Viral Akad Nikah dalam Bus Saat PPKM di Boyolali, Ini Pengakuan Pengantin


Naviri Magazine - Inilah pengantin yang viral menikah di dalam bus yang berjalan saat PPKM darurat. Mereka mengungkapkan alasan akad nikah di bus.

Adalah sejoli bernama Titin Rachmatul Ummah dan Angga Hayu Joko Siswoyo yang menggelar akad nikah di atas bus yang berjalan di kawasan Boyolali, Jawa Tengah. Video dan foto momen akad nikah di bus itu diunggah sang mempelai wanita, Titin, ke akun Instagramnya, @titinrachma1.

Titin dan Angga mengaku kaget video mereka menikah jadi viral. Karena pada dasarnya mereka hanya mengunggah video tersebut ke akun media sosial untuk dokumentasi, bukan karena ingin viral.

"Tanpa disadari malah nyebar video story kami, mungkin terus merambat ke mana-mana. Saya kurang begitu paham penyebarannya seperti apa. Di luar dugaan (viral)," kata Angga.

Angga sang mempelai pria mengungkapkan awalnya rencana pernikahannya digelar di rumah mempelai wanita. Mereka mengundang penghulu dari KUA Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.

"Sebenarnya nikah kita konsepnya normal, sudah mendapat izin, mau resepsi. Tapi ada PPKM (darurat), terus dibatalkan. Terus kami putar pikiran untuk nikah di rumah, cuma ijab saja, tidak ada resepsi untuk meminimalisir kerumunan. Tapi kalau di desa itu kan meskipun tidak ada acara, ijab saja pasti banyak yang datang," kata Angga saat dikonfirmasi.

Kemudian, kata Angga, ada alternatif untuk pelaksanaan akad nikah di kantor KUA Kecamatan Sambi. Namun untuk acara akad nikah, kedua mempelai hanya diberi waktu satu jam.

Asal-usul Akad Nikah di Bus yang Berjalan

Setelah mengetahui adanya keterbatasan waktu di KUA, muncul ide untuk menikah di dalam bus. Hanya saja, bus tidak masuk ke halaman KUA dan jika parkir di pinggir jalan dikhawatirkan mengganggu arus lalu lintas. Dari sanalah diputuskan untuk melakukan akad nikah di atas bus yang berjalan.

"Kebetulan saya juga bagian dari ABSN tour and travel. Saya bagian dari manajemen. Kami punya produk wedding on the bus. Cuma kami mau promosi, belum punya foto dan video untuk berjualan," terang dia.

Menurut dia, rencana menikah di dalam bus itu awalnya menjadi pro kontra dengan orangtua. Hal ini karena acara pernikahan di atas bus tersebut dinilai tidak lazim. Namun pada akhirnya orangtua mereka memberikan restu.

"Setelah orangtua setuju, kami mulai merancang. Sebenarnya itu (nikah di dalam bus) bukan untuk nikah saya. Itu program kami (ABSN tour and travel). Kita mau jualan (program wedding on the bus). Ya, sudah tak pakai sekalian saja, sambil membuat dokumen video. Nanti setelah ada video kita launching produk," tambah Angga.

Ijab kabul Angga dan Titin di dalam bus berlangsung pada hari Minggu (11/7/2021). Momen tersebut terjadi saat bus berjalan dari KUA Sambi sampai kawasan Simo, Boyolali. Menurut Angga, tidak banyak yang ikut dalam bus saat prosesi ijab kabul. Hanya sekitar 12 orang dari keluarga inti kedua mempelai saja.

"Sebelum SPBU Simo, kami sudah disahkan dan acara ijab kabul telah selesai. Kemudian kami putar balik ke Simo lagi mengantarkan Pak Penghulu ke kantor KUA," jelas Angga.

Titin sendiri merupakan warga Dukuh Gesikan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Sedangkan Angga berasal dari Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.

Angga mengaku puas dan senang bisa melangsungkan pernikahan di dalam bus yang terus melaju. Hal itu sesuai dengan idenya yang menjadi program di tempat kerjanya, di biro perjalanan dan wisata.

"Saya bisa mengaplikasikan ide saya, kepuasannya ada. Kedua, saya bisa memberi keyakinan pada orang bahwa nikah itu tidak harus melulu saklek di rumah atau di KUA. Ada opsi (tempat) lain yang bisa membuat (pernikahan) kita itu tetap sah, sakralnya juga dapat. Soalnya kemarin di bus saya juga bisa (melakukan prosesi) atur pasrah, juga bisa sungkeman, akad nikah pun juga bisa lancar," papar Angga.

"Apalagi dalam posisi seperti ini (pandemi Corona) kita mau cari orkes hiburan pasti tidak boleh. Di dalam bus kita sudah koneksi youtube, mau nyanyi apa, tinggal request bisa, malah lebih puas," imbuhnya.

Angga menyatakan selama acara pernikahan, mereka tetap menerapkan protokol kesehatan. Bus yang semula berkapasitas 50, didekorasi untuk nikahan sehingga tinggal berkapasitas 35.

"Tetapi kemarin yang ikut di (prosesi nikahan) dalam bus cuma 12 orang. Karena kita mentaati peraturan pemerintah, harus prokes, jaga jarak. Kalau di jalan ada pemeriksaan, kita aman, kita mentaati protokol kesehatan," tandasnya.

Related

News 5141931468570560704

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item