Rahasia Ajaib yang Membuat Burung Tak Pernah Tersesat

Rahasia Ajaib yang Membuat Burung Tak Pernah Tersesat

Naviri Magazine - Burung-burung melakukan perjalanan dengan cara terbang, karena mereka memiliki sepasang sayap untuk melakukannya. Ada burung-burung yang terbang dalam jarak dekat, ada pula burung-burung yang terbang dalam jarak jauh.

Jarak yang ditempuh burung dalam perjalanan terbang sering sampai berkilo-kilo meter jauhnya. Namun, yang menakjubkan, mereka tidak pernah tersesat, dan selalu bisa kembali ke sarang dengan selamat.

Bagaimana keajaiban itu bisa terjadi?

Pengetahuan burung untuk menavigasi lokasi ternyata telah diselidiki beberapa ilmuwan selama beberapa dekade terakhir.

Setelah sekian lama, akhirnya para ilmuwan mengetahui kemampuan navigasi burung muncul berkat protein khusus di matanya yang sensitif terhadap cahaya biru, yang membantu burung mendeteksi medan magnet bumi.

Medan magnet bumi digunakan burung, layaknya peta untuk menentukan arah yang harus mereka tuju. Dilansir Science News, terungkap ada dua temuan yang membuktikan teori baru ini.

Studi pertama yang terbit di Current Biology mempelajari burung robin eropa, dan temuan kedua yang terbit di Journal of the Royal Society Interface mempelajari burung pipit zebra.

Kedua temuan itu menyebut protein peka cahaya yang ditemukan di retina burung dengan nama Cry4 (cryptochromes). Protein ini diketahui terlibat dalam ritme sirkadian atau siklus tidur biologis, dan juga bereaksi terhadap medan magnet bumi.

"Interaksi kuantum protein dapat membantu burung merasakan medan magnet," kata Atticus Pinzon-Rodriguez, ahli biologi dari Universitas Lund, Swedia, yang terlibat dalam pengamatan burung kutilang zebra.

Dalam penelitian terhadap 39 burung pipit zebra, ilmuwan menemukan protein Cry4 terus menerus ada di retina. Ini menunjukkan protein Cry4 terus diproduksi.

"Asumsi kami, burung selalu menggunakan kompasnya. Baik di siang hari atau malam," kata rekan peneliti burung kutilang zebra, Lund Rachel Muheim, yang juga ahli biologi.

Produksi protein Cry4 secara konstan juga ditemukan pada burung robin Eropa. Bahkan peneliti menemukan produksi protein semakin meningkat saat musim migrasi. Peneliti berkata Cry4 pada retina robin Eropa dapat menerima banyak cahaya yang dapat berfungsi sebagai kompas.

Hal itu mendukung gagasan bahwa kemampuan melihat medan magnet adalah kemampuan visual yang bergantung pada cahaya.

Ilmuwan yang terlibat dalam penelitian burung robin kini penasaran untuk mengamati apakah burung yang tidak memiliki protein Cry4 pada retinanya juga memiliki kompas internal. Selain itu, temuan yang berkaitan dengan protein Cry4 masih sangat dibutuhkan untuk mempelajari kemampuan burung menavigasi.

Baca juga: Apakah Gigitan Nyamuk Bisa Menularkan HIV/AIDS?

Related

Science 1324295681397748689

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item