Benarkah Aerosol Merusak Lapisan Ozon? Ini Penjelasannya


Naviri Magazine - Kaleng aerosol yang pertama dirancang oleh seorang berkebangsaan Norwegia, bernama Eric Rotheim, dan dipatenkan pada tahun 1931. Penemuannya tidak digunakan secara luas sampai Perang Dunia II. 

Ketika itu kaleng aerosol digunakan oleh militer angkatan darat untuk menyemprotkan insektisida, khususnya di daerah Pasifik, di mana nyamuk menjadi masalah besar karena menjadi penyebar penyakit. 

Aerosol sekarang ini dituding sebagai salah satu penyebab utama kerusakan lapisan ozon di atmosfer bumi. Hal ini dikarenakan propelan (bahan pendorong) yang terdapat di dalam kaleng aerosol mengandung zat yang dapat bereaksi dan kemudian memecah ikatan molekul ozon.

Namun ternyata, aerosol yang beredar sekarang ini sama sekali tidak berbahaya bagi lapisan ozon di bumi. Kesalahpahaman ini terutama berasal dari fakta bahwa, pada awalnya, kaleng aerosol menggunakan chlorofluorocarbon (CFC) sebagai propelan. Padahal sekarang sudah tidak ada lagi kaleng aerosol yang menggunakan CFC sebagai propelan.

CFC yang biasanya juga banyak digunakan pada lemari es dan AC banyak digunakan karena sifatnya yang tidak mudah terbakar, tidak mengandung racun, dan tidak mudah bereaksi dengan senyawa yang lainnya. 

Namun, setelah para ilmuwan mulai mengamati bahwa lapisan ozon bumi menipis pada tahun 1974, pemenang Hadiah Nobel Dr F. Sherwood Rowland dan Dr Mario Molina menemukan kemungkinan bahwa CFC adalah penyebab utama dari kerusakan lapisan ozon, dan hal ini pun akhirnya terbukti dengan meyakinkan pada tahun 1984.

Sejak saat itu sebagian besar produsen kaleng aerosol pun secara sukarela berhenti menggunakan CFC. Selanjutnya, pada tahun 1978, CFC secara resmi dilarang di Amerika Serikat, dengan beberapa pengecualian seperti pada aplikasi medis tertentu, misalnya inhaler asma (meskipun aplikasi pada medis akhirnya secara resmi dilarang di 2008).

Negara-negara lain cepat mengikuti AS dalam melarang penggunaan CFC, termasuk Kanada, Meksiko, Australia, dan negara-negara Eropa. Berkat perjanjian Protokol Montreal, yang diratifikasi oleh 70 negara kala itu dan 196 negara hingga saat ini, produksi CFC, bersama dengan zat yang merusak ozon lainnya, mulai harus dikurangi sejak tahun 1996, dan sama sekali tidak boleh digunakan sejak 2010.

Jadi intinya adalah bahwa sudah sejak lama kaleng aerosol sudah tidak mengandung CFC atau zat apapun yang dapat merusak ozon lagi. Saat ini kaleng aerosol menggunakan berbagai jenis propelan yang berbeda, salah satu yang paling banyak digunakan adalah propelan dari bahan bakar gas cair (LPG). 

Tidak hanya itu, aerosol juga berperan besar dalam mengurangi limbah karena waktu pemakaiannya yang sangat panjang, selain itu botol aerosol sendiri dapat dengan mudah didaur ulang.

Related

Science 43876665730766291

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item