Kiprah 6 Raja Media Paling Terkenal dan Berpengaruh di Indonesia (Bagian 1)


Pasca reformasi, kebebasan pers makin luas dan kekuatan media sebagai pengontrol opini masyarakat turut berkembang. Apalagi semakin didukung oleh pesatnya teknologi informasi, menjadikan masyarakat memiliki semakin banyak pilihan untuk mencari ataupun memperoleh informasi. 

Fenomena ini membuat siapapun yang mampu menguasai media informasi akan memiliki power yang besar untuk menguasai serta mengarahkan cara pandang masyarakat luas. Sehingga tak heran jika kekuasaan media kini bahkan boleh dibilang sangat kuat. Berikut ini enam raja media terkenal di Indonesia.

1. Hary Tanoesudibjo

Kepiawaian Hary Tanoe dalam berbisnis telah terlihat sejak dia masih duduk di bangku kuliah di Toronto, Kanada. Di sana, dia kerap bermain di bursa saham dan berkenalan dengan banyak investor andal.

Sepulang ke Indonesia, dengan meminjam modal dari sang ayah, Hary mendirikan PT Bhakti Investama di Surabaya. Pria kelahiran 26 September 1965 ini kemudian banyak terlibat dalam kegiatan investment banking, serta aksi merger dan akuisisi. Perusahaan-perusahaan yang bermasalah diambil alihnya, kemudian diperbaiki dan dijual kembali. 

Hary juga pintar dalam membaca peluang serta mencari sumber dana. Aksi akuisisinya tidak dilakukan dengan modal sendiri, melainkan dengan cara mencari dana dari publik melalui konsorsium ataupun penawaran saham.

Tahun 2002, Hary Tanoe bergabung dengan Bimantara Citra atau Global Mediacom, dan kemudian menjadi presiden direkturnya (Group Executive Chairman). Global Mediacom kemudian menguasai saham dari PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), yang membawahi 3 stasiun teve: RCTI, TPI (kini MNCTV), dan Global TV. 

Hary Tanoe lantas menjadi Direktur Utama dan CEO PT tersebut. Selain 3 stasiun teve itu, MNC juga memiliki PT Media Nusantara Informasi yang antara lain meliputi Harian Seputar Indonesia, Tabloid Gennie, Mom & Kiddie, dan Realita.

Kemudian dibangunnya pula rumah produksi SinemArt dan MD Entertainment, hingga situs online Okezone.com. Di samping itu, Hary Tanoe juga menjabat sebagai komisaris Indovision. 

2. Jacob Oetama

Tidak seperti tokoh lain yang biasa tampil di depan publik, Dr. (HC) Jacob Oetama tergolong low profile dan jarang diekspos. Padahal, dia adalah penguasa Kompas Gramedia Group yang membawahi sejumlah media massa terkemuka di Indonesia, seperti harian Kompas, tabloid BOLA, tabloid Nova, majalah Bobo, majalah National Geographic, hingga majalah Hai, Chip, HotGame, Otomotif, dan tentu saja toko buku Gramedia, berikut penerbitan Elex Media Komputindo. 

Jacob Oetama lahir di Magelang, 27 September 1931. Karir jurnalistiknya dimulai ketika menjadi redaktur mingguan Penabur pada tahun 1956. Lulusan jurusan Publisistik Fisipol UGM ini kemudian mendirikan majalah Intisari pada tahun 1963 bersama P.K Ojong. 

Bersama P.K Ojong pula, pada 28 Juni 1965 Jacob mendirikan harian Kompas. Pada era 1980-an, Kompas Gramedia berkembang pesat, hingga akhirnya mampu mendirikan sejumlah anak perusahaan seperti yang telah disebutkan tadi. Selain menjadi presiden direktur KG Group, Jacob juga menjabat sebagai penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN.

3. Dahlan Iskan

Pria kelahiran Magetan Jawa Timur tahun 1951 ini pernah ditunjuk sebagai direktur PLN, kemudian menjabat sebagai menteri BUMN Kabinet Indonesia Bersatu II. Gaya khasnya yang suka memakai sepatu kets ke manapun, tampil apa adanya, dan doyan bicara blak-blakan, membuat banyak orang mengidolainya. 

Sebelum menjadi dirut PLN, Dahlan adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network. Karir jurnalistiknya dimulai ketika menjadi calon reporter di sebuah surat kabar kecil di Samarinda, pada tahun 1975.

Tahun 1976, dia pindah bergabung menjadi wartawan di majalah Tempo. Tahun 1982, Dahlan Iskan mulai memimpin surat kabar Jawa Pos. Harian yang waktu itu hampir mati karena hanya beroplah 6.000 eksemplar, dalam waktu 5 tahun dibuatnya menjadi surat kabar beroplah 300.000 eksemplar.

Lima tahun berselang, Jawa Pos News Network (JPNN) dibentuk dan menjadi salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia yang memiliki 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di seluruh Indonesia. Tahun 2002, Dahlan mendirikan stasiun teve lokal JTV di Surabaya, diikuti Batam TV di Batam, dan Riau TV di Pekanbaru.

Baca lanjutannya: Kiprah 6 Raja Media Paling Terkenal dan Berpengaruh di Indonesia (Bagian 2)

Related

Figures 6109492035189804806

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item