Kisah Fujifilm Bertahan dari Ujian Zaman: Dari Era Fotografi Kuno sampai Kamera Digital (Bagian 2)


Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Fujifilm Bertahan dari Ujian Zaman: Dari Era Fotografi Kuno sampai Kamera Digital - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Berdasarkan laporan keuangan tahun fiskal 2016, bisnis kamera digital Fujifilm hanya menyumbang 103,4 miliar yen dari total pendapatan Fujifilm sebesar 2,492 triliun yen, atau 4 persen. Jumlah ini turun 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Bisnis kamera digital merupakan terendah kedua setelah bisnis recording media, yang hanya menyumbang 46,6 miliar yen atau 2 persen dari total pendapatan Fujifilm.

Meski demikian, upaya Fujifilm menelurkan produk kamera digital belum berakhir. Mereka pun ikut berbaur masuk ke pasar kamera mirrorless yang sedang naik daun. Setelah kamera mirrorless pertama, Panasonic Lumix DMC-G1, muncul pada 2008, Fujifilm seolah ingin menegaskan api bisnis di divisi kamera mereka belum padam, dengan mengeluarkan kamera mirrorless Fuji X100 pada 2011, dan kamera mirrorless seri X lainnya.

Apakah kamera mirrorless bisa mengembalikan Fujifilm untuk bangkit di bisnis kameranya? Jawabannya bakal sulit, karena berdasarkan data Camera and Imaging Products Association (CIPA), penjualan kamera digital di dunia terus mengalami penurunan. 

Puncak penjualan terjadi pada periode 2007 hingga 2011, dengan rata-rata mencapai lebih dari 100 juta unit per tahun. Tahun 2010 adalah tahun emas, di mana penjualan kamera mencapai 121 juta unit. Kemudian angka itu merosot sampai saat ini. Penjualan kamera pada 2015 lalu hanya mencapai angka 35 juta unit. 

Khusus kamera mirrorless, memang ada tren kenaikan pangsa pasar. Dipacak dari laman promuser.com, pangsa pasar kamera mirrorless memang berkembang, pada 2013 masih 5,3 persen, kemudian jadi 9,5 persen pada 2015, bahkan selama 6 bulan terakhir 2016 pangsa pasarnya sudah naik jadi 10,2 persen. 

Kondisi berlawanan terjadi dengan kamera kompak yang trennya menyusut, pada 2013 masih dominan dengan porsi 72 persen, lalu anjlok hanya 63 persen pada 2015. Dalam 6 bulan pertama 2016 hanya 62 persen. Sedangkan kamera digital SLR stagnan di angka 27 persen.

Hadirnya kamera mirrorles hanya mencaplok pasar segmen lainnya tapi tak menambah pasar. Dan yang paling bertanggung jawab dari kehancuran bisnis kamera adalah smartphone yang menawarkan segala kepraktisan. Kalau sudah begini, maka produsen kamera digital harus melakukan terobosan lebih jauh lagi. Apalagi segmen kamera mirrorless sudah dimasuki oleh Sony dan Panasonic.

The Guardian sempat menulis bagaimana perusahaan pembuat kamera mendekatkan diri dengan perkembangan smartphone yang terus pesat. Pada 2013, misalnya, Samsung membuat kamera Galaxy NX yang berbasis android, mampu memecahkan persoalan distribusi hasil foto yang selama ini jadi kelemahan SLR digital. 

Fujifilm juga memperkenalkan Fujifilm Instax Share Smartphone Printer SP-1 pada 2014, menawarkan hasil cetak gambar dengan cepat dari smartphone.

Nama Fujifilm memang sudah tak mewakili lagi inti bisnis mereka yang dahulu hanya fokus pada bisnis film fotografi. Namun, nama Fujifilm bakal tetap abadi dengan upaya inovasi bisnis mereka yang berhasil melewati ujian zaman. Jawaban ini semua ada pada ucapan Chairman and Chief Executive Officer Fujifilm Holdings Corporation, Shigetaka Komori.

“Fujifilm bertekad untuk tetap menjadi perusahaan terdepan dengan berani mengambil tantangan untuk mengembangkan produk baru dan menciptakan nilai baru,” kata Komori.

Sesumbar ini bakal terus menunggu pembuktian dari Fujifilm sesuai slogan mereka “Value from Innovation.” Kita tunggu apakah “Sang Gunung Keabadian” ini lolos dalam ujian dari perkembangan teknologi gadget dan tergoda untuk keluar dari zona nyaman, dengan “berani mengambil tantangan” di bisnis smartphone.

Related

Technology 2906245794783694287

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item