Asal Usul Sidney Sheldon Jadi Penulis Novel Terkenal (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Asal Usul Sidney Sheldon Jadi Penulis Novel Terkenal - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Penulis Paling Laris 

Jalan kesuksesan sebagai novelis kian terbentang. Sheldon kelak menjadi salah satu penulis fiksi dengan karya paling banyak diterjemahkan dari bahasa asli, bahasa Inggris. Buku-bukunya dicetak dalam 51 bahasa – termasuk bahasa Indonesia. Total sekitar 300 juta eksemplar bukunya beredar di 108 negara. Setengah dari 18 novelnya diadaptasi menjadi film televisi atau miniseri. 

CBS dilaporkan membayar USD1 juta kepada Sheldon untuk hak membuat miniseri dari If Tomorrow Comes pada 1985, bahkan sebelum novel itu terbit. 

Pada kenyataannya, para kritikus memandang karya-karya Sheldon dengan sebelah mata. Dianggap dangkal dan tak bernilai sastra. Hanya dianggap sebagai bacaan hiburan di waktu luang, bukan sesuatu yang “memperkaya batin atau menyumbangkan format literer baru.” 

Memang menghibur. Dalam novel-novelnya, Sheldon mengajak pembaca melanglang buana ke sejumlah tempat di dunia: New York, Paris, Roma, Istanbul, Buenos Aires, Madrid, dan kota-kota lain. Tak sekadar penyebutan nama kota, tapi ada pula deskripsi jalan, bangunan-bangunan tersohor, hotel dan restoran tertentu, juga kuliner setempat. Untuk itu semua, Sheldon banyak bepergian. 

Sebelum menulis Windmills of the Gods, ia pergi ke Rumania dan datang ke Kedutaan Besar AS di sana. “Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan sebagai riset untuk novel saya,” ujar pria yang dilahirkan sebagai Sidney Schechtel tersebut. 

“Ikutlah dengan saya,” kata Sang Duta Besar. 

Mereka berjalan menyusuri koridor. Sang Duta Besar tak ingin percakapan mereka disadap. “Bukan hanya di rumah duta besar. Kalau ke kelab malam, Anda pun bakal disadap,” lanjut Sang Duta Besar. 

Ia juga menuju Afrika Selatan untuk riset novel Master of the Game (1982). Sheldon diizinkan masuk ke tambang milik DeBeers, produsen intan terbesar dunia. Di sana imajinasinya bekerja: bagaimana cara membobol tambang yang dijaga super-ketat tersebut. Hal unik, tak seperti penulis lain yang bekerja menggunakan mesin tik atau komputer, pria yang tiga kali menikah itu mendiktekan 50 halaman sehari kepada sekretaris atau bicara ke alat perekam. 

Satu catatan penting lain, para protagonis novel-novelnya adalah perempuan. Dalam Windmills of the Gods (1987), misalnya, dihadirkan seorang profesor Ilmu Politik, Mary Ashley, yang ditugaskan menjadi duta besar Amerika Serikat di Rumania. Cerita berlangsung di masa perang dingin. Rumania masuk blok Timur yang memusuhi AS. Ashley punya misi mendekatkan kedua negara. Alur konflik segera tercipta. Ibu Duta Besar pun harus menghadapi ancaman pembunuhan. 

Dalam The Best Laid Plans (1997), Sheldon menciptakan karakter Leslie Stewart, perempuan yang dikecewakan politikus Oliver Russel. Stewart menyusun rencana untuk membuat pria yang lagi mengincar kursi Gedung Putih itu menyesal pernah dilahirkan ke dunia. 

Novel itu menggambarkan lika-liku kekuasaan di Amerika Serikat, yang bisa sangat licin dan keji. Juga bagaimana media massa dipakai untuk menghancurkan kehidupan seseorang. 

Kehidupannya juga sempat terancam. Ia pernah menderita gangguan manik depresif selama bertahun-tahun. Suasana hati bisa sangat berubah, dari sangat gembira menjadi putus asa level dewa. Bahkan melakukan percobaan bunuh diri pada usia 17. Saat itu, ia ditemukan dengan beberapa botol wiski dan pil tidur. 

Usia panjang dijalaninya. Ia meninggal dunia pada 30 Januari 2007, beberapa hari menjelang ulang tahun ke-90. Dalam obituari, The New York Times mengutipnya, "Saya mencoba menulis sedemikian rupa sehingga pembaca tidak dapat meletakkan buku… ketika mencapai akhir bab, pembaca akan tergoda masuk ke bab berikutnya. Ini adalah teknik lama serial Sabtu sore: biarkan pria itu tergantung di tepi tebing pada akhir bab." 

Banyak tokoh utama novel adalah perempuan, tak mengherankan jika kaum perempuan juga menggemari. Ia berujar, "Saya suka menulis tentang para perempuan berbakat dan berdaya, tetapi yang paling penting, mempertahankan keperempuanan mereka. Perempuan memiliki kekuatan luar biasa – feminitas mereka."

Related

Books 6244553542117769906

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item