Perbedaan Pola Pikir Orang Kaya dan Orang Miskin, Menurut Tung Desem Waringin (Bagian 1)


Naviri Magazine - Menurut Tung Desem Waringin, yang membedakan orang kaya dengan orang miskin adalah pola pikirnya. Di dalam bukunya, yang berjudul Financial Revolution in Action, dia menjabarkan perbedaan pola pikir antara orang kaya dan orang miskin, yaitu:

1. Orang kaya membuat nilai tambah, orang miskin tidak membuat atau membuat sedikit nilai tambah.

Nilai tambah berarti kelebihan yang Anda miliki, yang bisa dirasakan dan diperlukan atau bermanfaat bagi konsumen Anda dan orang lain, serta tidak dimiliki oleh pesaing Anda. Menurut Tung Desem Waringin, nilai tambah yang paling penting dalam hidup adalah track record atau catatan prestasi Anda.

2. Orang kaya mempunyai faktor kali, orang miskin tidak mempunyai faktor kali. 

Setiap orang, baik kaya maupun miskin, dianugerahi waktu 24 jam dalam sehari. Orang biasa bekerja delapan jam sehari. Sedangkan orang kaya membuat orang lain bekerja baginya. Sehingga jika ia memiliki 10 pegawai, berarti ia bekerja 80 jam dalam sehari.

3. Orang kaya memastikan orang lain win, baru ia win. Orang miskin win-lose, lose-win, atau win dulu baru orang lain win. 

Pada dasarnya, setiap orang egois. Sehingga jika Anda ingin menang dulu, lalu orang lain menang belakangan, maka orang lain tidak akan memberikan apa yang Anda inginkan. Namun apabila Anda membuat orang lain menang, lalu Anda menang belakangan, akan lebih mudah bagi Anda untuk memperoleh apa yang Anda inginkan.

4. Orang kaya penuh daya upaya, orang miskin penuh alasan yang membatasi.

Setiap orang tentu memiliki persoalan tersendiri dalam hidupnya. Orang miskin menganggap persoalan sebagai penghambat yang merintangi perjalanannya untuk mencapai kesuksesan. Sehingga ia dengan mudah menyerah pada persoalan yang dihadapi. Namun orang kaya menganggap persoalan sebagai tantangan yang harus dihadapi, dan akan melatih diri agar mampu mengatasi persoalan.

5. Orang kaya bertanggung jawab terhadap hidupnya, orang miskin menyalahkan situasi, lingkungan, orang lain, dan nasib. 

Orang miskin sering malas menyelesaikan persoalannya. Sehingga ia menyalahkan situasi, lingkungan, orang lain, dan nasib. Padahal semuanya itu bukan persoalan yang sebenarnya. Persoalan yang sebenarnya ada di dalam diri sendiri. Sebaliknya, orang kaya mampu ‘mengurus’ dirinya sendiri. Mereka yakin bahwa hanya Tuhan dan diri mereka sendiri yang menentukan kesuksesan mereka.

6. Orang kaya bermain dengan uang untuk menang, orang miskin bermain dengan uang untuk tidak kalah. 

Dalam berbisnis, selalu ada risiko untuk gagal. Orang kaya berani mengambil risiko dengan mengeluarkan lebih banyak uang, asalkan uang yang akan diperoleh lebih banyak dibanding yang dikeluarkan. 

Namun orang miskin malah sibuk menghemat uang, sehingga mereka tidak dapat memperbesar pemasukan. 

Ingatlah bahwa jika Anda bermain untuk tidak kalah, selalu ada peluang untuk kalah dan tidak ada peluang untuk menang. Namun sebaliknya, jika Anda bermain untuk menang, pasti ada peluang untuk kalah, namun Anda masih memiliki peluang untuk menang.

7. Orang kaya berkomitmen untuk jadi kaya, orang miskin ingin menjadi kaya. 

Menurut Tung Desem Waringin, komitmen adalah suka duka yang harus dijalani. Orang kaya berkomitmen untuk menjadi kaya, suka maupun duka dijalani untuk mencapai kekayaan yang mereka dambakan. 

Namun orang miskin hanya sebatas ingin, suka dijalani, namun ketika tiba giliran dukanya, mereka menyerah. Ingatlah selalu bahwa orang sukses bukan orang yang tidak pernah gagal. Namun mereka kebal terhadap kegagalan. Kegagalan demi kegagalan telah mereka alami. Namun mereka terus mencoba hingga berhasil.

8. Orang kaya berpikir besar, orang miskin berpikir kecil. 

Ketika orang miskin memiliki impian, namun mereka sadar bahwa kondisi keuangan tidak memungkinkan untuk mewujudkan impian tersebut, maka orang miskin akan menurunkan impian mereka. 

Misalnya mereka ingin membeli motor. Namun mereka tidak memiliki uang yang cukup, maka mereka akan membeli sepeda. Namun sebaliknya, orang kaya akan meningkatkan pendapatan mereka, sehingga mereka mampu mewujudkan impian mereka.

9. Orang kaya fokus pada kesempatan, orang miskin fokus pada hambatan. 

Hidup selalu adil, setiap orang senantiasa ditawari kesempatan yang sama. Orang kaya fokus pada kesempatan. Meskipun ada hambatan di balik kesempatan tersebut, orang kaya memilih untuk memusatkan perhatian pada keindahan di balik kesempatan itu. 

Namun sebaliknya, orang miskin fokus pada hambatan, dan tidak melihat keindahan di balik hambatan tersebut. Sehingga mereka gampang menyerah.

10. Orang kaya mengagumi orang kaya dan sukses lainnya, orang miskin iri pada orang kaya dan sukses. 

Orang kaya bergaul dengan orang-orang sukses. Karena melalui bergaul dengan orang-orang sukses, mereka tertular pola pikir orang sukses. Mereka juga akan lebih terbuka terhadap setiap peluang yang ada, dan akan lebih mudah bila bekerjasama dengan orang-orang sukses untuk mewujudkan peluang. 

Sebaliknya, orang miskin bergaul dengan orang-orang yang negatif, orang-orang yang malah akan menghambat mereka untuk maju.

11. Orang kaya bergaul dengan orang positif dan sukses, orang miskin bergaul dengan orang negatif dan tidak sukses.

Tulislah di secarik kertas, lima orang yang paling sering berinteraksi dengan Anda. Lalu tuliskan pula penghasilan mereka. Maka Anda akan menemukan bahwa rata-rata penghasilan dari kelima orang tersebut sama dengan penghasilan Anda. 

Jika Anda ingin sukses, bergaullah dengan orang-orang sukses, karena Anda akan tertular pola pikir, tutur kata, dan sikap mereka.

Baca lanjutannya: Perbedaan Pola Pikir Orang Kaya dan Orang Miskin, Menurut Tung Desem Waringin (Bagian 2)

Related

Business 1359726463621476980

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item