Ribut-ribut Soal Pelaporan Ganjar Pranowo oleh Sugeng Teguh (Bagian 2)


Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Ribut-ribut Soal Pelaporan Ganjar Pranowo oleh Sugeng Teguh - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Sugeng menegaskan dirinya seorang politisi yang berjiwa independen. "Ini harus saya klarifikasi semuanya ya, jadi saya ini seorang politisi yang berjiwa independen. Saya tidak akan tunduk pada sikap-sikap partai yang tidak seturut dengan nilai-nilai ideologis yang diperjuangkan, tapi saya akan nurut ketika nilai-nilai ideologis itu diwujudkan," ujar Sugeng.

Ia menjelaskan, saat dirinya bergabung ke PSI, partai berlambang mawar putih tersebut masih partai kecil.

"Jadi ketika saya ditunjuk sebagai Ketua PSI Bogor, saya melihat PSI sebagai partai yang masih kecil waktu itu, memiliki kesamaan platform di dalam hal ideologi yakni dalam soal toleransi, kesetaraan, pluralisme dan anti korupsi," kata Sugeng.

Karena kesamaan platform itu, Sugeng pun dianggap cocok menjadi Ketua DPD PSI Kota Bogor. "Saya terima (sebagai Ketua DPD PSI Kota Bogor), tapi sebagai kader tidak," ujar Sugeng.

Sugeng juga menegaskan bahwa IPW bukan subordinasi dari PSI.

"Kalau dikader kan, saya harus (menjadi) anak ideologis. Saya gak pernah dikader oleh PSI. Bahkan kalau saya mau bilang, ketika PSI dibentuk, para pimpinan PSI itu mungkin mereka masih remaja. Saya sudah berjibaku di bawah, membela tiga isu itu ya. Jadi ini ya, bahkan kalau sekarang PSI Ketuanya Bro Kaesang, saya bisa kader dia, untuk bisa saya latih bagaimana sesungguhnya membela rakyat," ujar Sugeng.

Sugeng juga mengklaim bahwa dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Kota Bogor dari PSI dalam pemilu kali ini. "Saya terpilih sebagai anggota PSI yang mendapatkan kursi loh ya. Saya terpilih, jadi saya punya jabatan baru nanti sebagai anggota dewan," ujar Sugeng.

Terkait dengan pelaporan dugaan gratifikasi ganjar ke KPK, Sugeng mengaku sudah merencanakan hal ini bahkan sejak sebelum pencoblosan Pilpres 2024 digelar. Dalam pengakuannya, Sugeng menyebut telah merencanakan sejak 10 bulan lalu. Namun, Sugeng mengurungkan niat untuk melaporkan lebih dini lantaran kala itu Ganjar masih dalam proses pendaftaran sebagai capres dalam Pilpres 2024.

"IPW mendapat laporan pengaduan masyarakat itu tidak salah 10 bulan yang lalu. Tapi kan saya menahan diri, karena waktu itu sedang mau ada proses pencapresan (Ganjar)," kata Sugeng, Rabu (6/3/2024).

Ia pun mengaku siap menerima segala risiko pelaporan ini. Termasuk jika dirinya dituntut balik jika Ganjar tidak terbukti melakukan gratifikasi. "Saya melapor juga bukan tanpa risiko. Apabila laporan itu tidak kena, saya bisa dituntut balik, dan saya harus siap menghadapi itu," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, mengatakan modus dugaan gratifikasi yang dilaporkan berupa cashback. "Jadi pertama (inisial) S, mantan Dirut Bank Jateng 2014-2023, kemudian juga GP."

"IPW melaporkan adanya dugaan penerimaan gratifikasi dan/atau suap yang diterima oleh Direksi Bank Jateng dari perusahaan-perusahaan asuransi yang memberikan pertanggungan jaminan kredit kepada kreditur Bank Jateng. Jadi istilahnya ada cashback," kata Sugeng kepada wartawan, Selasa.

Sugeng mengungkapkan, nilai cashback diperkirakan jumlahnya 16 persen dari nilai premi. Cashback 16 persen itu dialokasikan ke tiga pihak.

"Lima persen untuk operasional Bank Jateng baik pusat maupun daerah, 5,5 persen untuk pemegang saham Bank Jateng yang terdiri dari pemerintah daerah atau kepala-kepala daerah, yang 5,5 persen diberikan kepada pemegang saham pengendali Bank Jateng yang diduga adalah kepala daerah Jawa Tengah dengan inisial GP," ucapnya.

Sugeng menyebut, pemegang saham pengendali Bank Jateng adalah Gubernur Jateng yang dalam periode itu adalah Ganjar Pranowo. Ia menduga, perbuatan itu dilakukan dalam kurun waktu 2014-2023.

Juru Bicara KPK, Ali Fikri membenarkan adanya laporan tersebut. "Setelah kami cek, betul ada laporan masyarakat dimaksud. Kami segera tindaklanjut dengan verifikasi lebih dahulu oleh bagian pengaduan masyarakat KPK," tuturnya.

Sementara Ganjar Pranowo membantah tuduhan yang dilayangkan IPW. "Saya tidak pernah menerima pemberian atau gratifikasi dari yang dia tuduhkan," kata Ganjar saat dikonfirmasi di Jakarta pada Selasa (5/3/2024).

Related

News 6979234684795663997

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item