MUI: Siapa yang Mati Karena Tenggelam, Maka Dia Syahid
https://www.naviri.org/2021/04/mui-siapa-yang-mati-karena-tenggelam.html
Naviri Magazine - Masyarakat Indonesia berduka atas musibah hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402 yang mengangkut sedikitnya 53 orang saat melakukan latihan peluncuran torpedo di perairan utara Bali, Rabu pagi (21/4).
Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas turut menyampaikan duka dan kesedihan mendalam atas hilangnya kapal selam buatan Jerman yang telah berusia 53 tahun tersebut.
"Sebagai bangsa, kita tentu saja sedih mendengar tenggelam dan hilangnya KRI Nanggala-402 yang membawa 53 awak. Para petugas kehilangan kontak dengan kapal tersebut di perairan Utara Bali,” ucap Anwar kepada wartawan.
Anwar mengapresiasi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah mengambil langkah cepat untuk mencari para awak KRI Nanggala 402 dan juga kapal selam tersebut, meski hingga saat ini belum juga ditemukan.
"Tetapi meskipun demikian kita tentu saja tetap berharap kepada Allah SWT, semoga kapal tersebut dapat ditemukan dan para awak yang ada di dalamnya masih dalam keadaan selamat,” imbuhnya.
Namun demikian, Anwar Abbas juga berharap agar seluruh bangsa Indonesia, terutama pihak keluarga dapat menerima musibah tersebut dengan penuh ketabahan dan kesabaran jika apa yang diharapkan itu tidak didapati.
Untuk memberikan kekuatan kepada seluruh keluarga ABK KRI Nanggala 402, Anwar mengatakan peristiwa ini perlu dikaitkan dan dilihat dari perspektif agama Islam. Di mana umat Islam meyakini bahwa hidup tidak hanya akan dijalani di dunia saja, tapi juga akan berlanjut ke akhirat sana.
“Kalau seandainya memang mereka meninggal dalam keadaan seperti ini, maka mereka jelas telah pergi menghadap Tuhannya dalam keadaan terhormat. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dikatakan ‘Siapa yang mati karena tenggelam, maka dia mati dalam keadaan syahid’,” ujarnya.
Namun, lanjut Anwar jika masalah ini dilihat dalam perspektif duniawiyah, maka jelas merupakan suatu kesedihan tidak hanya bagi keluarga tapi juga bagi seluruh semua rakyat Indonesia.
“Tapi saya yakin berbeda halnya dengan mereka. Bagi mereka hal ini jelas merupakan sebuah keberuntungan karena dia bisa menghadap Tuhannya dalam keadaan yang dimuliakan oleh Allah SWT,” katanya.
Oleh karena itu, bila panglima TNI sudah menyatakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ilmiah para awak tersebut sudah tidak bisa diselamatkan, maka pihaknya meminta kepada seluruh rakyat Indonesia untuk melaksanakan shalat ghoib.
“Agar semua dosa mereka diampuni dan pengabdian serta pengorbanan yang telah mereka berikan kepada bangsa dan negaranya menjadi ibadah serta mendapatkan ganjaran pahala yang sebesar-besarnya dari-Nya. Aamiin,” tandasnya.