Masalah yang Timbul dari Fasilitas Kuliah Gratis di Jerman


Naviri Magazine - Jerman termasuk negara yang sangat memperhatikan kualitas pendidikan rakyatnya. Sebegitu baik pemerintah Jerman memperhatikan hal tersebut, mereka sampai menggratiskan biaya pendidikan di perguruan tinggi bagi para mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi negeri di sana. 

Fasilitas gratis itu tidak hanya diberikan kepada mahasiswa asli Jerman, tapi juga untuk mahasiswa yang datang dari luar negeri.

Sayangnya, pemberian fasilitas kuliah gratis itu belakangan memunculkan masalah. Karenanya, pemerintah Jerman pun sempat terombang-ambing dalam memberikan fasilitas tersebut. 

Sebelum 2006, misalnya, semua pelajar dapat kuliah dengan gratis di semua negara bagian di Jerman. Namun pada 2006, larangan untuk mengambil biaya kuliah dari pelajar dicabut, yang mengakibatkan tujuh dari 16 negara bagian di Jerman menerapkan biaya kuliah. 

Akan tetapi, akhirnya, pada 2014 biaya kuliah dihapuskan lagi dari semua universitas di Jerman. Mahasiswa Jerman dan internasional dapat menikmati kuliah gratis pada lebih dari 370 universitas milik negara.

Lalu siapa yang membayar biaya kuliah para mahasiswa tersebut?

Jerman adalah negara republik federal yang masing-masing negara bagiannya memiliki otonomi untuk mengatur wilayahnya. Salah satu tanggung jawab pemerintah negara bagian adalah mengatur dan membiayai pendidikan tinggi negeri di wilayahnya masing-masing. 

Tentu uang yang diterima tidak banyak. Hal ini membuat para pekerja di universitas, seperti professor dan peneliti, harus pintar-pintar membawa uang masuk ke dalam kampus, biasanya melalui proyek penelitian yang dibiayai oleh pihak ketiga atau lembaga donor.

Larangan untuk menerapkan biaya kuliah pada dasarnya adalah usaha untuk memperkecil ketimpangan sosial. Bagi mereka yang orang tuanya tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, kuliah yang berbayar akan membuat mereka semakin tidak ingin kuliah. 

Pendidikan tinggi yang gratis juga merupakan manifestasi bagaimana pemerintah Jerman memperlakukan pendidikan sebagai produk non-komersil. Mereka percaya bahwa dengan banyaknya orang yang mengenyam pendidikan tinggi, kesejahteraan ekonomi akan cepat meningkat.

Selain itu, pemerintah Jerman menyadari keuntungan ekonomi dan sosial dari imigran. Pelajar internasional mendapatkan fasilitas kuliah gratis sehingga semakin banyak orang pintar dari seluruh dunia yang ingin datang, dan mungkin ikut membangun Jerman setelah studinya selesai. 

Jerman memberikan kesempatan pada siapa saja yang lulus dari universitas di Jerman untuk mencari kerja dalam waktu 18 bulan setelah lulus.

Namun, bukan hanya keuntungan yang didapat. Pendidikan gratis ternyata juga memiliki kekurangan yang membuat pendidikan tersebut tidak mendapat dukungan dari semua pihak, terutama di kalangan politisi. 

Ada beberapa kritik yang disampaikan bahwa para professor di Jerman sangat banyak terlibat dalam kegiatan administratif, seperti membuat proposal untuk mendapatkan dana penelitian. Hal tersebut mengurangi waktu kerja mereka dalam kegiatan akademik.

Terbatasnya dana dalam bidang pendidikan juga membuat beberapa universitas di Jerman tidak mampu membangun infrastruktur yang cukup untuk berlangsungnya kuliah. Misalnya, banyak gedung tua di universitas yang tidak direnovasi. 

Ruang kelas juga banyak yang tidak memadai, dan tidak mampu menampung semua murid dan perkuliahan. Belum lagi dengan semakin banyaknya orang yang memulai kuliah, akomodasi untuk menampung para pelajar tersebut sering kali tidak cukup. Hal-hal ini membuat harga sewa rumah menjadi naik di Jerman.

Masalah lainnya adalah waktu lulus yang lama. Di Amerika, karena biaya kuliah yang mahal, mahasiswa akan berusaha untuk lulus secepat mungkin. Sebab, semakin lama belajar di universitas, semakin besar biaya kuliah yang harus dibayar. 

Hal itu berbeda dengan Jerman. Tidak ada bedanya antara yang lulus 3 tahun dan yang lulus 7 tahun, biaya kuliah tetap gratis. Namun, ada yang harus membayar lamanya masa studi ini, yaitu pajak yang dibayarkan ke pemerintah negara bagian masing-masing. Semakin lama lulus, berarti semakin besar tanggungan negara.

Tren mahasiswa di Jerman memang tidak lulus cepat-cepat, karena banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dengan status mahasiswa. Misalnya, mereka dapat tinggal di akomodasi khusus pelajar yang murah, dapat naik transportasi umum gratis hanya dengan membayar tiket semester, harga asuransi yang lebih murah, kesempatan magang yang besar, dan banyak keuntungan lainnya.

Oleh karena itu, negara bagian Baden-Württemberg di sebelah selatan Jerman mulai menerapkan biaya kuliah bagi mahasiswa yang bukan berasal dari negara Uni Eropa. Biaya kuliah yang diterapkan adalah 1.500 euro setiap semester, yang masih tetap lebih murah daripada biaya kuliah di negara Eropa lain.

Related

International 983209682193861697

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item