Ustadz Fahmi Salim Menjawab Ceramah Buya Syakur (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Ustadz Fahmi Salim Menjawab Ceramah Buya Syakur - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Ditegaskan juga oleh ust Fahmi Salim, jika tidak ada perseteruan konflik aqidah antara ahlus sunnah dan syiah, bukan semata-mata karena persoalan aqidah, tapi karena penyimpangan mereka dari Al-Qur’an, dan itu sepakati oleh ulama besar.

Kelima, di menit ke-17, Buya Syakur jelas mengindikasikan Sayyidah Khadijah RA pengikut nasrani, dengan bukti tidak mau dimadu (anti poligami) dan konsultasi ke pendeta Waroqoh bin Naufal.

“Tidak benar Khadijah disebut beragama Nasrani. Karena Khadijah wanita yang pertama secara mutlak beriman kepada risalah nabi Muhammad,” kata Ust Fahmi Salim.

Ditegaskan pula oleh ust Fahmi Salim, Khadijah tidak bisa dikaitkan dengan poligami, karena syariat poligami itu nanti adanya di Madinah. Jadi tak ada kaitannya dengan Nabi tidak berpoligami ketika Khadijah masih hidup. “Sebab pernikahan, hukum poligami itu nanti di Madinah setelah hijrah,” ungkap ust Fahmi.

Keenam, menit ke-21, disampaikan bahwa gambar Yesus ada di dalam Ka’bah serta dijaga dan dilindungi oleh Nabi Muhammad.

Ust Fahmi Salim mengatakan betul, memang ada dua sumber mengenai hal tersebut. Tapi saat ini hal demikian sudah tidak ada lagi. Sebab, atas perintah Rasulullah, semua gambar, patung, berhala-berhala, sudah dihancurkan. Dan gambar-gambar itu sudah dihapus ketika peristiwa Fathu Makkah (Pembebasan Makkah). “Dan memang Makkah itu bukan tempat peribadatannya kaum Nasrani sepanjang zaman,” beber Ust Fahmi.

Jadi, kata ust Fahmi, tidak benar kalau ada riwayat yang menjadi landasan  menyatukan semua agama. “Ka’bah, gambar Yesus bunda Maria, lalu kita sama-sama sembah, nauzubillah. Itu adalah sangkaan opini yang bathil, 100 persen bathil,” tegasnya.

Jangankan Ka’bah, lanjut ust Fahmi, masjid saja tidak boleh ada unsur kesyirikan. Semua masjid dibangun hanya untuk mengesakan Allah. Dan tidak boleh kita menyembah selain Allah.

Dalam banyak riwayat juga tidak ada, tidak terbukti, bahwasanya Rasulullah membiarkan, melesatarikan ada satu gambar yang menunjukkan itu nanti membawa kebenaran semua agama sama, dan kita bisa sama-sama menyembah Tuhan yang sama.

Kemudian, ketujuh, di menit ke-21 detik 51. Dikatakan bahwa Sayyidina Umar RA mengusir habis umat Yahudi dari Jaziarah Arab. Ust Fahmi menjelaskan bahwa setelah benteng Khaibar terakhir dirobohkan oleh pasukan kaum muslimin, Yahudi sudah diusir. Tapi memang puncaknya di zaman khalifah Umar bin Khattab.

“Nah, di masa Umar barulah dibersihkan, Yahudi dari Jazirah Arab. Karena menjalankan wasiatnya Rasulullah, tidak boleh ada dua agama berkumpul di Jazirah,  kalau ini adalah negeri Islam, harus bersih murni untuk ajaran Islam. Karena saat itu puncak kemenangan Islam, menaklukkan Persia, Romawi itu di zaman Umar. Jadi wajar, jadi tidak ada kaitannya dengan Nazi, Hitler dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Ust Fahmi menambahkan, adapun pernyataan kontroversi lainnya ada di menit ke-27, 29, 31, 35, 37, 38, 39, 40, 41. Itu semua soal bersilat lidah. Akar kata etimologi kafir yang tidak menunjukkan keluar dari agama Islam, atau tidak bersyahadat (bersaksi).

Ini, menurut ust Fahmi, sebagai perang terminologi. Perang istilah. Seperti kita dilarang mengatakan kafir kepada non-muslim, kafir hanya untuk orang musyrik, dan itu hanya zaman jahiliyah sebelum Rasulullah datang.

Padahal, sambung ust Fahmi dalam Al-Qur’an, surat Al-Baynah, orang kafir dibagi menjadi dua. Ada ahlul kitab dan ada orang musyrik. Begitu juga dalam surat Al-Baqarah ayat 105. “Jadi Yahudi dan Nasrani itu disebut kafir juga,” terangnya.

“Islam dan Al-Qur’an sangat kuat dalam masalah terminologi, tidak bisa diubah dengan keinginan subjektif,” jelasnya.

Di akhir, ditegaskan ust Fahmi, inti dari semua isi ceramah Buya Syakur Yasin adalah menetralisir aqidah Islam. “Bahwa Islam itu adalah satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang dirahmati oleh Allah. Berbeda dari Ahlul Kitab, berbeda dari Yahudi dan Nasrani. Itu adalah ciri radikalisme, kalau ada umat Islam seperti itu berarti dia umat Islam yang radikal,” ujarnya.

“Maka dengan ceramahnya itu semua, dia ingin menyatakan pusat radikalisme itu justru ada pada ajaran Islam. Seperti yang dipahami oleh ulama dan pewaris nabi sepanjang zaman,” tutup ust Fahmi. 

Related

Indonesia 8302175731937764664

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item