risiko dua sampai empat kali lipat dari penyakit GERD. Beberapa peneliti percaya bahwa bahan kimia otak yang disebut cholecystokinin (CCK), yang telah dikaitkan dengan panik dan gangguan pencernaan, mungkin memainkan peran dalam timbulnya GERD pada orang dengan gangguan kecemasan. 

Faktor lain yang memungkinkan dan berkontribusi adalah ketika orang cemas, mereka cenderung memicu atau memperburuk refluks asam lambung ke kerongkongan. 

Apa yang bisa dilakukan? 

Pendekatan konsep biopsikososial pada kondisi medis umum adalah yang terbaik. Ini berarti bahwa pasien GERD, selain perlu ditangani masalah fisik medis yang terkait dengan refluks asam lambung, juga perlu mendapatkan penanganan kondisi cemasnya yang sering berkaitan dengan gangguan panik dan depresi. 

Tata laksana yang tepat dan menyeluruh perlu dilakukan, mengingat jika tidak diobati, refluks asam lambung dapat menyebabkan peradangan lapisan esofagus, yang akan mengakibatkan kesulitan menelan, nyeri dada kronis, bahkan dapat menyebabkan kanker kerongkongan. 

Seperti diungkapkan di atas, cemas dan depresi bisa memperberat penyakit GERD sampai beberapa kali lipat. Maka ada baiknya penanganan pasien dengan gangguan GERD yang juga mengalami kondisi kecemasan tinggi, baik akibat latar belakang psikologisnya ataupun karena memikirkan penyakitnya, perlu ditangani kondisi kesehatan jiwanya. 

Hal ini diupayakan agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam penyembuhan kasus-kasus penyakit GERD.  

Related

Health 4755107574795007960

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item