Final Fantasy, Game yang Menyelamatkan Perusahaan dari Kebangkrutan

Final Fantasy, Game yang Menyelamatkan Perusahaan dari Kebangkrutan

Siapa yang menyangka, salah satu waralaba fenomenal yang kini sudah menelurkan 15 seri beserta seri-seri sampingannya, dan kemungkinan akan terus bertambah di masa depan, dulunya merupakan proyek yang jadi harapan terakhir bagi Square Enix, sang pengembang game Final Fantasy.

Sebagai awalan, perusahaan Square dan Enix dulunya merupakan pengembang game yang saling bersaing. Square didirikan pada 1983 oleh Masafumi Miyamoto, dan menjadi salah satu developer video game yang sukses pada masa itu. Tak lama kemudian, Miyamoto mulai membentuk perusahaan Square Co, Ltd. pada 1986. Di tahun 1989, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Squaresoft.

Sementara perusahaan Enix lebih dulu didirikan pada 1975 oleh Yasuhiro Fukushima, arsitek yang berpindah profesi sebagai wirausahawan. Tak hanya merilis video game, Enix juga menggarap judul-judul anime dan manga. Baru kemudian pada tahun 2003, atas dasar potensi kerjasama yang cukup besar, keduanya memutuskan untuk merger dan menjadi Square Enix sampai sekarang.

Square Enix merupakan developer pertama yang memasuki industri game dan membuat game-game RPG sederhana untuk Famicom Disk System (FDS). FDS adalah sebuah perangkat berbasis disk, dan digunakan untuk Family Computer atau Famicom, yang istilah internasionalnya adalah Nintendo Entertainment System.

Dan untuk Final Fantasy, awalnya game ini tercipta pada tahun 1987 karena sebuah keputusasaan, dimana peminat FDS sudah mulai menurun dari tahun ke tahun. Hal ini sangat berpengaruh kepada Square, karena terancam bangkrut karena mengalami krisis finansial.

Di tengah keputusasaan, seorang desainer Square, yaitu Hironobu Sakaguchi, bersikeras membuat proyek game berupa game fantasy RPG berbasis turn-based untuk Famicom dan berbasis Cartridge, yang terinspirasi dari game Dragon Quest milik Enix.

Proyek ini juga merupakan usaha terakhir agar bisa bangkit dari jurang kebangkrutan, di mana Sakaguchi berencana untuk pensiun setelah membuat game terakhir ini apabila nantinya game tersebut ternyata gagal di pasaran. 

Bisa dikatakan game ini merupakan "fantasi terakhir" sang kreator dan developer yang kelak menentukan masa depan mereka. Oleh sebab itu, proyek game tersebut dinamakan Final Fantasy.

Tanpa disangka, harapan terakhir mereka ini laris manis di pasar. Game terjual 400.000 kopi untuk versi Famicom, dan untuk versi NES terjual hingga 700.000 kopi. Kesuksesan yang tak disangka ini membuat developer mempertahankan formula game mereka dan mengimprovisasinya.

Related

Entertainment 8785160652416679262

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item