Hal-hal Penting Seputar Seatbelt yang Perlu Anda Tahu


Naviri Magazine - Tiga detik paling menentukan bagi pengemudi adalah saat menyelempangkan seatbelt di tubuhnya dan menuntaskannya hingga berbunyi klik. Saat itulah pengemudi menempatkan dirinya dalam perlindungan optimal.

Menurut National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), antara tahun 1992 – 1998 sabuk pengaman (seatbelt) telah menyelamatkan 118.361 jiwa, dan khusus pada tahun 1999, sebanyak 11.197 jiwa. Diperkirakan bila semua penumpang di kursi depan memasang seatbelt pada tahun itu, sebanyak 9.553 jiwa lagi bisa diselamatkan.

Sayangnya, di Indonesia, penggunaan seatbelt kurang disadari. Bahkan banyak orang menilai seatbelt cuma bikin ribet saja. Padahal pengemudi atau penumpang depan punya risiko tewas hingga 55% lebih tinggi bila tidak menggunakan seatbelt (NHTSA, 1996). 

Untuk mendapatkan perlindungan maksimal, gunakan seatbelt sesuai petunjuk. Berikut ini yang perlu Anda ketahui seputar seatbelt:

Pastikan sabuk pengaman atau seatbelt melintasi bahu, melindungi dada dan melintasi pangkuan.

Pastikan juga pengunci telah bekerja dengan baik. Seringkali pengguna ceroboh dan melintangkan seatbelt di perut atau leher. Ini justru bisa berakibat fatal bila terjadi kecelakaan.

Seatbelt punya sisi negatif juga, yaitu alat ini tidak aman digunakan orang tua, karena bisa menimbulkan cedera pada bagian dada. Seatbelt juga tidak aman untuk wanita hamil. Untuk mengurangi risiko itu, seatbelt mutakhir biasanya juga dilengkapi dengan tambahan seperti pretensiometer dan force limiter.

Sayangnya, hingga kini seatbelt dirancang hanya untuk penumpang dewasa. Anak-anak justru terlupakan. Padahal di USA, menurut departemen perhubungan, setiap tahun lebih dari 180.000 anak cedera akibat kecelakaan lalu lintas. Karena itu, agar dapat memberikan perlindungan maksimal, pastikan jenis kursi dengan bobot dan ukuran anak.

Untuk bayi di bawah 10 kilogram, gunakan kursi dengan posisi bayi menghadap ke belakang (rear facing instant seat). Untuk bayi di atas 10 kilogram, dapat menggunakan kursi yang menghadap ke depan. Semuanya harus dipasang di kursi belakang.

Pastikan kursi sudah terpasang dengan benar ke sandaran kursi belakang. (Pastikan pula Anda sudah membaca buku manual dari perusahaan pembuatnya).

Jangan ceroboh, karena sedikit saja orang tua berimprovisasi memasang kursi ini, bisa jadi bayi akan melayang keluar ketika terjadi benturan. Untuk memastikan, cobalah dengan mengguncangkannya ke kiri dan ke kanan. Dan pastikan pula bayi Anda sudah benar-benar terikat di kursi.

Di atas 20 kilogram, anak sudah bisa duduk di booster car seat. Lalu sampai kapan anak harus bertahan di kursi khususnya itu? Tidak ada ketentuan yang pasti. Tapi pada umumnya berkisar pada usia di atas 4 tahun dengan bobot 20 kilogram, meskipun ada yang menyarankan di atas 5 tahun.

Sebagai panduan, kalau sabuk pengaman itu melintasi bagian wajah atau leher dan melintang di perut, berarti Anda perlu memasang kembali kursi spesialnya. Kalau dipaksakan, ini akan bisa berbahaya.

Sebaliknya, bila seatbelt sudah terpasang seperti pada orang dewasa, berarti kursi anak sudah memasuki masa pensiun. Jangan sekali-kali memaksakan anak menggunakan seatbelt dewasa sebelum waktunya, karena apabila itu yang dilakukan maka bukan perlindungan yang didapat, justru cedera berat.

Jangan sekali-kali menempatkan anak-anak di kursi depan, karena ini sangat berbahaya. Lebih-lebih bila mobil dilengkapi airbag. Karena airbag justru akan mencederai anak-anak ketika meletup.

Related

Automotive 669526393361553627

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item