Bagaimana Orang Sedunia Bisa Mengakses Internet? Ini Jawaban Ilmiahnya (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Bagaimana Orang Sedunia Bisa Mengakses Internet? Ini Jawaban Ilmiahnya - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Secara sederhana, throughput didefinisikan sebagai ukuran berapa banyak unit informasi yang dapat diproses sistem dalam rentang waktu tertentu. High throughput satelite berbasis satelit yang memiliki tingkat kecepatan tinggi dalam memproses unit informasi dengan memanfaatkan spektrum Ka Band, sebuah pita gelombang mikro spektrum elektromagnetik yang memiliki jangkauan antara 18 GHz hingga 40 GHz.

High throughput satelite termasuk golongan satelit baru. O. Vidal dalam jurnal berjudul “Next generation High Throughput Satellite System”, mengatakan bahwa generasi pertama satelit penghadir internet berkecepatan tinggi tersebut dilayani oleh satelit bernama iPSTAR, WildBlue I hingga SpaceWay 3. Rata-rata, satelit-satelit demikian sanggup memberikan total kapasitas internet hingga 20 Gbps.

Generasi kedua satelit demikian dilakukan oleh satelit-satelit yang telah memanfaatkan teknologi Ka Band seperti Ka-Sat, Viasat-1, serta PSN VI yang akan diluncurkan. Satelit-satelit yang masuk dalam label generasi kedua, umumnya merupakan satelit yang memiliki angka Frequency Reuse tinggi. Ini membuatnya, selain mampu menghadirkan internet lebih besar hingga 140 Gbps, juga lebih ekonomis secara biaya.

Usaha-usaha menghadirkan koneksi internet melalui satelit memang telah lama dan selalu dilakukan. Misi satelit dengan kemampuan menghadirkan koneksi internet populer di dekade 1990-an. Teledesic, satelit yang didanai Bill Gates adalah contohnya. Hingga Juni 2017, terdapat 3,8 miliar pengguna internet di seluruh dunia. Ini setara dengan 51 persen populasi penduduk dunia. 

Upaya memberikan koneksi internet pada penduduk Bumi yang tak menjangkau internet merupakan tantangan besar. Hingga kini, lalu lintas internet ditopang oleh kabel sepanjang 1,3 juta kilometer alias menjadi penopang 99 persen lalu lintas internet dunia. Sayangnya, kabel memiliki beberapa kekurangan karena keterbatasan. Bagi wilayah-wilayah terpencil, satelit menjadi harapan.

Sayangnya, satelit, sebagai harapan akses internet di wilayah terpencil pun memiliki masalah. Masalah tersebut ialah latensi, renggang waktu antara menerima permintaan dan respons yang diberikan relatif lambat. Ini membuat koneksi internet berbasis satelit sukar untuk dimanfaatkan sebagai penopang layanan internet real-time, seperti Skype, WhatsApp Call, atau layanan live-streaming.

SpaceX dan OneWeb, dua startup yang memiliki konsentrasi atas dunia antariksa, dikabarkan sedang mengembangkan satelit yang bisa memotong latensi dari 500 milidetik menjadi 20 milidetik. Mendekati kecepatan sesungguhnya koneksi internet di Bumi dengan kabel bawah laut. Ini mereka lakukan dengan menempatkan satelit di Low Earth Orbit. Orbit yang berada di rentang 300 km hingga 2.000 km di atas Bumi. 

Satelit umumnya ditempatkan pada 4 golongan orbit. Low Earth Orbit, Medium Earth Orbit, Geostationary Orbit, hingga High Earth Orbit. Nama golongan terakhir, berada di rentang 330.000 km di atas Bumi. Ini menjadikannya hampir mendekati Bulan, satelit alami Bumi, yang mengorbit di ketinggian 384.400 km.

Dalam program menyelimuti Bumi dengan koneksi internet via satelit, SpaceX milik Elon Musk, berencana meluncurkan 11.943 satelit ke angkasa. Sesumbar SpaceX itu telah mereka cantumkan pada dokumen yang dikirimnya pada Federal Communications Commission (FCC) AS. 

Menghadirkan internet bagi setiap individu manusia di Bumi perlahan akan kesampaian. Suku Waura, suku yang mendiami sungai Xingu di Amazon, merupakan salah satunya. Meskipun hidup mereka berada jauh dari ingar bingar modernitas perkotaan, internet merupakan entitas yang mereka inginkan.

Suku Waura meyakini bahwa internet, dan kemudian layanan seperti Facebook maupun GPS yang mengikutinya, mampu memberikan kekuatan melawan ancaman yang terjadi padanya. Dalam tahun-tahun lampau kedatangan Eropa ke wilayah mereka, suku Waura seakan selalu kalah. 

Melalui internet, mereka menyakini bahwa benda tersebut mampu memberikan kekuatan komunikasi guna melindungi kebudayaan yang mereka miliki. Semua ini bisa dilakukan oleh internet berbasis satelit. 

Related

Technology 5778521921486246916

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item