Tips Sukses: Menunda Kesenangan Hari Ini demi Kesuksesan Hari Esok

Tips Sukses: Menunda Kesenangan Hari Ini demi Kesuksesan Hari Esok

Profesor Angela Duwckworth, dalam karyanya yang berjudul GRIT (Duckworth, 2016), menulis, “kecakapan mempraktikkan delayed gratification skills merupakan salah satu kecakapan kunci untuk meraih sukses masa depan, termasuk sukses finansial.” 

Beragam studi empirik yang telah dilakukam juga menjukkan kesimpulan serupa: para responden yang mampu menunjukkan delayed gratification skills yang tangguh, beberapa tahun kemudian terbukti lebih sukses menjalani hidupnya, dibanding yang gagal mempraktikkan delayed gratification skills.

Delayed gratification skills adalah kecakapan untuk mau menunda kesenangan hari ini, demi sukses hari esok. Dengan kata lain, kecakapan ini adalah kesediaan seseorang untuk berjibaku menjalani proses yang sulit, membutuhkan durasi lama dan acapkali amat membosankan, serta penuh hambatan yang tidak mudah diatasi, demi meraih hasil akhir yang diharapkan.

Tak banyak orang yang bisa menjalani delayed gratification skills dengan baik. Sebaliknya, banyak orang yang justru terjebak dalam budaya instant gratification – atau ingin mendapatkan semuanya dengan serba cepat.

Tak banyak orang yang mau menjalani proses yang panjang dan rumit, serta membutuhkan konsistensi dan fokus mendalam, demi mendapatkan hasil akhir yang diharapkan. Sejumlah orang ingin menghasilkan sesuatu secepat mungkin, kalau bisa tanpa melalui proses yang sulit dan membosankan.

Contoh konkrit. Misal untuk menguasai sebuah skills – katakan skills untuk melakukan Google Marketing, atau skills menulis buku, atau skills untuk ahli dalam bidang pekerjaan yang ditekuni – pasti ada beragam proses rumit yang mesti dijalani, dan acapkali membosankan, dan karena itu butuh ketekunan ekstra.

Misal dalam proses ini seseorang harus membaca buku panduan yang tebalnya 100-an halaman. Sayangnya, anak muda yang telah terbiasa scroll-scroll layar hape sekarang makin sulit membaca makalah 100 halaman dengan tekun dan mendalam. Mereka mudah bosan, akibat sel sarafnya sudah terlatih untuk serba bergegas dan bergerak dengan cepat dari satu konten ke konten lainnya.

Proses lain yang mungkin harus dijalani adalah mempraktikkan apa yang sudah dia baca, berulangkali tanpa kenal lelah. Proses praktik ini mungkin juga tidak mudah dilakukan, dan acapkali gagal memberikan hasil sesuai harapan, sehingga proses praktik harus diperbaiki dan diulang lagi, demikian seterusnya dalam durasi yang panjang dan melelahkan.

Proses panjang semacam itu adalah bentuk nyata dari delayed gratification skills, dan kini mungkin tak banyak orang yang mau menjalaninya dengan konsisten. Sebagian orang ingin hasil yang cepat dan serba instan – persis seperti saat main hape yang bisa menghadirkan instant gratification.

Contoh dari mentalitas instan secara nyata mungkin bisa ditemui dalam kasus seperti ini. Misal ada orang yang membuat website untuk berjualan secara online, dan dia berharap hanya dalam hitungan hari, website-nya langsung ramai dikunjung ribuan visitor dan produknya laku. 

Faktanya, untuk bisa meraih pengunjung website hingga seribu per hari, acapkali dibutuhkan waktu antara 6 hingga 9 bulan lamanya, itu pun disertai dengan strategi konten yang tekun tiap hari.

Atau contoh lain. Ada orang yang membuat akun Instagram untuk menjual jasa keahliannya. Dia berharap akunnya bisa langsung di-follow ribuan followers dalam hitungan minggu. Faktanya, butuh berbulan-bulan lamanya untuk bisa mendapatkan ribuan followers, dan itu pun disertai proses upload konten yang menarik tiap hari, diulangi selama berbulan-bulan.

Saat menghadapi proses yang panjang, sulit dan membosankan semacam itu, sejumlah orang kadang menyerah, sebab memang mentalitasnya ingin selalu mendapatkan hasil bagus secepat mungkin. Orang-orang semacam ini tidak terlatih untuk menjalani proses yang panjang, rumit dan membosankan; sebab mereka sudah terbiasa dengan pola instant gratification ala smartphone.

Karena jebakan instan gratification, sejumlah orang berharap bisa meraih apa yang disebut “overnight success” atau sukses dalam hitungan sekejap. Padahal tak pernah ada overnight success. Yang dari luar tampak sukses secara cepat, sesungguhnya dibangun melalui proses panjang yang melelahkan, dan tak banyak dilihat orang.

Pendeknya, delayed gratification skills atau kecakapan menunda kesenangan hari ini demi sukses hari esok, adalah salah satu pilar kunci untuk jadi kaya dengan pelan-pelan. Sesungguhnya prinsip menjadi kaya secara pelan-pelan memang sebangun dan sejalan dengan prinsip delayed gratification skills. Sebab memang tidak ada sukses finansial yang bisa diraih secara instan.

Segenap sukses finansial butuh kesediaan menjalani proses yang panjang dan melelahkan.

Related

Inspiration 3462134041677319526

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item