Kita Tidak Perlu Tahu Segala Hal, dan Ini Alasannya (Bagian 1)


Percepatan teknologi membuat manusia dengan mudah menerima beragam informasi dan berita terbaru. Hanya dengan satu klik, kita juga bisa mengetahui hal-hal personal orang lain; apa sarapan sahabat kita hari ini, di mana tetangga menghabiskan liburan, sampai mengetahui kabar mantan. 

Walau tahu beberapa informasi mungkin tidak penting atau tidak wajib untuk diketahui, tetap saja kita tergoda untuk mengonsumsi informasi tersebut. Dalam artikel yang ditulis Mike Robin, penulis dan leadership expert disebutkan, manusia begitu terobsesi untuk mengetahui segalanya. 

Obsesi ini menurutnya, sering kali berkaitan dengan ego dan ketakutan kita untuk dihakimi atau dipermalukan orang lain. Obsesi ini pada akhirnya menjadi lebih besar daripada keinginan tulus untuk mencari pengetahuan dan informasi untuk pembelajaran atau pemahaman. Orang cenderung ingin mengendalikan hal-hal yang tak terkendali, seperti kehidupan. 

Putra Wiramuda, praktisi mindfulness Myndfulact dan penulis buku, mengatakan era digital ini sangat berbeda. Saat ini setiap orang sangat mudah, bahkan terlalu mudah mendapatkan informasi apapun dari gawai, baik yang valid maupun hoaks. “Tidak hanya informasi dari sumber tepercaya saja, seperti portal berita melainkan dari media-media sosial yang kemudian viral.” 

Kehidupan modern juga membuat manusia seakan wajib, tidak hanya menjawab setiap pertanyaan, tetapi juga menjawabnya dengan cerdas. Jawabannya harus dibuat dalam waktu sesingkat mungkin. Respons cepat semacam ini, kini dianggap sebagai ukuran kecerdasan tertinggi. Tak jarang orang menjadi ingin tahu segalanya atau pura-pura tahu untuk dianggap pintar dan dikagumi oleh lingkungan sekitarnya. 

"Efek Dunning-Kruger", jenis bias kognitif saat seseorang percaya bahwa mereka lebih pintar dan lebih mampu daripada orang lain, membuat obsesi serba tahu dan kecenderungan psikologis manusia ini menjadi semakin kompleks dalam mengelola dan menerima informasi. 

Efek Dunning-Kruger membuktikan, bahwa pada dasarnya, orang berkemampuan rendah tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mengenali ketidakmampuan mereka sendiri. Kombinasi kesadaran diri yang buruk dan kemampuan kognitif yang rendah membuat mereka melebih-lebihkan kemampuan mereka. 

Akibatnya, orang cenderung mengungkapkan pendapat berdasarkan yang mereka dengar tanpa benar-benar mengetahui. Tetapi di saat yang sama, mereka berpikir mereka tahu lebih banyak daripada yang lain. 

Di masa Yunani kuno, Sokrates yang dikenal senang menggunakan metode untuk balik bertanya dengan asumi bahwa ia tidak mengetahui (atau sedikit tahu), membuat ia harus membayar prinsipnya - yang tidak sejalan dengan ekspektasi masyarakat umum saat itu - dengan nyawanya. 

Sokrates sebenarnya bukan ingin mengagungkan ketidaktahuan, tetapi ia ingin mengekspos mereka yang berpura-pura mengetahui hal-hal yang tidak mereka ketahui. Fenomena yang pada masyarakat kini, masih, dan semakin menjadi. 

Berbeda dengan Sokrates yang tidak gentar dengan "ketidaktahuannya", masyarakat kini, menurut Putra, merasa memiliki tuntutan untuk serba tahu. Obsesi serba tahu ini berangkat dari ketakutan tidak mendapat perhatian dalam percakapan, perasaan malu jika tidak tahu hal yang dibicarakan, tidak nyambung, dikucilkan, dan lain-lain. 

Sebenarnya tidak ada dampak yang serius kalau seseorang tidak tahu akan banyak informasi. Hidupnya tetap aman-aman saja, bahkan kecenderungan hidup menjadi lebih kalem karena tidak terbebani oleh emosi negatif. Karena menurut Putra, gempuran informasi yang diterima, dapat membawa emosi-emosi negatif, yang jika kita tidak siap dan aware justru membebani kehidupan kita sehari-hari. 

“Akses informasi perlu diimbangi dengan kemampuan kita untuk berjeda, membatasi diri dari infomasi yang berlebihan.” 

Semakin sedikit informasi yang masuk ke dalam otak, akan membantu kita lebih tenang, nyaman, dan bahagia dalam menjani kehidupan. “Ini karena otak manusia didesain untuk mengolah informasi secara terbatas dalam jumlah tertentu,” jelas Putra. 

Baca lanjutannya: Kita Tidak Perlu Tahu Segala Hal, dan Ini Alasannya (Bagian 2)

Related

Science 2185030956257352467

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item